petak berbentuk bujur sangkar dalam jumlah dan luasan yang sama, bila sumbu panjang petak sejajar perubahan
gradient lingkungan.
B. Cara Meletakkan Petak Contoh
Pada dasarnya ada dua cara peletakan petak contoh, yaitu cara acak random sampling dan cara
sistematik systematic sampling. Dari segi floristis- ekologis, random sampling hanya mungkin digunakan
apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya hutan tanaman dan padang rumput. Sedangkan untuk
keperluan survey vegetasi yang lebih teliti sistematik sampling dianjurkan, karena mudah dalam pelaksanaannya
dan data yang dihasilkan akan dapat lebih bersifat representative. Bahkan dalam keadaan tertentu yang
terkait dengan keterbatasan biaya, tenaga dan waktu, purposive sampling pun dapat digunakan dalam analisis
vegetasi.
C. Kriteria Stadium Pertumbuhan
Secara ekologis cukup penting untuk membeda- bedakan tumbuhan ke dalam stadium pertumbuhan semai,
pancang, tiang dan pohon, bahkan tumbuhan bawah. Untuk keperluan ini kriteria yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut : a
Semai : Permudaan mulai dari kecambah sampai
anakan setinggi kurang dari 1,5 m. b
Pancang : Permudaan dengan tinggi 1,5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm.
c Tiang : Pohon muda berdiameter 10 cm sampai
kurang dari 20 cm. d
Pohon : Pohon dewasa berdiameter 20 cm dan lebih.
e Tumbuhan bawah : Tumbuhan selain permudaan pohon,
misal rumput, herba, dan sernak belukar. Khusus untuk mangrove stadium tiang biasanya
ditiadakan, sehingga stadium pohon meliputi pohon berdiameter 10 cm ke atas. Selain itu, diameter pohon
diukur pada ketinggian 20 cm di atas akar tunjang Rhizophora. spp. dan ketingĀ¬gian 20 cm di atas banir
untuk jenis non-Rhizophora spp. Bagi pohon-pohon tidak berakar tunjang dan berbanir, pengukuran diameter pohon
dilakukan pada ketinggian 1,3 m di atas permukaan tanah DBH, diameter at breast-height.
D. Parameter Vegetasi yang Diukur di Lapangan
Dalam analisis vegetasi ada beberapa parameter vegetasi yang diukur secara langsung di lapangan, yaitu
: a
Nama species lokal dan ilmiah. b
Jumlah individu untuk menghitung kerapatan. c
Penutupan tajuk covering untuk mengetahui prosentase penutupan vegetasi terhadap lahan.
d Diameter batarig untuk mengetahui luas bidang dasar
yang diantaranya sangat berguna untuk memprediksi volume pohon dan tegakan.
e Tinggi pohon baik tinggi pohon bebas cabang maupun
tinggi pohon total. Tinggi pohon ini cukup penting untuk mengetahui stratifikasi dan menduga volume
pohon serta volume tegakan. f
Pemetaaan lokasi individu pohon untuk mendeteksi spatial distribution pattern pada berbagai luasan
areal yang berbeda. Dalam prakteknya, hampir semua kegiatan survey
vegetasi mengadakan pengukuran terhadap jumlah individu
per jenis, diameter batang, dan tinggi pohon serta tentu saja identifikasi jenis. Walaupun demikian
parameter vegetasi yang akan diobservasi tergantung pada informasi yang diinginkan oleh surveyorpeneliti.
E. Ukuran Sub-plot untuk Berbagai Stadium Pertumbuhan