PENDAHULUAN Analisis Numerik Sistem Dinamik dan Sinkronisasi Propagasi Tipe 1 dan 2 Model Saraf Terkopel Morris Lecar

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sistem saraf merupakan sistem utama yang berperan dalam pengaturan mekanisme kerja tubuh. Mekanisme kerja tubuh tersebut terkoordinasi dalam suatu sistem pusat yang membentuk fungsi- fungsi spesifik, yang disebut fungsi tubuh. 1 Berbagai macam stimulus baik dari luar maupun dari dalam tubuh terkoordinasi dan terintegrasi sehingga membentuk respon aktif maupun pasif sebagai umpan balik tubuh. Stimulus ini berupa impuls-impuls saraf yang menjalar akibat adanya perbedaan nilai membran potensial pada sel saraf. 1 Berbagai fenomena ini sangat kompleks dalam sistem saraf manusia dan merupakan suatu hal yang menarik untuk dipelajari. Neuron atau dikenal dengan nama sel saraf meupakan satuan unit dari sistem saraf yang membangun tubuh manusia. 1 Saraf memiliki peranan penting dalam sistem koordinasi. Saraf merupakan dasar dari pembangunan sistem saraf pusat yang bertanggung jawab atas kontrol gerak tubuh, sistem kesadaran, ingatan, hingga intelektualitas manusia. 1 Meskipun pengkajian yang telah dilakukan untuk memahami bagaimana sistem saraf berinteraksi dalam pembentukan daya inelektualitas sangat terbatas, namun salah satu cara yang sederhana untuk memahaminya adalah dengan cara memodelkan jaringan saraf dengan mempelajari karakteristik penjalaran pada sel saraf individu. 2 Jaringan saraf telah banyak dipelajari oleh para peneliti karena sangat menarik dan mudah dalam penerapannya. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa penjalaran impuls saraf melibatkan perubahan potensial membran yang disebabkan oleh adanya aktivitas transpor ionik pada synapses tempat terjadinya reaksi elektrokimia saat impuls menjalar dari satu sel ke sel lain pada tiap sel nya. Dalam sistem dinamik saraf, para peneliti memodelkan mekanisme penjalaran impuls saraf sebagai suatu gangguan periodik yang spontan spontaneous spiking behavior karena adanya perubahan membran potensial selama penjalaran. 2,3 Fenomena ini dapat digambarkan sebagai kondisi ketika tidak ada stimulus maka tidak akan ada penjalaran impuls atau saraf dalam keadaan istirahat resting point. Kejadian pada periode ini sama pada setiap sel saraf. Oleh karena itu, untuk mempelajari penjalaran pada jaringan saraf, dapat direpresentasikan oleh satu model sel saraf. 1,2 Mekanisme penjalaran impuls pada saraf sangat erat kaitannya dengan perubahan beda potensial pada saraf, energi kinetik dari arus, potensial aktivasi dan istirahat, serta parameter lainnya. Para peneliti telah banyak membuat model saraf ini dengan meninjau mekanisme dinamik yang terjadi pada saraf. Seperti Boltzman activation function yang meninjau perubahan parameter arus pada membran saraf , fungsi laju perubahan potensial membran , dan nilai konduktansi membran. 1 Model saraf ini dibangun dalam sebuah persamaan matematis yang dapat dianalisis secara numerik. 3 Pemodelan pertama saraf dalam komputasi neuroscience adalah model Hodgkin-Huxley HH 1952 yang biasa disebut The Squid Giant Axon Model SGA. Model ini dibangun dari hasil eksperimen pada gurita raksasa. Hodgkin dan Huxley menyatakan bahwa dalam penjalarannya, SGA membawa tiga arus utama pada mebran saraf yaitu: parameter yang berkaitan dengan aktivasi K + , parameter inaktivasi Na + , dan parameter arus reset yang dikendalikan oleh Cl - . Persamaan ini terangkum dalam sistem empat dimensi dari perubahan membran potensial, dan laju ionik tiap parameter aktivasi. Selain model ini, model lain yang cukup pupuler adalah model Fitzhugh-Nagumo FN yang merupakan sebuah model penyederhanaan dari HH. Model FN disajikan dalam dua variabel utama yaitu variabel pemercepat excitation variable dan variabel pelambat recovery variable. 3 Pada penelitian ini, digunakan model yang telah di pubikasikan oleh Cathy Morris dan Harold Lecar 1981 ML Model. 24 Model ini diturunkan dari hasil eksperimen mengenai sifat listrik dari serat otot angsa putih Barnacle Muscle Fiber BMA yang menunjukan aktivitas listrik saat diterapkan suatu arus luar. Serat ini terutama mengandung beda potensial saluran kalium voltage gated K + dan arus Ca + dengan sebuah arus K + yang diaktifkan oleh Ca + di bagian dalam sel. Kedua parameter ini sangat berperan dalam aktivasi potensial listrik pada BMA yang dapat terjadi melalui suatu mekanisme perbedaan konduktansi Ca + dalam aktivasi dan beda potensial K + untuk pemulihan. 24 Model ini terdiri dari persamaan dua dimensi yang melibatkan parameter arus dan kapasitansi membran, dengan parameter aktivasi utama berdasarkan nilai konduktansi dari saluran kalsium dan kalium pada membran. Secara matematis, pada model ini digunakan suatu fungsi persamaan kemungkinan yang diturunkan dengan asumsi bahwa dalam sebuah kesetimbangan keadaan stabil, keadaan terbuka dan tertutup nya saluran pada membran dibatasi distribusi Boltzmann. Dengan demikian, keterlibatan parameter dalam model dua dimensi ini dapat memudahkan dalam analisisnya baik secara fisika maupun mengenai sistem dinamiknya terhadap interpretasi fungsi biologi dari membran pada saraf dalam suatu jaringan tubuh. Metode analisis yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan penerapan penggunaan perangkat lunak untuk komputasi. Metode yang digunakan adalah analisis numerik persamaan differensial PD yang terbagi atas visualisasi penjalaran impuls dengan menggunakan metode Rungge-Kutta 4 RK-4, analisis sistem dinamik meliputi bifurkasi dan ruang fase, serta metode sinkronisasi penjalaran impuls pada saraf kompleks lebih dari satu sel saraf. Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan MATLAB sebagai sarana pengolah data dari analisis kuantitatif model persamaan matematis.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh arus listrik terapan tetap serta arus DC dan AC bergantung waktu pada propagasi saraf tipe 1 dan 2. Analisis sistem dinamik saraf tipe 1 dan 2 pada model Morris- Lecar 1981, serta sinkronisasi sistem saraf terkopel pada jaringan kompleks lebih dari satu saraf.

1.3 Perumusan Masalah 1.

Bagaimana tingkat ketepatan metode RK-4 terhadap pola propagasi saraf tipe 1 dan 2 dengan berbagai variasi nilai arus terapan pada model? 2. Apakah variasi nilai arus terapan pada model Morris-Lecar mempengaruhi pola potensial aksi pada saraf ? 3. Bagaimana karakteristik sistem dnamik pada model Morris-Lecar dapat menjelaskan secara kualitatif pola propagasi saraf tipe 1 dan 2? 4. Bagaimana pola propagasi dan sinkronisasi saraf tipe 1 dan 2 pada sistem saraf kompleks terkopel?

1.4 Hipotesis 1.

Metode RK-4 memiliki keakuratan yang tinggi pada simulasi pola penjalaran saraf. 2. Karakteristik sistem dinamik pada model ML untuk tipe 1 adalah saddle-node dan untuk tipe 2 adalah Andronov-Hopf. 3. Pola propagasi pada sistem kompleks memiliki jenis sinkronisasi sefase dan berbeda fase pada tiap sel saraf terkopel.

II. TINJAUAN PUSTAKA