Metode Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data untuk Diskusi Pakar dan

31 perseiapan lahan, pembelian peralatan lapang dan bibit, pembuatan gudang, dan pengurusan perijinan. Biaya tetap yang digunakan dalam analisis usahatani meliputi biaya irigasi dan pajak. Sewa lahan tidak termasuk dalam biaya tetap karena pada umumnya petani di daerah penelitian mengelola lahan yang dimiliki sendiri. Biaya variabel meliputi biaya tenaga kerja pengolahan tanah, pemberantasan hama dan penyakit, dan panen, biaya pembelian pestisida dan pupuk, dan biaya transportasi. 3.6. Metode Pengumpulan Data 3.6.1. Metode Pengumpulan Data untuk Diskusi Pakar dan Stakeholder Pengumpulan data dari pakar dilakukan melalui 2 tahap, yaitu: 1 menentukan kriteria penilaian , dan 2 menentukan bobot dan nilai alternatif. Pengumpulan data untuk analisis kebijakan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: 1 menentukan kriteria penilaian , dan 2 menentukan bobot setiap faktor yang diperbandingkan, dan 3 diskusi kelompok. Tahap pertama, penentuan kriteria penilaian dan alternatif tipe penggunaan lahan untuk tujuan analisis tipe penggunaan lahan prioritas yang akan digunakan dalam perencanaan dikembangkan berdasarkan hasil diskusi secara tatap muka dengan setiap pakar yang dipilih kehutanan, agronomi, ilmu tanah, sosial- ekonomi, dan peternakan. Tahap kedua, penentuan bobot dan kriteria dalam analisis tipe penggunaan lahan prioritas untuk pengembangan pertanian dilakukan melalui diskusi secara perorangan dengan menggunakan daftar isian yang telah memuat kriteria dan alternatif tipe penggunaan lahan yang terdapat di daerah penelitian. Pemberian bobot dan nilai alternatif dalam analisis tipe penggunaan lahan prioritas di dasarkan atas metode skoring dengan skor antara 1 hingga 9. Skor 1 menyatakan bobotnilai alternatif yang terendah, sedangkan skor 9 menyatakan bobotnilai alternatif yang tertinggi. Tahap pertama dalam analisis prospektif adalah penentuan kriteria yang akan di pertimbangkan dalam diskusi bersama stakeholder Universitas Tadulako, Sub Dinas Pengairan Propinsi Sulawesi Tengah, Balai Taman Nasional Lore-Lindu, Balai Pengelolaan DAS Palu-Poso, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 32 Kabupaten Donggala, dan organisasi lingkungan internasional The Nature Conservancy dan organisasi lingkungan lokal Yayasan Hutan Masyarakat. Tahap kedua adalah penilaian bobot setiap kriteria yang diperbandingkan yang dilakukan berdasarkan skoring dengan bobot 0, 1, 2, dan 3. Pembobotan diberi skor 0 apabila menyatakan tidak ada pengaruh diantara faktor yang diperbandingkan. Skor 1 apabila dinyatakan terdapat hubungan yang lemah antara faktor yang diperbandingkan, Skor 2 apabila dinyatakan terdapat hubungan yang cukup kuat antara faktor yang diperbandingkan. Skor 3 apabila dinyatakan terdapat hubungan yang kuat antara faktor yang diperbandingkan. Tahap ketiga, diskusi dengan stakeholder ditujukan untuk menyampaikan informasi hasil penilaian analisis prospektif yang telah diisikan oleh setiap stakeholder. 3.6.2. Pengumpulan Data untuk Evaluasi Lahan Pengumpulan data untuk tujuan evaluasi lahan terdiri atas data iklim, lansekap, dan sifat fisik-kimia tanah. Data iklim. Data iklim dikumpulkan melalui pengumpulan data sekunder dari Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi Sulawesi Tengah Lampiran 1 dan 2. Data lansekap. Data lansekap dikumpulkan melalui analisis sistem informasi geografi dengan menggunakan peta-peta tematik dan citra landsat tahun 2003. Data tanah. Data sifat fisik dan kimia tanah dikumpulkan melalui survai lapang dan analisis tanah di laboratorium Lampiran 3 dan 4 . Pengumpulan data tanah di lapang dilakukan berdasarkan teknik pengambilan sampel secara acak terstratifikasi stratified random sampling. Stratifikasi dilakukan berdasarkan unit-unit lahan yang telah ditentukan, sedangkan pengambilan sampel pada setiap unit lahan dilakukan secara acak. Penentuan unit lahan dibuat berdasarkan hasil tumpang tindih overlay peta kelerengan, peta penggunaan lahan, dan peta iklim. Iklim di daerah penelitian terbagi atas 2 zona agroekosistem, yaitu: tipe iklim D1 dan E1 Klasifikasi Tipe Iklim Oldeman. Penggunaan lahan di daerah penelitian terdiri atas penggunaan lahan hutan, kakao monokultur, kebun campuran, padi sawah, dan tegalan. DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 33 Kelerengan di daerah penelitian dibagi atas tanah yang mempunyai kelerengan 0 – 8 , 9 – 15 , 16 – 35 , dan lebih besar dari 35 . Berdasarkan hasil tumpang tindih overlay peta-peta tematik tersebut maka di dapatkan 27 unit lahan penelitian Gambar 3. Gambar 3. Peta unit lahan penelitian. Pengambilan contoh tanah utuh undisturbed soil samples dan contoh tanah terganggu disturbed soil samples dilakukan pada kedalaman 0 – 50 cm. Contoh tanah tidak terganggu digunakan untuk analisis bobot isi tanah bulk density. Pengambilan contoh tanah tidak terganggu di ulang sebanyak 3 kali pada setiap unit lahan sehingga didapatkan 81 contoh tanah utuh. Contoh tanah terganggu diambil secara komposit pada 27 unit lahan penelitian untuk dianalisis di laboratorium yang meliputi analisis tekstur tanah dan sifat kimia tanah kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, jumlah kation dasar, pH H 2 O, dan bahan organik tanah.

3.6.3. Pengumpulan Data untuk Analisis Erosi Tanah

Pengumpulan data erosi tanah terdiri atas 2 macam tujuan, yaitu: 1 untuk pengukuran erosi tanah aktual, dan 2 prediksi erosi tanah. DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 34 Erosi Tanah Aktual. Pengumpulan data untuk tujuan pengukuran erosi tanah aktual dilakukan melalui pengukuran secara langsung di lapang yang meliputi data curah hujan harian, aliran permukaan, dan jumlah tanah tererosi. Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan lokasi plot pengukuran erosi tanah dilakukan berdasarkan teknik penentuan sampel bertujuan purposive sampling . Dasar penetapan lokasi plot pengukuran erosi tanah dilakukan berdasarkan kriteria penggunaan lahan dan kelerengan yang dominan digunakan sebagai lahan untuk budidaya tanaman di DAS Gumbasa. Percobaan erosi tanah dilakukan dengan tanpa pengulangan. Jumlah keseluruhan petak pengukuran erosi tanah adalah 10 plot Lampiran 5- 14. Tipe Penggunaan lahan, kelerengan, dan lokasidesa pada plot pengukuran erosi tanah aktual disajikan pada Tabel 1. Skema plot pengukuran erosi tanah disajikan pada Gambar 4. Tabel 1. Tipe penggunaan lahan, kelerengan, dan lokasi desa pada plot pengukuran erosi tanah aktual. Tipe Penggunaan Lahan Kelerengan Lokasi Desa Kebun Campuran Gamal-Ubikayu Kebun Campuran Kakao – Hutan 5 3 Tongoa Tongoa Hutan Kebun Campuran Kakao – Hutan Kakao Monokultur Tanah Terbuka 24 22 9 5 Bahagia Bahagia Bahagia Bahagia Kacang Tanah 3 Bahagia Jagung Kebun Campuran Kakao -Cengkeh Tanah Terbuka 10 14 10 Ampera Ampera Ampera Prediksi Erosi Tanah. Pengumpulan data untuk tujuan prediksi erosi tanah di daerah penelitian dilakukan melalui survai tanah kedalaman efektif, permeabilitas, struktur tanah dan analisis tanah di laboratorium tekstur tanah dan bahan organik. Data iklim untuk tujuan prediksi erosi tanah dikumpulkan dari Dinas Kimpraswil Propinsi Sulawesi Tengah. DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 35 PLOT PENGUKURAN EROSI 2 m 5 m BAK PENAMPUNG EROSI TANAH 0,5 m Gambar 4. Skema plot pengukuran erosi tanah aktual.

3.6.4. Pengumpulan Data untuk analisis Usahatani

Pengumpulan data usahatani dilakukan berdasarkan teknik pengambilan sampel secara acak terstratifikasi stratified random sampling. Stratifikasi dilakukan berdasarkan unit-unit lahan yang didominasi oleh penggunaan lahan dengan usahatani yang ditentukan, sedangkan responden pada setiap unit lahan penelitian ditentukan secara acak. Responden pada setiap unit lahan ditentukan sebanyak 3 keluarga pada usahatani kakao, sedangkan pada penggunaan lahan palawija jagung, kacang tanah, dan ubikayu ditentukan sebanyak 5 orang. Penentuan jumlah responden pada usahatani tanaman palawija ditentukan dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah responden pada survai usahatani kakao dengan tujuan untuk mendapatkan nilai rata-rata yang lebih baik representattif. Jumlah unit lahan yang di dominasi budidaya kakao terdapat 13, sedangkan unit lahan yang didominasi oleh jagung, kacang tanah, dan ubikayu masing-masing terdapat 4 unit lahan. Secara keseluruhan terdapat 39 responden untuk analisis DOKUMENTASI DISERTASI usahatani kakao dan masing-masing 20 responden untuk usahatani jagung, kacang tanah, dan ubikayu. DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 36 DOKUMENTASI DISERTASI as Tipe Penggunaan Lahan untuk Pengembangan S Gumbasa n lahan ert basa menggunakan metode perb 1 j =1 j pada pilihan keputusan i, TKK j menyatakan derajat kriteria keputusan ke j dengan nilai at dikembangkan di DAS Gumbasa adalah meli nalisis prospektif dilakukan berdasarkan skoring yang menyatakan besarnya tu terhadap lainnya yang diperbandingkan. Skoring yang AN 3.7. Metode Analisis Data Penelitian 3.7.1. Skala Priorit