Geologi dan Geomorfologi Ilmu Tanah Klimatologi Geografi tumbuh-tumbuhan

kulit, getah dan kayu , daun dan kuncup, kemudian baru sifat-sifat generative. Cara pengenalan ini tidak terikat pada sistem taksonomi tumbuh-tumbuhan. Di Filipina cara pengenalan demikian telah dirintis oleh Tamolang 1959, di Malaysia oleh Kochummen 1963, di Indonesia oleh Endert 1928, 1956 dan Verteegh 1971 dan di Pantai Gading, Afrika, oleh den Outer 1972 . Kepulauan Indonesia, sebagai bagian dari daerah flora Malesia, terkenal sebagai daerah flora hutan yang kaya. tetapi pengetahuan kita tentang jenis tumbuh-tumbuhan di daerah ini masih amat kurang. Banyaknya jenis tumbuh- tumbuhan di daerah inipun belum diketahui dengan pasti Van Steenis, 1948. Menurut taksiran Van Steenis op.cit di daerah Malesia terdapat kira-kira 3000 jenis pohon. Menurut Lembaga Penelitian Hutan di Indonesia terdapat lebih kurang 4000 jenis pohon. Dari sekian banyak jenis itu baru sebagian kecil tercakup dalam buku-buku flora yang tersedia. Akibatnya, pengenalan masih tergantung pada jasa para pengenal pohon setempat. Dengan bantuan koleksi contoh tumbuh-tumbuhan yang kemudian dideterminasi, dapatlah disusun daftar nama pohon-pohon untuk daerah tertentu, yang dapat mempermudah inventarisasi hutan.

2. Geologi dan Geomorfologi

Ilmu-ilmu ini diperlukan dalam ekologi hutan, karena keadaan geologi dan geomorfologi mempengaruhi pembentukan dan sifat-sifat tanah serta penyebaran dan hidup tumbuh- tumbuhan. Pada keadaan iklim yang sama, jenis-jenis batuan yang berbeda akan menghasilkan jenis-jenis tanah yang berlainan. Pada jenis dan keadaan tanah yang khusus, seperti tanah pasir kuarsa dan tanah serpentin, akan terbentuk tipe hutan yang khusus pula. Keadaan topografi juga mempengaruhi komposisi dan kesuburan tegakan hutan, melalui perbedaan pada kesuburan dan keadaan air tanah. Disamping itu, perbedaan letak tinggi mempengaruhi penyebaran tumbuh-tumbuhan, melalui perbedaan iklim yang ditimbulkannya.

3. Ilmu Tanah

Ilmu tanah yang murni seringkali disebut pedologi tetapi sebagai faktor tempat tumbuh disebut edafologi. Perbedaan jenis tanah, sifat-sifat serta keadaan tanah seringkali mempengaruhi penyebaran tumbuh-tumbuhan, menyebabkan terbentuknya tipe-tipe vegetasi berlainan, serta mempengaruhi kesuburan dan produktivitas hutan.

4. Klimatologi

Iklim adalah faktor terpenting yang mempengaruhi penyebaran tumbuh-tumbuhan. Faktor-faktor iklim seperti suhu temperatur, curah hujan, kelembaban, dan defisit tekanan uap air besar pengaruhnya pada pertumbuhan pohon. Iklim mikro dari sesuatu ternpat yang dipengaruhi keadaan topografi dapat mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan pohon.

5. Geografi tumbuh-tumbuhan

Pada permulaan perkembangannya ekologi tumbuh- tumbuhan merupakan cabang dari geografi tumbuh-tumbuan phytogeografi yang membahas pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap penyebaran tumbuh-tumbuhan. Dari cabang inilah berkembang sosiologi tumbuh-tumbuhan phytososiologi dan ekologi tumbuh-tumbuhan. Pada taraf kemajuan sekarang ekologi hutan masih memerlukan informasi dari geografi tumbuh-tumbuhan untuk mengerti pola penyebaran berbagai jenis pohon dalam hubungannya dengan keadaan fisik bumi, terutama iklim dan geomorfologi atau fisiografi, dan akan sangat membantu dalam mempelajari susunan serta penyebaran £ormasi-formasi hutan.

6. Fisiologi Tumbuh-tumbuhan dan Biokimia