Kerangka Berpikir IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INTEGRASI INTERKONEKSI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN

pada pengembangan sikap dan praktik keagamaan, peningkatan moralitas dan kemandirian dalam hidup. Sekolah berbasis pesantren merupakan sekolah yang bekerjasama ataupun berhubungan langsung dengan pesantren. Ada dua jenjang sekolah yang berhubungan dengan Pondok Pesantren As Salafy Al Asror, yaitu MTs Al Asror jenjang SMP dan MA Al Asror jenjang SMA. Penelitian ini dilaksanakan di MA Al Asror, yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang dikombinasikan dengan system pendidikan pesantren yaitu metode sorogan, bandongan, dan takror. Implementasi pada penelitian ini yaitu pembelajaran fisika dengan pendekatan integrasi interkoneksi menggunakan metode Ceramah Integrsai Interkoneksi, EEP, dan SGII.

2.5 Kerangka Berpikir

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, pembelajaran fisika di MA Al Asror masih mengalami masalah yang menghambat tercapainya hasil maksimal, salah satunya adalah kurangnya kemandirian belajar siswa. Selain itu, pembelajaran di MA AL Asror juga masih cenderung mengkotak-kotakkan ilmu dari disiplin ilmu lainnya, khususnya ilmu fisika yang belum dikaitkan dengan ilmu agama sebagaimana basis dari MA Al Asror, yaitu Sekolah Berbasis Pesantren. Diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat mengintegrasikan fisika dengan agama kemudian mengkaitkannya dengan disiplin ilmu lainnya yang dapat menumbuhkan kemandirian belajar siswa. Salah satu alternatif tersebut yaitu dengan mengimplementasikan metode pembelajaran dengan pendekatan integrasi interkoneksi. Penelitian ini menggunakan beberapa metode pembelajaran, antara lai Metode Ceramah Integrasi Interkoneksi Cermin, Metode EEP Experience Experience Program, dan Metode SGII Study of Group Integrasi Interkoneksi. Pembelajaran fisika yang akan dilakukan adalah siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan lima orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Siswa yang terlibat dalam pembelajaran dengan metode EEP dan Metode SGII dianggap lebih berkompeten, memiliki kecakapan sosial saat bekerjasama dengan siswa lain serta memiliki kemandirian yang tinggi. Setiap kelompok melakukan percobaan dan diskusi secara mandiri dengan berbantuan LDS Lembar Diskusi Siswa dan bahan ajar yang berkonten pendekatan integrasi interkoneksi. Ada hal penting yang harus diperhatikan siswa dalam percobaan dan diskusi, yaitu setelah melakukan percobaan siswa tidak hanya berdiskusi tentang masalah fisika saja. Siswa diharapkan mampu menghubungkan sebuah ayat Al Qur‟an dengan materi. Kemudian salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah itu, guru menjelaskan materi dan konsep yang sebenarnya dengan metode ceramah, dimana ceramah tersebut pada akhirnya bertujuan melihat diri kita sendiri dengan kata lain mengintrospeksi diri metode ceramah integrasi interkoneksi dan menyadarkan bahwa kekuasaan Allah begitu besarnya. Skema pembelajaran fisika dengan pendekatan integrasi interkoneksi ditunjukkan pada Gambar 2.6 Gambar 2.6 Skema pembelajaran fisika dengan pendekatan integrasi interkoneksi Pembelajaran ini mempunyai makna penting bagi siswa antara lain di dalam kegiatan bersama, siswa belajar mengatur diri sendiri untuk bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan masalah. Melalui kerja kelompok, maka akan muncul interaksi positif yang pada akhirnya dapat membentuk kemandirian, kepercayaan diri, rasa tanggung jawab, dan pengembangan daya kreatif. Penelitian ini menggunakan rancangan Experimental Design. Pengambilan sampel secara purposive sampling, yaitu kelas yang di dalamnya terdapat siswa yang berasal dari pesantren lebih banyak daripada kelas lainnya. Sebelum diberikan perlakuan kelas diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa menggunakan angket kemandirian belajar dan tes pemahaman materi. Kemudian pada akhir pelaksanaan, kelas diberikan posttest menggunakan angket kemandirian belajar dan tes pemahaman materi. Dari pretest dan posttest tersebut, dapat diketahui sejauh mana pembelajaran fisika dengan pendekatan integrasi Fisika Agama KALOR Sains Biologi , Kimia Teknol ogi Sejarah Lingkun gan Akidah Akhlak interkoneksi dapat menumbuhkan kemandirian belajar siswa. Bagan kerangka berpikir penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Hasil Observasi, Pembelajaran yang ada : - Hanya berpedoman pada satu buku yang hanya menjelaskan materi tanpa mengaitkannya dengan agama dan kehidupan sehari-hari - Masih monoton dan hanya berpusat pada guru, sehingga aktivitas siswa kurang - Belum memotivasi kemandirian belajar siswa Pembelajaran fisika dengan pendekatan integrasi interkoneksi yang menghubungkan fisika dengan agama dan ilmu lain sehingga bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Implementasi pembelajaran fisika dengan pendekatan integrasi interkoneksi di MA Al Asror - Menggunakan perpaduan antara strategi pembelajaran individu dan kelompok - Dengan menerapkan metode „Cermin Ceramah Integrasi Interkoneksi‟ serta metode EEP Experience Experimen dan SGII Study Group of Integration Interconnection Pemahaman materi dengan ilmu pengetahuan dan keimanan sehingga konsep fisika dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari Peningkatan kemandirian belajar siswa

2.6 Hipotesis Penelitian