Dokumentasi Tes Hasil Belajar

3.4 Pengumpulan Data

Berdasarkan data yang dibutuhkan, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, tes, observasi dan angket.

3.4.1 Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian yaitu daftar nama siswa yang menjadi populasi dan sampel penelitian.

3.4.2 Tes Hasil Belajar

Metode tes hasil belajar yang digunakan yaitu tes berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban sebagai data hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Tes hasil belajar ini diberikan sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan. Sebelum tes hasil belajar digunakan untuk pengambilan data, tes hasil belajar terlebih dahulu diujicobakan kepada responden. Data uji coba kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembedanya sebagai berikut:

3.4.2.1 Validitas

Validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan korelasi product moment angka kasar. √ Keterangan: = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = jumlah subyek X = skor item Y = skor total Arikunto, 2009: 72 Harga yang diperoleh dari tiap-tiap item kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment, jika harga r hitung r tabel item soal dikatakan valid, dan jika sebaliknya maka soal dikatakan tidak valid. Berdasarkan penghitungan validitas soal dari 30 soal uji coba diperoleh 8 soal valid dan 22 soal tidak valid. Hasil analisis validitas ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Hasil analisis validitas soal uji coba No. Kategori Jumlah Nomor Soal 1 Valid 8 6, 12, 13, 14, 18, 21, 23, 25 2 Tidak Valid 22 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 30 Jumlah Soal Uji Coba 30

3.4.2.2 Reliabilitas

Reliabilitas soal adalah ukuran kemampuan perangkat tes atau instrumen. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan keajegan atau kestabilan dan konsisten dari karakteristik yang diteliti, sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Keterangan: = reliabilitas soal M = rata-rata skor awal k = jumlah butir soal = variasi skor total Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut: 0,80 – 1,00 = reliabilitas sangat tinggi 0,60 – 0,79 = reliabilitas tinggi 0,40 – 0,59 = reliabilitas cukup 0,20 – 0,39 = reliabilitas rendah 0,20 = reliabilitas sangat jelek Hasil penghitungan angka dikonsultasikan dengan r tabel. Jika r hitung r tabel maka item soal tersebut reliabel, dan sebaliknya Arikunto, 2009: 103. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh r hitung 0,98 r tabel 0,38, sehingga semua soal yang diujicobakan masuk dalam kriteria reabilitas sangat tinggi. 3.4.2.3 Tingkat Kesukaran Taraf kesukaran suatu soal dapat dicari dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus: Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto, 2009: 208 Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut: 0,00 - 0,29 = soal sukar 0,30 - 0,69 = soal sedang 0,70 - 1,00 = soal mudah Arikunto, 2009: 210, dimodifikasi Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba No. Kategori Jumlah Nomor Soal 1 Sukar 11 2, 8, 9, 11, 15, 17, 18, 19, 25, 26, 28 2 Sedang 14 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 16, 21, 22, 23, 24, 27, 29 3 Mudah 5 1, 3, 4, 20, 30

3.4.2.4 Daya Pembeda

Suatu soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik apabila dijawab benar oleh kebanyakan siswa. Keterangan: J = jumlah peserta tes = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto, 2009: 214 Setelah hasil analisis daya pembeda sudah diketahui, kemudian dimasukkan dalam klasifikasi daya pembeda. “Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7”. Klasifikasi daya pembeda: D : 0,00 – 0,19 : jelek poor D : 0,20 – 0,39 : cukup satisfactory D : 0,40 – 0,69 : baikgood D : 0,70 – 1,00 : baik sekaliexcellent D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja Arikunto, 2009: 218, dimodifikasi. Hasil analisis daya pembeda soal uji coba ditunjukkan pada Tabel 3.4. Table 3.4 Hasil analisis daya pembeda soal uji coba No. Kategori Jumlah Nomor Soal 1 Sangat baik 1 14, 2 Baik 5 6, 12, 13, 18, 25 3 Cukup 4 15, 21, 23, 29 4 Jelek 19 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 16, 17, 19, 20, 22, 24, 26, 27, 28, 30 5 Sangat jelek 1 4 Berdasarkan data hasil analisis uji coba soal yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda serta dengan perbaikan soal, maka penelitian ini mengambil 20 soal yang akan digunakan sebagai soal evaluasi saat pretest dan posttest. Soal evaluasi tersebut ditunjukkan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil analisis soal uji coba No. Kategori Jumlah Nomor Soal 1 Dipakai 20 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 29, 30 2 Tidak dipakai 10 2, 7, 8, 11, 15, 17, 19, 25, 26, 28 Jumlah Soal Uji Coba 30 Hasil analisis soal uji coba menghasilkan 20 soal dari 30 soal uji coba dengan nomor soal yang belum urut. Selanjutnya dilakukan pergantian nomor sesuai dengan urutan soal dari nomor soal 1 sampai 20. Soal digunakan sebagai soal evaluasi saat pretest dan posttest.

3.4.3 Lembar Observasi