dan mencari sumber belajar, dan disiplin dalam belajar juga perlu diperhatikan agar siswa menjadi lebih mandiri dalam belajar. Sehingga dengan adanya
pembelajaran di sekolah yang menanamkan kemandirian belajar ini diharapkan kemandirian belajar siswa dapat mengalami peningkatan baik di sekolah maupun
di pesantren.
2.4 Sekolah Berbasis Pesantren
2.4.1 Sekolah
Sekolah merupakan sebuah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran menurut tingkatan,
jurusan dan sebagainya. Pengertian sekolah dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 2003 Pasal 18, tentang Pendidikan Nasional, sekolah adalah
lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja diciptakan untuk membina anak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk memberikan
kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Sunarto Hartono, 2008: 195
2.4.2 Pesantren
Pesantren berasal dari kata santri, artinya orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh atau orang yang saleh.
Hasbullah 2001: 138 menyatakan bahwa pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”. Sedangkan pondok berarti rumah
atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu kata “pondok” juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti “Hotel atau
Asrama”. Potret pesantren adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana
para siswanya tinggal bersama dan belajar ilmu-ilmu keagamaan di bawah bimbingan seorang guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai. Asrama untuk
para siswa berada dalam kompleks pesantren dimana kiai bertempat tinggal Zubaedi, 2005 : 142.
2.4.3 Pesantren As Salafy Putra Putri Al Asror
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan umum, kini banyak pesantren yang menyediakan menu
pendidikan umum dalam pesantren. Pesantren dikategorikan dalam tiga model. Pertama, model pesantren tradisional masih mempertahankan sistem salafiyahnya
dan menolak intervensi kurikulum dunia luar. Kedua, model pesantren yang sudah lebur dengan modernisasi. Ada pelajaran atau kurikulum salafiyah dan ada pula
kurikulum umum. Tetapi karena tuntutan popularisme sosial terlalu dituruti, akhirnya karakteristik kepesantrenannya hilang begitu saja. Karena sistem
kurikulum aslinya hilang, hanya menuruti kurikulum Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional. Ketiga, model pesantren yang mengikuti proses
perubahan modernitas, tanpa menghilangkan sistem kurikulum yang lama, salafi. Ada pendidikan umum, tetapi tidak sepenuhnya sama dengan kurikulum
Departemen Agama Zubaedi, 2005 : 143.
Dilihat dari namanya, Pondok Pesantren Putra Putri As Salafy Al Asror merupakan pesantren salaf tradisional, yaitu pesantren yang murni mengajarkan
ilmu agama saja. Para santri pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu dalam sehari dengan penuh kegiatan, dimulai dari bangun dan salat subuh sampai
tidur kembali di waktu malam. Di sing hari, para santri pergi ke sekolah umum untuk belajar ilmu formal, dan di sore dan malam hari mereka belajar dengan kyai
atau ustadz untuk memperdalam ilmu agama dan Al-Quran.
2.4.4 Sistem Pendidikan Pesantren