Analisis Sensitivitas Validasi Model Analisis Stabilitas Letak Geografis Iklim

47 DOKUMENTASI DISERTASI usah utan di rancang berdasarkan sistem dinamik dengan menggunakan diagram Forrester yang disa atani rupiah ha -1 tahun -1 , BiP menyatakan biaya produksi usahatani rupiah ha -1 tahun -1 , dan Biakon menyatakan biaya konservasi tanah rupiah ha -1 tahun -1 . Model penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanj jikan pada Gambar 6. BD LPT C EROPOT KS bKS IC IL A P bKL bKaLa Pr BiP fTP Hr Pen Ped Biakon Gambar 6. Diagram Forrester model penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan an dalam pemodelan dinamik adalah merupakan proses iteratif untuk menguji perwakilan yang sah dari rancangan struktur model terhadap realitas yang dikaji. Uji validasi dilakukan melalui uji tanda aljabar, tingkat kepangkatan, respon terhadap perubahan-perubahan input yang ingin dikendalikan, arah perubahan apabila terdapat perubahan input, dan nilai batas peubah sesuai dengan nilai batas parameter sistem yang dikaji.

e. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas terhadap komponen-komponen yang terdapat dalam sistem dinamik ditentukan berdasarkan hasil analisis prospektif yang menunjukkan pengaruh tinggi dan ketergantungan rendah di antara faktor. Program dan analisis

d. Validasi Model

Validasi yang dilakuk DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 48 DOKUMENTASI DISERTASI sensitivitas model menurut skenario kebijakan penggunaan lahan yang direncanakan di lakukan menggunakan perangkat lunak Powersim versi 2.5c yang di sajikan sebagai Lampiran 49 – 55 dalam bentuk compact disc CD.

f. Analisis Stabilitas

Analisis stabilitas model ditujukan untuk identifikasi batas kestabilan dari sistem yang diperlukan agar parameter tidak diberi nilai yang bisa mengarah pada perilaku tidak stabil apabila terdapat perubahan struktur sistem. Uji stabilitas diperlukan sebagai upaya menghindari perilaku acak tidak berpola ataupun nilai- nilai yang tidak realistis.

g. Aplikasi

Simulasi model dilakukan untuk menyusun arahan kebijakan penggunaan basa. Hasil simulasi tersebut selanjutnya disajikan secara spasial dalam bentuk peta arahan kebijakan penggunaan lahan untuk peng n hidup layak Rp 10.800.000,- -1 -1 Batas minimum kebutuhan hidup layak ditentukan berdasarkan batas garis kem KHL menyatakan batas minimum untuk memenuhi kebutuhan hidup layak rupiah keluarga -1 tahun -1 , KSB menyatakan kebutuhan pendapatan setara beras 320 kg Model lahan di DAS Gum embangan pertanian berkelanjutan di DAS Gumbasa. Variabel keputusan yang digunakan sebagai pertimbangan untuk menyusun arahan kebijakan penggunaan lahan adalah indeks lahan minimal memenuhi kriteria kesesuaian lahan marjinal indeks lahan = 25, erosi tanah yang dapat ditoleransi TSL dengan mempertimbangkan umur guna tanah selama 250 tahun, dan pendapatan usahatani yang dapat memenuhi batas minimum kebutuha keluarga tahun . iskinan melalui penentuan pendapatan setara beras per kapita per tahun Sayogyo, 1988. Penentuan batas minimum untuk memenuhi kebutuhan hidup layak adalah sebagai berikut: KHL = KSB x HB x JK x fk ................................................................ 3.24 DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 49 DOKUMENTASI DISERTASI ra -1 -1 be s jiwa tahun , HB menyatakan harga beras saat dilakukan penelitian Rp 2.700,- kg -1 , JK menyatakan jumlah individu dalam satu keluarga petani orang keluarga -1 , fk menyatakan faktor koreksi sama dengan 2,5. DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Letak Geografis

Daerah penelitian terletak pada koordinat di antara 120 o 00 ’ - 120 o 17 ’ BT dan 1 o 00 ’ - 1 o 15 ’ LS dengan ketinggian berkisar diantara 500 – 1500 m dpl dan mempunyai luas kurang lebih 20.000 Ha. Daerah tersebut terdapat di sebelah Utara Taman Nasional Lore-Lindu dan merupakan wilayah Kecamatan Palolo, Donggala Gambar 7 . Gambar 7. Peta Daerah Aliran Sungai Gumbasa

4.2. Iklim

Kelembaban relatif di daerah penelitian berkisar antara 70 – 85 . Berdasarkan peta agroklimat daerah penelitian memiliki dua tipe iklim yang berbeda, yaitu tipe iklim D1 di sebelah Timur dan tipe iklim E1 di sebelah Barat Oldeman dan Darmiyati, 1977; dalam Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 2001. Tipe iklim D1 dicirikan oleh 3 – 4 bulan basah dan bulan kering DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 51 kurang dari 2 bulan dalam satu tahun, sedangkan tipe iklim E1 dicirikan oleh bulan basah kurang dari 2 bulan dan bulan kering kurang dari 2 bulan dalam satu tahun. Rata-rata curah hujan dan hari hujan di daerah penelitian disajikan pada Gambar 8, sedangkan rata-rata suhu udara di daerah penelitian disajikan pada Gambar 9. 20 40 60 80 100 120 140 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B U L A N CUR AH HUJ AN m m 2 4 6 8 10 12 14 16 J UM L AH HARI HUJ AN Ha ri CURAH HUJAN JUMLAH HARI HUJAN Gambar 8. Rata-rata curah hujan dan jumlah hari hujan di daerah penelitian. Pada umumnya curah hujan di daerah penelitian terendah terjadi pada bulan Pebruari hingga mencapai 60 mmbulan, selanjutnya berangsur-angsur meningkat dan mencapai puncak pada bulan Mei dengan rata-rata curah hujan sebesar 125 mmbulan. Pada bulan Juni curah hujan bulanan cenderung mulai menurun, akan tetapi jumlah hari hujan cenderung meningkat. 23 23.2 23.4 23.6 23.8 24 24.2 24.4 24.6 24.8 25 25.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B U L A N S UHU UDAR A o C Gambar 9. Rata-rata suhu udara di daerah penelitian. Hujan pada bulan Januari dan Mei mempunyai pola yang spesifik yaitu terjadi rata – rata curah hujan yang relatif tinggi akan tetapi terjadi pada jumlah 52 hari hujan yang relatif rendah. Kondisi yang demikian menyebabkan jadwal tanam padi dan palawija di daerah penelitian pada umumnya terdapat pada bulan Pebruari dan Agustus, akan tetapi serangan hama dan penyakit tanaman yang meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu udara pada bulan Mei dan Oktober seringkali menyebabkan kegagalan panen pada lahan pertanian masyarakat.

4.3. Tanah dan Penggunaan Lahan