pada Stasiun1-pari memiliki kemampauan bertahan hidup lebih tinggi yaitu 50 dibanding ST2-tikus yaitu 50. Berbeda dengan bentuk koloni
branching, pada Stasiun ST1-pari memiliki kemampuan bertahan hidup lebih rendah yaitu 50 dengan kisaran 20-40 sedangkan Stasiun ST2-tikus 50
dengan kisaran 60-80. Kemampuan bertahan hidup pada kedua stasiun berdasarkan kelas ukuran
menunjukan kondisi yang berbeda untuk koloni massive dan relative sama pada koloni branching. Pada koloni massive di Stasiun ST1-pari, kelas ukuran small
memiliki kemampuan hidup paling tinggi diikuti ukuran middle dan paling rendah large, berbeda dengan Stasiun ST2-tikus kemampuan bertahan hidup paling tinggi
adalah ukuran large berikutnya middle dan terendah small. Pada koloni branching kemampuan bertahan hidup menunjukan pola yang sama yaitu paling rendah ada
pada ukuran middle.
4.6 Laju Pertumbuhan Rekrutmen Karang
Pertumbuhan koloni membantu dalam penilaian perkembangan rekrutmen karang yang bertahan hidup setelah penempelan. Salah satu bentuk penilaiannya
adalah dengan mengukur laju pertumbuhan koloni yang dapat dibandingkan berdasarkan kelas ukuran dan bentuk koloni dan stasiun yang berbeda.
Gambar 12 . Laju pertumbuhan rekrutmen karang pada kedua stasiun
penelitian selama bulan pengamatan
Hasil pengukuran laju pertumbuhan rekrutmenkarang pada kedua stasiun bervariasi menurut waktu yaitu cenderung meningkat pada awal Musim Timur
Mei-Juli dan menurun pada akhir Musim Timur Juli-Agustus. Perubahan laju pertumbuhan ini terlihat sangat signifikan dan diprediksi akan terus menurun
sampai Musim Peralihan dari Musim Timur ke Musim Barat r
hit
ST1-pari = 0,5 dan r
hit
ST2-tikus = 0,74 pada tingkat kesalahan 5. Perubahan ke Musim Timur akan berdampak terhadap kondisi fisik perairan terutama arus, sedimentasi
dan kandungan nutrien. Peningkatan laju sedimentasi menghalangi laju pertumbuhan rekrutmen karang antara lain pembatasan substrat yang ditutupi
sedimen serta penutupan bagian koloni oleh sedimen. Sedimentasi tinggi biasanya diikuti oleh penignkatan kandungan nutrien terutama Posfat yang
berdampak terhadap pertumbuhan biota bentik lainnya seperti algae kompetitor. Hasil pengukuran laju pertumbuhan pada ST1-pari menunjukan adanya
perbedaan laju pertumbuhan antar bentuk koloni dan juga antar kelas ukuran. Pada Gambar12 dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan koloni karang bercabang
untuk setiap ukuran lebih tinggi dibanding karang massive kecuali ukuran medium. Laju petumbuhan tertinggi pada koloni massive yaitu 0,44 mmbulan
terjadi pada kelas ukuran small, sedangkan pada koloni branching mencapai 0,92 mmbulan pada ukuran large.
ST1-pari ST2-tikus
Gambar 13 . Laju pertumbuhan rekrutmen karang berdasarkan kelas ukuran dan
bentuk koloni pada kedua stasiun penelitian
Laju pertumbuhan paling rendah adalah 0,136 mmbulan pada koloni branching, sedikit lebih tinggi pada koloni massive yaitu 0,328 mmbulan. Pola
pertumbuhan pada koloni massive menunjukan kecenderungan lebih tinggi pada ukuran small dan berturut-turut menurun pada ukuran medium dan large. Berbeda
dengan koloni massive, pada koloni branching pola pertumbuhan menunjukan kecenderungan lebih tinggi pada ukuran large diikuti small dan ukuran midle
paling rendah. Hal ini dapat dipahami sebagai respon dari dimensi dan orientasi pertumbuhan koloni dimana pada koloni massive cenderung radial ke segala arah
sedangkan pada branching ada tambahan pertumbuhan ke atas dan pembentukan percabangan. Anomali pertumbuhan yang melambat pada koloni branching saat
ukuran midle disebabkan oleh mulainya pertumbuhan ke atas dan pembentukan cabang, sementara itu pertumbuhan radial mulai berkurang dan terhenti. Pada
ukuran large pertumbuhan kesegala melalui percabangan terjadi sehingga meningkatkan laju pertumbuhan pada saat ukuran ini.
Laju pertumbuhan rekruitment karang pada Stasiun ST2-tikus berbeda menurut bentuk koloni dan kelas ukuran. Rekruitment karang dengan bentuk
koloni bercabang memiliki laju pertumbuhan lebih tinggi dibanding koloni branching dan terjadi pada semua kelas ukuran. Pada koloni massive laju
pertumbuhan tertinggi dicapai saat ukuran small yaitu 0,31 mmbulan dan untuk koloni branching terjadi saat ukuran large yaitu 2,04 mmbulan. Sebaliknya
pertumbuhan terendah pada koloni massive dicapai saat ukuran large yaitu 0,24 mmbulan sedangkan pada koloni branching terjadi pada ukuran small yaitu 0,9
mmbulan. Hal ini menujukan pola laju pertumbuhan yang berbanding terbalik antara koloni massive dan branching dilihat dari kelas ukuran yang berbeda. Pola
seperti ini mengindikasikan adanya dimensi dan orientasi pertumbuhan yang berbeda antara massive dan branching. Pertumbuhan yang terus berkembang
secara radial pada massive dan pertumbuhan ke atas dan pembentukan cabang pada branching seiring pertambahan waktu dan ukuran koloni.
Pengukuran laju pertumbuhan rekrutiment karang pada Stasiun ST2-tikus menunjukan pola yang sama dengan ST1-pari yaitu berbeda menurut bentuk
koloni dan kelas ukuran. Hal lain yang menunjukan kecenderungan yang sama adalah tingkat pertumbuhan yaitu lebih tinggi pada koloni bercabang dibanding
koloni massive. Pola pertumbuhan yang berbeda terlihat pada nilai laju pertumbuhan yaitu relatif lebih tinggi pada Stasiun ST2-tikus untuk koloni
bercabang yaitu sampai 0,24 mmbulan sedangkan pada ST1-pari 0,92 mmbulan. Sebaliknya untuk koloni massive laju pertumbuhan tertinggi pada Stasiun ST1-
pari yaitu 0,44 mmbulan dibanding Stasiun ST2-pari yaitu 0,31 mmbulan. Kondisi seperti ini lebih disebabkan oleh kondisi lokal lingkungan perairan
masing-masing stasiun pengamatan seperti kualitas air, pola arus dan sedimetasi serta kondisi geografisnya.
4.7 Kompetisi, Predasi, Penyakit dan Biota Assosiasi