kualitas habitat akibat adanya konversi lahan karena pembukaan tambak, perkebunan, dll.
Kehadiran burung migran di Pantai Muara Indah, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh kondisi tempat burung migran mencari
makan dan beristirahat. Hal ini juga dinyatakan oleh Howes et al. 2003, bahwa faktor yang menentukan keberadaan burung adalah ketersediaan pakan, tempat
untuk istirahat, berbiak, bersarang, bertengger dan berlindung. Arifin 2010 menyatakan bahwa burung pantai migran dilindungi secara
Internasional, namun ada juga yang mendapat perlindungan secara khusus karena status keterancamannya. Pada penelitian di Pantai Muara Indah, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara terdapat 1 spesies berstatus Vulnerable yaitu Numenius madagascariensis dan 1 spesies berstatus Near Threatened yaitu
Numenius arquata.
4.1.2 Kehadiran Burung Pantai
Pada hasil penelitian yang telah dilakukan burung pantai dari famili Charadriidae dan Scolopacidae yang paling banyak ditemukan pada bulan Februari 446 ekor
dan terendah pada bulan April 101 ekor Gambar 9 dan Gambar 10.
Gambar 9. Jumlah individu dari Famili Charadriidae
50 100
150 200
Charadrius alexandrinus Charadrius mongolus
Charadrius veredus Charadrius leschenaultii
Charadrius dealbatus Pluvialis fulva
Pluvialis squatarola
Jumlah Individu N
am a
S p
e si
e s
April Maret
Februari
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Jumlah individu dari Famili Scolopacidae
Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar 10 perbedaan jumlah individu pada famili Charadriidae dan famili Scolopacidae yang sangat signifikan terjadi pada
pengamatan bulan Februari. Pada pengamatan bulan Februari curah hujan relatif rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya sehingga mendukung burung pantai
untuk mencari makan di mudflat. Menurunnya jumlah burung pantai pada pengamatan bulan Maret dan April disebabkan burung pantai mulai kembali ke
Negara asalnya karena waktu migrasi mulai habis. Jenis burung pantai yang ditemukan di Pantai Muara Indah, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera
Utara sebanyak 19 jenis dengan jumlah 699 individu lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian Arifin 2010 di Pantai Cemara Jambi sebanyak 23 jenis dengan
jumlah 3665 individu. Berdasarkan penelitian Arbi 2008,
kehadiran jenis burung pantai tertentu, pada umumnya disesuaikan dengan kesukaannya terhadap habitat.
Meskipun tidak dapat dijadikan sebagai panduan utama, namun habitat dapat dijadikan sebagai panduan untuk membantu identifikasi terhadap jenis burung
pantai tersebut. Menurut Boettcher 1995, pemilihan habitat oleh burung pantai
migran ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, ketersediaan dan kemelimpahan pakan, kondisi cuaca, tipe substrat, pasang surut air laut, salinitas
air laut, ketinggian genangan air, dan morfologi setiap jenis burung.
20 40
60 80
100 120
140 160
Arenaria interpres Calidris alba
Calidris canutus Calidris ferruginea
Calidris ruficollis Limosa lapponica
Numenius phaeopus Numenius arquata
Numenius madagascariensis Tringa cinereus
Tringa hypoleucos Tringa totanus
Jumlah individu N
am a
S p
e si
e s
April Maret
Februari
Universitas Sumatera Utara
Menurut Howes, et. al. 2003,
keteraturan dan ketepatan waktu dalam merespon tekanan alam merupakan kunci sukses burung migran dalam
melanjutkan hidupnya. Dari informasi tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa waktu terbaik untuk mengamati burung pantai migran adalah pada saat
mereka memulai perjalanan menuju belahan bumi selatan September – Maret
dan saat mereka kembali ke lokasi berbiak Maret – April.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada kondisi air mulai surut masing- masing jenis tampak semakin bertambah jumlah individunya tetapi tidak terjadi
pada famili Charadriidae, jenis Calidris spp. dan Tringa spp. Jenis burung pantai ini pada saat pasang terlihat berkurang jumlah individunya. Arifin 2010
menyatakan bahwa hal ini kemungkinan karena jenis-jenis ini lebih menyukai daerah tergenang dengan arus yang lemah. Kondisi pasang tinggi memaksa jenis
ini untuk mencari lokasi yang sesuai dengan kebiasaan mereka. Jenis-jenis ini terlihat terbang ke arah darat kemungkinan untuk mencari lahan basah di darat
berupa tambak, sungai, rawa ataupun sawah yang berada tidak jauh dari Pantai Muara Indah.
Jamaksari 2011 menyatakan bahwa pasang surut air laut menjadi faktor pembatas bagi burung pantai dalam mencari makan. Pasang surut akan
berpengaruh terhadap luasan areal mencari makan yang berakibat pada jumlah dan ketersediaan makanan.
4.3 Indeks Keanekaragaman Spesies H’ dan Indeks Kemerataan E Burung Pantai