Tujuan Manfaat Penelitian Sejarah Perhutani

banyak penduduk desa di dalam kawasan karst ini yang memiliki mata pencaharian menggali batu gamping sebagai bahan batu kapur yang memerlukan kayu bakar dalam proses pembuatannya. Melihat kondisi hutan jati saat ini, keinginan untuk memperoleh hasil produksi yang optimal akan sulit tercapai. Kualitas hutan terus mengalami penurunan akibat berbagai hal baik gangguan dari dalam maupun dari luar hutan. Hal ini tentu saja mempengaruhi fungsi dan potensi hutan tersebut yang berdampak pada terjadinya degradasi hutan produksi baik luasan, produktifitas tegakan maupun peranannya terhadap lingkungan. Untuk itu perlu pengetahuan tentang perubahan struktur kelas hutan produktif yang terjadi untuk perencanaan dimasa mendatang.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan kelas hutan produktif tegakan jati di Bagian Hutan Gombong Selatan KPH Kedu Selatan.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam membuat perencanaan pengelolaan hutan jati di Bagian Hutan Gombong Selatan KPH Kedu Selatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perhutani

Saat ini pengelolaan hutan jati di Pulau Jawa sepenuhnya dipegang oleh Perhutani. Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pengusahaan hutan dan kehutanan. Dalam buku sejarah kehutanan Indonesia periode II-III tahun 1945-1983 dijelaskan bahwa pembentukan Perum Perhutani diawali dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 17-30 tahun 1961 yang menyebutkan Jawatan Kehutanan berubah statusnya menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial agar kehutanan menghasilkan keuntungan dan memasok pendapatan bagi kas negara Kementerian Kehutanan 1986. Pengusahaan hutan yang dilakukan Perum Perhutani antara lain meliputi tugas-tugas : a. Penanaman, pemeliharaan dan peremajaan tanaman hutan. b. Perlindungan serta pengamanan hutan dan hasil hutan c. Pemungutan dan pengelolaan hasil hutan d. Pemasaran hasil hutan Pada tahun 1972 dibentuk Perum Perhutani yang berkedudukan di Jakarta dengan unit kawasan Unit I Jawa Tengah dan Unit II Jawa Timur. Pembentukan Perum Perhutani ini didasarkan pada PP No. 15 tahun 1972. Dengan dikeluarkannya PP tersebut, maka Perum Perhutani merupakan satu kesatuan produksi yang bertujuan melakukan usaha-usaha produktif di bidang kehutanan, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan nasional. Tujuan Perum Perhutani secara garis besar dibagi dua yaitu pelayanan kepada masyarakat di bidang kehutanan dan sebagai badan hukum yang bergerak di bidang pengusahaan hutan dan kehutanan Kementerian Kehutanan 1986. Berdasarkan PP No. 2 tahun 1978, wilayah kerja Perum Perhutani diperluas dengan bekas wilayah kerja Dinas Kehutanan Jawa Barat. Dengan demikian Perum Perhutani memiliki tiga unit yaitu Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa Timur dan Unit III Jawa Barat. Dengan terbentuknya Departemen Kehutanan pada tanggal 16 Maret 1983, Perum Perhutani menjadi salah satu BUMN yang berada di bawah naungan Kementerian Kehutanan. Pada tahun 2001 Perum Perhutani mengalami revisi bentuk menjadi perusahaan perseroan persero. Kemudian sesuai PP No. 30 tahun 2003 Perum Perhutani kembali menjadi perusahaan umum Kementerian Kehutanan 1986. Sesuai dengan kebijakan pemerintah RI yang tertuang dalam rencana pembangunan lima tahun tahap II, kebijakan kegiatan Perum Perhutani difokuskan pada peningkatan produksi kehutanan yang disesuaikan dengan kepentingan pembangunan industri dalam negeri, perluasan kesempatan tenaga kerja, peningkatan dan pemerataan pendapatan, kepentingan penjagaan kelestarian sumber kekayaaan alam serta pengelolaannya Kementerian Kehutanan 1986. Perkembangan zaman dan perubahan lingkungan membuat Perum Perhutani melakukan pembenahan kinerja dalam pengelolaan hutan di Jawa. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan, Perum Perhutani saat ini berlandaskan pada visi pengelolaan sumberdaya hutan sebagai ekosistem di Pulau Jawa secara adil, efisien, dan profesional guna menjamin keberlanjutan fungsi dan manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat Kementerian Kehutanan 1986. Misi yang diupayakan adalah : 1. Melestarikan dan meningkatkan sumberdaya hutan dan mutu lingkungan hidup. 2. Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan berupa barang dan jasa guna memupuk keuntungan perusahaan dan memenuhi hajat hidup orang banyak. 3. Mengelola sumberdaya hutan sebagai ekosistem secara partisipatif, sesuai dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat optimal bagi perusahaan dan masyarakat. 4. Memberdayakan sumberdaya manusia melalui lembaga perekonomian masyarakat untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian untuk memenuhi maksud dan tujuan pendirian perusahaan.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Jati Tectona grandis L. f