Faktor Fisik dan Kimia Perairan Pantai Muara Indah

Februari dengan nilai 1,50, kemudian bulan Maret dengan nilai 0,76 sedangkan nilai H’ terendah terdapat pada bulan April dengan nilai 0,57. Dapat dilihat juga indeks kemerataan jenis tertinggi terdapat pada bulan Februari dengan nilai 0,51 dan indeks kesamaan jenis terendah terdapat pada bulan April dengan nilai 0,26. Keanekaragaman jenis burung pantai di Pantai Muara Indah, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara relatif rendah, hal ini bisa jadi disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang mengganggu lokasi makan bagi burung pantai. Nilai H’ yang tinggi pada bulan Februari bisa jadi disebabkan oleh jenis burung pantai yang mendominasi pada bulan tersebut. Jenis burung pantai yang mendominasi adalah Pluvialis fulva dan Numenius phaeopus, hal ini dapat dilihat dari jumlah individu dari kedua spesies ini sangat banyak dibandingkan dengan spesies yang lain. Faktor yang mempengaruhi rendahnya indeks keanekaragaman terkait dengan luas area. Luas area akan mempengaruhi sumber makanan yang menjadi faktor utama kehadiran spesies burung migran pada suatu lokasi. Menurut Alikondra 2002, faktor yang mempengaruhi nilai H’ Keanekaragaman adalah kondisi lingkungan, jumlah jenis dan sebaran individu pada masing-masing jenis. Komunitas yang memiliki nilai indeks keanekaragaman tinggi memiliki hubungan komponen dalam komunitas yang kompleks. Namun menurut Widodo 1996, bila keadaan sebaliknya keadaan jenis komunitas sedang mengalami tekanan. Habitat yang kondisinya baik dan jauh dari gangguan manusia serta di dalamnya mengandung bermacam-macam sumber makanan, memungkinkan memiliki jenis burung yang banyak.

4.4 Faktor Fisik dan Kimia Perairan Pantai Muara Indah

Faktor fisik dan kimia pada suatu perairan mempengaruhi kehidupan dan kehadiran makrozoobentos sebagai sumber makanan burung pantai. Berikut ini merupakan tabel faktor fisik dan kimia diperairan pantai muara indah: Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Faktor fisik dan kimia di lokasi penelitian No. Variabel Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3

A. Faktor Fisik

1. Suhu o C 32 32 31 2. Kecerahan Cm 23 5 19 3. Tekstur tanah Pasir berlempung Pasir berlempung Pasir berlempung

B. Faktor Kimia

4. Salinitas 00 30 30 29 5. pH 7,2 7,3 7,3 6. Kadar organik 2,344 2,536 2,152 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat faktor fisik dan kimia dari masing- masing stasiun dimana lokasi 1 dan lokasi 2 merupakan lokasi yang ditempati burung pantai sedangkan lokasi 3 merupakan lokasi yang tidak ditempati burung pantai. Terlihat faktor fisik dan kimia dari masing-masing stasiun tidak jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh lokasi dari lokasi 3 yang terlalu dekat dengan tepi pantai sehingga stasiun ini banyak digunakan sebagai aktivitas masyarakat dan secara langsung menganggu lokasi mencari makan bagi burung pantai. Perbedaan faktor fisik dan kimia diduga mempengaruhi kehidupan dan kehadiran makrozoobentos sebagai sumber makanan bagi burung pantai. Emiyarti 2004 menyatakan bahwa kecerahan merupakan jarak yang dapat ditembus cahaya atau intensitas penetrasi cahaya ke dalam kolom air. Semakin jauh jarak tembus cahaya matahari, semakin dalam daerah yang memungkinkan terjadinya fotosintesis. Menurut Hynes 1974, kecepatan arus akan menentukan tipe sedimen suatu perairan. Arus yang kuat mengakibatkan sedimen terdiri dari batu atau kerikil dan pasir, sedangkan arus yang lemah menunjukkan dasar berlumpur atau tanah-organik. Menurut Kinne 1971, menyatakan bahwa suhu air yang berkisar antara 35-40 o C merupakan suhu kritis bagi kehidupan makrozoobenthos dan dapat menyebabkan kematian. Salinitas menggambarkan padatan total terlarut di dalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodide telah digantikan oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksida. Menurut Odum 1971, air laut adalah sistem penyangga yang sangat luas dengan pH relatif stabil, yaitu berkisar antara 7,0 – 8,5. Universitas Sumatera Utara

4.5 Komposisi Makrozoobenthos di Pantai Muara Indah