2.5 Migrasi Burung Pantai
Kelompok burung air migran adalah kelompok burung air yang menghabiskan sebagian hidupnya di Indonesia pada waktu tertentu saja, yaitu pada musim tidak
berbiak, dimana biasanya individu yang bermigrasi tersebut menghindari perubahan kondisi alam yang ekstrim di lokasi berbiaknya
Howes et al, 2003. Hewan melakukan migrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kepadatan
populasi dan faktor kondisi fisik lingkungan, seperti adanya perubahan suhu dan persediaan sumber makanan Hasudungan, 2005.
Burung pantai setiap tahunnya melakukan perjalanan migrasi dari belahan bumi Utara menuju ke belahan bumi Selatan. Burung pantai melakukan migrasi
sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi alam yang ekstrim di lokasi berbiaknya sehingga menyebabkan berkurangnya pasokan makanan. Perjalanan
migrasi burung pantai ke belahan bumi Selatan dilakukan sebagai upaya menghindari perubahan alam cuaca yang ekstrim dan memenuhi kebutuhan
makanan untuk keberlangsungan hidupnya Howes et al, 2003. Jenis migrasi hewan secara umum dibedakan berdasarkan lokasi dan
waktunya. Berdasarkan lokasinya, migrasi burung pantai terdiri atas 2 migrasi yaitu:
1 Jenis migrasi arah latitudinal migration, yaitu perpindahan dari satu tempat
ke tempat lain, dimana ketinggian lokasi asal dan lokasi tujuan tidak menjadi faktor utama. Jenis migrasi arah biasanya dilakukan antara dua tempat
berjauhan dan memiliki perbedaan kondisi alam yang ektstrim. 2
Jenis migrasi ketinggian altitudinal migration , yaitu perpindahan antara dua
lokasi yang memiliki ketinggian diatas permukaan laut yang cukup berbeda. Biasanya migrasi jenis ini dilakukan pada lokasi yang tidak berjauhan dengan
tujuan untuk menghindari tekanan alam yang datang sewaktu-waktu.
Kemudian, berdasarkan waktunya migrasi dibagi atas 3 yaitu: 1
Jenis migrasi balik return migration, yaitu perpindahan yang dilakukan ke suatu tujuan tertentu dan kemudian kembali lagi ke lokasi asal secara teratur.
Universitas Sumatera Utara
2 Migrasi balik tunda re-migration, yaitu perjalanan ke suatu tujuan tertentu
yang dilakukan oleh suatu generasi mahluk hidup, dan kemudian kembali ke lokasi asal dilakukan oleh generasi berikutnya, dan demikian seterusnya.
3 Migrasi searah removal migration, yaitu perjalanan yang dilakukan ke suatu
tujuan dan tidak bermaksud untuk kembali lagi secara tetap ke lokasi asal. Howes et al, 2003.
2.6 Penyebaran Migrasi
Dalam melakukan migrasi burung pantai biasanya memiliki pola penyebaran individu dalam populasi. Menurut Odum 1971 penyebaran individu dalam
populasi dapat menyebar dengan tiga macam pola penyebaran sebagai berikut : 1
Acak random, terjadi jika lingkungan sangat seragam dan tidak ada kecenderungan untuk berkelompok.
2 Teratur uniform, terjadi karena kompetisi antar individu yang sangat ketat,
sehingga burung memiliki kecenderungan untuk mempertahankan jarak yang sama dengan individu saingannya.
3 Berkelompok clumped, individu ditemukan dalam kelompok, akan tetapi
secara keseluruhan pengelompokan ini menyebar secara acak.
Rute migrasi burung pantai dikelompokkan ke dalam suatu kelompok rute yang disebut Flyway jalur terbang. Jalur terbang di Asia dikenal ada dua jalur
terbang utama yaitu jalur terbang bagian Timur Asia-Australia dan jalur terbang Indo-Asia.Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi rute migrasi burung
pantai dan termasuk kedalam jalur terbang bagian Timur Asia-Australia Hasudungan, 2005. Burung pantai yang bermigrasi ke Indonesia biasanya mulai
datang pada bulan September sampai dengan Maret dan waktu kembali lagi ke lokasi berbiak pada bulan Maret sampai bulan April, Siklus migrasi seperti terlihat
pada Gambar 3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Siklus Migrasi Burung Pantai Sumber: Howes et al. 2003
Penyebaran burung erat kaitannya dengan ketersediaan makanan, sehingga habitat burung berbeda antara satu jenis dengan jenis lainnya. Morfologi paruh,
kaki dan leher sangat mempengaruhi dalam perilaku mencari makan dan keberhasilan memperoleh makan Howes et al. 2003. Siklus pasang surut pada
garis pantai dan hamparan lumpur akan mempengaruhi ketersediaan ruang untuk mencari makan dan ketersediaan mangsa.
2.7 Makanan Burung Pantai