4.2 Gambaran Kondisi Perairan
Perairan gugus Pulau Pari termasuk dalam Gugusan Kepulauan Seribu dengan tipe perairan dangkal pesisir dengan kedalam berkisar antara 15-40 meter.
Termasuk perairan pedalaman semi terbuka yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan pesisir di sepanjang Teluk Jakarta dan Utara Banten serta gerakan
massa air dari Laut Cina Selatan dan Timur Indonesia. Tipe perairan seperti ini sangat dinamis dan turbulensi tinggi sehingga kualitas perairan sangat dipengaruhi
oleh substrat dasar perairan, kondisi lokal geologisnya dan pengaruh aktifitas dan pengembangan di daratan dan pulau-pulau kecil sekitarnya .
Tipe perairan gugus Pulau Pari telah memberikan karakteristik pola oseanografi secara lokal antara lain pola arus, gelombang dan pasut serta kondisi
oseanografi lainnya. Pola arus secara umum menjadi bagian pola arus Perairan Indonesia yaitu sangat terpengaruh oleh musim yaitu Musim Barat dan Musim
Timur dan peralihan diantaranya. Pada kasus lokal arus di Gugus Pulau Pari sangat tergantung oleh kondisi fisik pulau, pasang surut dan gelombang. Secara
umum arus yang melewati perairan Pulau Pari memiliki kecepatan rata 20-40 cm dan dipengaruhi oleh pola musim baik kecepatan maupun arahnya. Pada Musim
Barat kecepatan arus cenderung lebih tinggi sedangkan pada Musim Timur terjadi penurunan berkisar antara 12-64 cmdt. Kondisi lokal ini akan menghasilkan
pola-pola arus spesifik di setiap sisi pulau. Kekuatan arus dan pergantian massa air lebih tinggi pada sisi Utara-Barat dibanding sisi Timur-Selatan terutama saat
musim Peralihan Barat dan Musim Barat. Kedalama perairan serta kondisi fisik berupa selat serta perairan yang lebih terbuka merupakan faktor lokal yang sangat
berpengaruh terhadap pola arus tersebut. Gelombang sangat berperan terhadap keterlarutan gas dalam perairan serta
perpindahan material tersuspensi dalam massa air. Disamping itu pada perairan dangkal gelombang berdampak terhadap turbulensi dan memberikan tekanan pada
massa air terhadap substrat dasar perairan. Besarnya pengaruh gelombang sangat ditentukan oleh frekuensi dan ketinggiannya. Tinggi gelombang di perairan
Kepulauan Seribu berkisar anatar 0,05 – 1,03 meter dengan frekuensi 2,13 – 5,52 detik. Pada saat Musim Barat tinggi gelombang dapat mencapai 0,5 – 1,5 meter
dan pada Musim Timur lebih rendah yaitu 0,5 – 1,0 meter.
Pasang surut merupakan gerakan massa air secara teratur yang disebabkan oleh adanya gaya tarik bulan dan matahari. Tipe pasut di Kepulauan Seribu
adalah harian tunggal dengan kedudukan air terendah dan tertinggi adalah 0,6 dan 0,5 meter di bawah duduk tengah. Tunggang air saat perbani mencapai 0,9 meter
sedangkan saat pasang mati mencapai 0,2 meter dengan tunggang tahunan 1,1 meter. Gaya pasang surut air laut menyebabkan terjadi pergerakan massa air yang
sangat berperan terhadap distribusi dan transportasi padatan tersuspensi. Disamping itu berdampak terhadap turbulensi dan pengadukan dasar perairan
pada daerah dangkal terumbu karang.
4.3 Kondisi Fisika-Kimia Perairan