Indikator Pengelolaan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan

11 tanah digunakan untuk merancang sub model hidrologi dan erosi tanah, sedangkan variabel yang terliput dalam sistem usahatani produksi, biaya produksi, dan harga produksi digunakan sebagai dasar pemodelan analisis biaya-manfaat untuk tujuan analisis finansial usahatani. Prediksi erosi tanah digunakan sebagai dasar pertimbangan penentuan agroteknologi usahatani yang tepat dengan mempertimbangkan laju erosi tanah yang masih dapat ditoleransi.

2.2. Indikator Pengelolaan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan

Penggunaan lahan merupakan setiap bentuk campur tangan manusia terhadap sumberdaya lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik material maupun spiritual Arsyad, 2000. Campur tangan manusia tersebut terjadi dalam bentuk upaya untuk memanipulasi kondisi fisik lingkungan maupun proses-proses ekologi. Kualitas fisik, kimia, dan biologi tanah merupakan sifat-sifat tanah yang telah umum digunakan sebagai indikator untuk mempelajari manfaat tanah bagi penggunaan tertentu. Sifat fisik tanah yang umum digunakan sebagai indikator adalah: tekstur, ketebalan solum, infiltrasi air tanah, bobot isi tanah, dan kapasitas menahan air. Daya hantar listrik, pH, kandungan unsur hara N, P, dan K terekstrak merupakan indikator sifat kimia tanah yang digunakan untuk memepelajari kualitas kimia tanah, sedangkan indikator sifat biologi tanah adalah: potensi N dapat dimineralisasi, nisbah CN, biomas mikroba, dan respirasi tanah Larson dan Pierce, 1994. Indeks kesesuaian lahan merupakan metode yang sederhana untuk mengevaluasi lahan sebagai substrat yang sesuai untuk pertumbuhan akar. Indeks kesesuaian lahan didasarkan atas pengukuran beberapa karakteristik fisik dan kimia tanah Lopulisa dan Hernusye, 1995. Driessen dan Konijn 1992 menyatakan bahwa indeks produktivitas lahan dapat ditentukan berdasarkan pengukuran sifat fisik dan kimia tanah dalam persamaan sebagai berikut: n PI LAHAN = ∑ A i B i C i D i E i WF i ....................................... 2.1 DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 12 i = 1 PI LAHAN menyatakan indeks produktivitas lahan, A i menyatakan kapasitas air tersedia pada lapisan tanah ke i, B i menyatakan kecukupan aerasi tanah pada lapisan tanah ke i, C i menyatakan bobot isi tanah pada lapisan tanah ke i, D i menyatakan pH tanah pada lapisan ke i, E i menyatakan daya hantar listrik tanah pada lapisan tanah ke i, WF i menyatakan faktor pemberat pada lapisan tanah ke i, n menyatakan jumlah lapisan tanah yang dipertimbangkan, dan i menyatakan urutan nomor lapisan tanah yang dipertimbangkan. Lal 1994 menyatakan bahwa konsep penggunaan lahan berkelanjutan memberikan implikasi tidak hanya pada upaya peningkatan produktivitas per kapita tetapi juga memaksimumkan produksi pertanian per unit kehilangan tanah, per unit input energi, per unit kehilangan karbon organik, per unit konsumsi air, per unit peningkatan konsentrasi nitrat, fosfat, dan polutan dalam air. Indeks pengelolaan sumberdaya lahan berkelanjutan bergantung pada produktivitas maupun perubahan tanah dan lingkungan yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Is = f P l S p W r C f t ..................................................................... 2.2 I s menyatakan indeks pengelolaan sumberdaya lahan berkelanjutan, P l menyatakan produktivitas per kapita per unit input sumberdaya terbatas, S p menyatakan perubahan perilaku tanah atau proses penunjang kehidupan, W r menyatakan deplesi sumberdaya air atau perubahan, kualitas air, C f menyatakan perubahan faktor iklim dan pengaruh jangka panjang, t menyatakan waktu. Variabilitas sumberdaya alam seperti iklim dan tanah sejalan dengan perbedaan waktu dan wilayah menyebabkan para ahli pertanian merasa kesulitan untuk menetapkan secara pasti penggunaan metode dan indikator yang dianggap efektif untuk mengembangkan konsep pengelolaan sumberdaya lahan berkelanjutan. Beberapa ahli telah mengembangkan cara berpikir baru berdasarkan pengkajian sistem untuk mempelajari perubahan perilaku indikator- indikator yang dianggap tepat untuk mengembangkan konsep pengelolaan sumberdaya lahan berkelanjutan Freebairn, 2004a. DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 13 Indikator penutupan tanah soil cover, erosi tanah, dan sedimentasi dapat digunakan untuk mengembangkan konsep pengelolaan sumberdaya lahan pada skala wilayah atau DAS. Bahan organik yang terdapat pada permukaan tanah pada umumnya dijadikan sebagai tolok ukur yang mendasar bagi studi penutupan lahan dan erosi tanah Zheng et al., 2004. Rahman et al.2003 dan Iqbal et al. 2005 menyatakan bahwa penggunaan lahan sebagai areal budidaya tanaman semusim dalam jangka panjang telah menyebabkan perubahan perilaku fisik dan erodibilitas tanah. Pengelolaan lahan dalam jangka panjang yang berakibat pada akumulasi residu tanaman pada permukaan tanah dapat memperbaiki kualitas fisik tanah antara lain stabilitas agregat, kekuatan geser tanah shear strength, dan ketahanan tanah terhadap percikan air hujan yang dapat menyebabkan erosi tanah. Augusto et al. 2002 dan Zhang et al. 2005 mengemukakan bahwa bahan organik tanah dapat dijadikan sebagai indikator dalam mempelajari perubahan tingkat kesuburan tanah, akan tetapi pada tingkat usahatani maka penggunaan indikator bahan organik tanah tersebut masih belum dapat digunakan secara efektif dalam program pengelolaan sumberdaya lahan berkelanjutan karena selain memerlukan serial data yang cukup time series dan hanya dapat diperoleh dalam waktu yang lama, petani juga merasa tidak mempunyai kepentingan secara langsung terhadap program-program jangka panjang yang direncanakan oleh institusi. Indikator efisiensi penggunaan air dan status nitrogen dianggap efektif untuk dikembangkan guna mempelajari perubahan perilaku karakteristik lahan pada tingkat usahatani.

2.3. Model Evaluasi Lahan