yang berasal dari daratan melalui aliran permukaan ke laut runoff. Bierkeland 1997, dalam Connel dan Miller, 1984 melaporkan salah satu senyawa toksin
yang dapat terurai akibat perubahan pH adalah Pestisida Chloropyrifos yang dapat menurunkan kemampuan penempelan dan metamorfosis rekrutmen karang
4.3.3 Kecerahan Perairan
Kecerahan perairan terkait dengan jumlah total padatan tersupensi dalam suatu kolom air. Pada kejadiannya di alam nilai padatan tersuspensi akan
berbanding terbalik dengan kecerahan perairan yaitu semakin tingginya nilainya, kecerahan perairan semakin rendah dan sebaliknya. Total, distribusi dan
transportasi padatan tersuspensi sangat tergantung pada jarak dengan sumbernya dan kondisi fisik perairan. Pada perairan dangkal dan dekat dengan
daratanpesisir, akibat arus dan turbulensi, padatan tersuspensi tidak hanya berasal dari tempat lain, namun juga dapat terangkat dari dasar perairan sehingga
menurunkan nilai kecerahan. Sebaran dan total padatan tersuspensi secara langsung dan tidak langsung
akan mempengaruhi biota laut. Secara langsung berpengaruh terhadap aktifitas fisik dan mekanik biota laut dan secara tidak langsung akan menghalangi
penetrasi cahaya matahari yang berdampak terhadap proses fotosintesis dan kadar oksigen terlarut dalam perairan. Pada kasus lain dampak padatan tersuspensi juga
terlihat pada laju endapan sedimentasi pada dasar perairan terutama terhadap biota bentik sessil seperti karang dan biota bentik lainnya Tomascik, 1991.
Hasil pengukuran kecerahan perairan pada ST1-pari menunjukan adanya variasi pada setiap bulan pengamatan. Secara umum nilai kecerahan semakin
menurun selama bulan pengamatan, walaupun terjadi fluktuatif dengan kisaran tertinggi mencapai 14 meter pada saat T0 dan terendah adalah 5 meter pada saat
T6. Kondisi kecerahan yang sama juga terlihat pada Stasiun ST2-tikus yaitu cenderung menurun selama bulan pengamatan walaupun terjadi kenaikan saat
akhir pengamatan. Nilai kecerahan paling tinggi mencapai 17 meter pada waktu T1 dan nilai paling rendah yaitu 8 meter pada waktu T3 dan T6. Hal ini
mengindikasikan bahwa kecerahan perairan pada Stasiun ST1-pari lebih rendah dibanding ST2-tikus, namun menunjukan pola yang sama yaitu cenderung
menurun selama pengamatan. Disamping itu kedua stasiun juga menunjukan puncak kecerahan yang sama yaitu pada saat T0-T1 dan T4-T5 dan menurun saat
T2-T3 dan T5-T6. Hasil pengukuran kecerahan ini relatif tidak berbeda dengan pengukuran Rudi 2006 pada lokasi yang sama yaitu 8,3 – 9,2 meter namun
cenderung tidak berfluktuatif. Nilai kecerahan mencapai nilai terendah pada awal Musim Timur dan Peralihan Musim Timur-Barat karena tingginya sedimen
dalam perairan aibat runoff dari daratan karena tingginya curah hujan.
Gambar 5 . Kecerahan m perairan pada kedua stasiun penelitian
selaman bulan pengamatan
4.3.4 Arus Permukaan