Mekanisme Ionic saraf Saraf .1 Neurofisiologi

lingkungan saraf atau Bagian soma merupa utama pada saraf y terdapat unit-unit selu seperti inti sel mitokondria. 2 Bentuk badan sel yang panjang disebut akson yang be penghantar informasi k lingkungan luar sel Terkadang ada bebera diterima oleh akson. secara umum dapat dili 1. Gambar 1. Struk Ketiga kompone saling bersinergi sehi kemampuan spesifik meneruskan, dan meny dalam bentuk neural im khas saraf yang sang rangsangan dan dapa pesan elektrokimia. 2 Pada akson terdapat synapses, ya yang telah mengalami s tempat neurotransmi untuk berkomunikasi lainnya. Synapses m satunya tempat suatu im dari suatu saraf ke sa au dari saraf lain. 2 rupakan konstruksi yang didalamnya eluler yang penting nucleus dan ntuk perpanjangan ang dan berseludang berfungsi sebagai i ke luar sel menuju el atau sel lain. 1 berapa sinyal dapat on. 2 Struktur saraf dilihat pada Gambar ruktur Saraf. 3 ponen utama ini sehingga memiliki k untuk menerima, enyampaikan pesan al impuls karena sifat ngat peka terhadap pat menghantarkan on bagian terminal yaitu bagian akson i spesifikasi struktur nsmitter dilepaskan si dengan saraf merupakan satu- u impuls dapat lewat saraf lainnya atau efektor. 1 Melalui me listrik, pada synapses dengan yang lain saling t Gambar 2. Sina

2.1.2 Mekanisme Ionic saraf

Aktivitas listrik saraf dalam penjalaranny arus ionik pada membr lain Na + , K + , Ca + , dan tiap ion berbeda pada dalam dan di luar membr luar membran ekstras konsentrasi ion Na + da besar.Sedangkan pada membrane intraselu konsentrasi K + yang tin bermuatan yang bersifat Pada keadaan s dalam maupun luar me konsentrasi dan ni keseimbangan tertent menerima rangsangan ini biasa disebut Potential. 3 Nilai-ni keseimbangan tiap ion da Gambar 3. 3 mekanisme difusi apses ini saraf satu ng terhubung. 2. Sinapsis. 1 onic Transport pada ik yang terjadi pada rannya melibatkan mbran saraf antara dan Cl - . 3 Konsentrasi pada lingkungan di mbran. Pada bagian raseluler memiliki dan Cl - yang lebih da bagian dalam eluler memiliki tinggi dan molekul fat negatif A - . n setimbang, bagian membran memiliki nilai potensial entu saat tidak n dari luar.Kondisi dengan Nernst nilai potensial on dapat dilihat pada Gambar 3.Nilai Nernst Potential tiap ion di lingkungan dalam dan luar membran pada mamalia saat T=37 C 310 K . 3 Mekanisme penjalaran saraf terkait dengan mekanisme transport ionik dari dan ke luar membran melalui saluran ionik ionic channelIs. Saluran ini berupa pori yang mampu melewatkan molekul pada membran. Terdapat beberapa tipe dari saluran ionik. Namun yang paling berpengaruh pada nilai potensial membran adalah saluran Na + dam K + . 4 yang berperan secara aktif dalam mekanisme penjalaran pulsa pada saraf akibat adanya perbedaan beda potensial di dalam dan di luar membran. Saat saraf dalam keadaan tidak menerima maupun mengirimkan signal disebut dalam keadaan “at rest” istirahat. 4 Pada keadaan ini lingkungan intraseluler lebih negatif. Pada keadaan at rest, ion kalium K + dapat melewati membran dengan mudah sedangkan ion natrium Na + sulit melewati membran. Begitu pula molekul-molekut negatif A - tidak dapat melewati membran. Tiap-tiap ion dan molekul di lingkungan membran memiliki nilai potensial, sehingga pada keadaan istirahat setimbang, nilai beda potensial keseluruhannya dapat dikalkulasikan yaitu sekitar -70 mV disebut resting potential RP. 4 Ini berarti bahwa saat keadaan istirahat, lingkungan intraseluler memiliki nilai potensial lebih rendah 70 mV dibandingkan lingkungan ekstraseluler. Nilai RP Ini bervariasi sebagai suatu konsekuensi saat bahwa keadaan saraf satu dengan yang lain berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam jurnal E.M Izhikevich 2003 menyebutkan nialai RP berkisar antara - 40 mV hingga -60 mV. 5 Keadaan keseimbangan dapat tercapai pada saat gradien konsentrasi dan gradien potensial listrik sebanding dan berlawanan arah satu sama lain. Nilai bersih dari arus pada membran adalah nol. Keadaan ini disebut equilibrium potential yang bergantung pada jenis ion spesifik yang di sajikan dalam bentuk Nernst equation berikut; 4 = RT zF ln [Ion] [Ion] ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 1 [Ion] in dan [Ion] out adalah konsentrasi di dalam dan luar membran, Z adalah nilai valensi ion [ZK + = +1, ZNa + = -1], R adalah konstanta gas, T merupakan temperatur absolut, dan F adalah konstanta Faraday. Kondisi ketika saraf mengirimkan sinyal atau informasi terjadi apabila ada action potential AP. Keadaan ini biasa disebut “spike” saat terjadi AP. 3 AP ini terjadi akibat adanya aktivitas depolarisasi arus pada membran saraf. Ini berarti bahwa saat RP bergerak naik menuju 0 mV. Ketika nilai potential kira-kira mencapai -55 mV, saraf akan terangsang untuk menghasilkan AP. Nilai potensial ketika saraf mulai mengirimkan informasi spiking disebut nilai potensial ambang threshold potential. 4 Rangsangan pertama saat terjadinya AP disebabkan oleh saluran natrium yang terbuka. Karena pada saat keadaan istirahat lebih banyak ion natrium di luar membran, maka ion ini masuk ke dalam lingkungan intraseluler melalui membran. Ion natrium memiliki muatan positif, menyebabkan saraf lebih bermuatan positif sehingga mengakibatkan depolarisasi. Saat setelah terjadi depolarisasi, saluran kalium mulai terbuka tetapi dengan laju yang lebih lambat dari pembukaan saluran natrium. Saat saluran kalium terbuka, ion kalium akan keluar sel. Ini menyebabkan penghambatan pada proses depolarisasi. Saat pembukaan saluran kalium mencapai maksimum, maka saluran sodium mulai tertutup sehingga menyebabkan nilai AP kembali menuju -70 mV. 25 Gambar 4. Mekanisme terjadinya potensial aksi pada saraf . 1 2.2Model Morris-Lecar 1981 Cathy Morris dan Harold Lecar mengusulkan sebuah model untuk menjelaskan mekanisme sifat listrik pada serat otot angsa pada tahun 1981.Model ini merupakan persamaan dua dimensi yang hanya melibatkan sebuah arus pengaktifan Ca + , sebuah arus penyearah K + untuk pemulihan, dan arus pasif kebocoran pada membrane passive leak. Persamaan model ini adalah sebagai berikut. ′ = − ∞ − − − − − + 2 ′ = ∞ − ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 3 Parameter V merupakan membran potensial, dan W merupakan parameter pemulihan yang merepresentasikan nilai variasi normalisasi konduktansi ion K + . parameter W sebanding dengan nilai pengaktifan kemungkinan bahwa saluran ion K + pada keadaan terbuka konduksi. Persamaan 3 menggambarkan proses pemulihan oleh saluran protein saat terjadi transisi antara keadaan ion konduksi dengan ion non-konduksi. Kunci utama dari eksitasi listrk yang menyebabkan action potential adalah energi dan tingkat transisi untuk proses pembukaan saluran adalah sangat bergantung pada beda potensial membran. Secara matematis, fungsi kemungkinan pembukaan saluran M ∞ V dan W ∞ V diturunkan dengan asumsi bahwa pada keadaan setimbang, pembukaan dan penutupan sebuah saluran dibatasi berdasarkan distribusi Boltzman. Fungsi konduksi ini diberikan sebagai berikut. ∞ = 1 + tanh - − . 2 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 4 ∞ = 1 + tanh - − 2 3 2 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 5 Persamaan 4 dan 5 dapat disederhanakan dengan cara menghilangkan fungsi hiperbolik tanh menjadi suatu fungsi eksponensial yang lebih sederhana seperti pada persamaan berikut. ∞ = 1 1 + exp 8−2 - − . 09 ∙∙∙∙ 6 ∞ = 1 1 + exp 8−2 - − 2 3 09 ∙∙∙∙∙ 7 Dalam penelitian ini digunakan fungsi seperti pada persamaan 4 dan 5. Konstanta waktu untuk pemulihan saluran K + dalam pengaruh perubahan beda potensial bergantung pada beda potensial membran. = 1 ∅ cosh - − 2 2 3 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 8 Parameter ø merupakan skala waktu untuk proses pemulihan. Nilai ø dapat divariasikan untuk berbagai sel yang berbeda-beda dan sangat sensitif terhadap suhu lingkungan membran. 26 Model ini sangat sederhana dalam menjelaskan mekanisme listrik pada membran saraf. Model propagasi saraf yang bergantung pada tiga arus ionik: I Ca , merupakan penyebab utama eksitasi listrik, I K , arus utama yang berperan dalam proses pemulihan, dan I L merupakan nilai arus kebocoran membran termasuk didalamnya nilai Resting Potential. Berbagai sistem dan fenomena eksitasi potensial dapat dimodelkan dengan memvariasikan nilai konduktansi membran g Ca , g K , dan g L . 24 Karena model ini berdasarkan atas konduktansi dan arus pada membran, maka baik secara teori maupun eksperimen dapat disinkronkan untuk didemonstrasikan.

2.3 Sistem Dinamik dan Bifurkasi