Equilibrium Sistem Dinamik dan Bifurkasi

menghilangkan fungsi hiperbolik tanh menjadi suatu fungsi eksponensial yang lebih sederhana seperti pada persamaan berikut. ∞ = 1 1 + exp 8−2 - − . 09 ∙∙∙∙ 6 ∞ = 1 1 + exp 8−2 - − 2 3 09 ∙∙∙∙∙ 7 Dalam penelitian ini digunakan fungsi seperti pada persamaan 4 dan 5. Konstanta waktu untuk pemulihan saluran K + dalam pengaruh perubahan beda potensial bergantung pada beda potensial membran. = 1 ∅ cosh - − 2 2 3 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 8 Parameter ø merupakan skala waktu untuk proses pemulihan. Nilai ø dapat divariasikan untuk berbagai sel yang berbeda-beda dan sangat sensitif terhadap suhu lingkungan membran. 26 Model ini sangat sederhana dalam menjelaskan mekanisme listrik pada membran saraf. Model propagasi saraf yang bergantung pada tiga arus ionik: I Ca , merupakan penyebab utama eksitasi listrik, I K , arus utama yang berperan dalam proses pemulihan, dan I L merupakan nilai arus kebocoran membran termasuk didalamnya nilai Resting Potential. Berbagai sistem dan fenomena eksitasi potensial dapat dimodelkan dengan memvariasikan nilai konduktansi membran g Ca , g K , dan g L . 24 Karena model ini berdasarkan atas konduktansi dan arus pada membran, maka baik secara teori maupun eksperimen dapat disinkronkan untuk didemonstrasikan.

2.3 Sistem Dinamik dan Bifurkasi

Konsep mengenai ruang fase,titik kritis,serta Stabilitas merupakan hal yang fundamental dalam dinamika sistem. Konsep dinamika sistem ini dapat digambarkan oleh suatu set persamaan autonomous. Ini berarti suatu set persamaan yang di dalamnya tidak memiliki hubungan ketergantungan. 7 Pada persamaan saraf ini yang dimaksud autonomous berarti laju variabel terkait baik potensial membran V maupun parameter pemulihan W tidak bergantung pada skala waktu untuk nilai arus terapan tetap. 3 Pada model saraf Morris-Lecar, variabel dimensional yang terkait adalah potensial membran V dan parameter pemulihan W. jika V dan W di plot pada suatu bidang dua dimensi maka disebut sebagai bidang fase atau ruang fase phase portrait sedangkan kurva yang terbentuk merupakan trayektori bagi PDB V dan W. 7

2.3.1 Equilibrium

Langkah penting dalam analisis sistem dinamik adalah menentukan nilai keseimbangannya equilibrium yaitu pada kondisi: A, C = 0 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 9 A, C = 0 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 10 titik x,y adalah sebuah equilibrium. 3 Penginisiasian pada kondisi awal x ,y saat x’= 0 dan y’=0, dan trayektori yang terjadi tetap selama kondisi equilibrium, maka xt=x 0, dan yt= y untuk t ≥ 0. Sifat dari trayektori ini dapat bersifat divergen atau konvergen dari titik equilibriumnya bergantung pada kestabilannya. 3 Sebagai contoh, pada model HH terkait pada saluran ion K + pada kurva I-V memiliki tiga titik nol. Gambar 5.Titik kritis pada keadaan stabil. 3 Gambar 6.Titik kritis pada keadaan tak Stabil. a tiga equilibrium -66 mV, -56 mV, dan -28 mV b satu equilibrium -61 mV. 3 Kedaan trayektori pada equilibrium berkaitan dengan stabilitas sistem dinamik. Sebuah equilibrium dikatakan stabil apabila setiap trayektori mendekati titik equilibrium pada t ≥ 0. Ini berarti trayektori bersifat convergen terhadap equilibrium Gambar 5 untuk t→∞. Sebaliknya sebuah equilibrium dikatakan tidak stabil apabila trayektori bersifat divergen atau menyebar dari equilibrium Gambar 6. 2.3.2 Analisis linier lokal Agar lebih memahami mengenai analisis sistem dinamik, perlu diketahui karakteristik suatu sistem dinamik itu sendiri dengan menganalis keadaan disekitar sistem pada keadaan stabil. Diberikan sistem dinamik dua dimensi sebagai berikut: A ′ = A, C ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 11 C ′ = A, C ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 12 memiliki titik equilibrium x ,y . Fungsi nonlinier f dan g dapat dilinierisasi dekat equilibrium sebagai berikut. A, C = GA − A H + IC − C H + ℎK ℎLMNOM ∙∙∙∙∙∙∙ 13 A, C = PA − A H + NC − C H + ℎK ℎLMNOM ∙∙∙∙∙∙∙ 14 high order dapat berupa x-x 2 , x-x y-y , x-x 3 , dan seterusnya. a, b, c, dan d adalah suatu operator sebagai berkut: G = Q QA A H , C H ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 15. G I = Q QC A H , C H ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 15. I P = Q QA A H , C H ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 15. P N = Q QC A H , C H ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 15. N Sebagai contoh untuk menganalisis persamaan berikut S ′ = GS + IT ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 16 T ′ = PS + NT ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 17 Bentuk matriksnya adalah sebagai berikut US ′ T ′ V = 8G I P N9 8 S T9 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 18 matiks linierisasi yang terkait adalah W = 8G I P N9 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 19 disebut matriks jacobian. 2.3.3 Nilai eigen dan vektor eigen Sebuah vektor yang elemennya tidak ada yang nol disebut vektor eigen V dari sebuah matriks L yang berkaitan dengan nilai eigen λ jika; LV = λV notasi matriks………… 20 nilai eigen sangat penting dalam hal analisis sistem dinamik dilihat dari stabilitas titik equilibriumnya. Untuk menentukan nilai eigen harus melalui suatu persamaan karakteristik berikut: NOX 8G − Y I P N − Y9 = 0 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 21 bentuk polinomial dari persamaan matriks diatas adalah G − YN − Y − IP = 0 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 22 atau, Y − Y + ∆= 0 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 23 8∆9 = 8 XMW det W9 = 8 G + N GN − IP9 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 24 sebagi suatu fungsi polinomial maka memiliki dua nilai solusi dalam bentuk Y ., = τ ± √ − 4∆ 2 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 25 nilai eigen bernilai real nyata jika √ − 4∆≥ 0 atau komplek-konjugat jika √ − 4∆ 0 . Pada keadaan ini solusi umum dari sistem linier ini berbentuk USX TXV = P . O `.a b . + P O `a b ∙∙∙∙∙ 26 ketika nilai eigen keduanya bernilai negatif maka akan stabil. Jika sedikitnya satu nilai eigen bernilai positif maka akan tidak stabil.

2.3.4 Klasifiaksi equilibrium