Formulasi Permasalahan Model Penggunaan Lahan untuk Pengembangan Pertanian Berkelanjutan (Studi Kasus Daerah Aliran Sungai Gumbasa, Donggala)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di DAS Gumbasa dengan luas keseluruhan wilayah penelitian berkisar 20.000 Ha. Lokasi penelitian terletak di sebelah Utara batas Taman Nasonal Lore-Lindu. Secara administratif daerah penelitian terdiri dari 9 desa yang terdapat di Kecamatan Palolo, Donggala dengan jarak sekitar 60 km sebelah Selatan Ibukota Propinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan penelitian mulai dari pengumpulan data sekunder dan primer, analisis data, dan pembuatan peta arahan penggunaan lahan secara keseluruhan berlangsung selama 20 bulan yang dimulai pada bulan Mei 2004 hingga Desember 2005. Analisis fisik dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

3.2. Formulasi Permasalahan

Pesatnya pertumbuhan penduduk yang disertai dengan keterbatasan suplai sumberdaya air menyebabkan kecenderungan terjadinya pola ekstensifikasi lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan hidup masyarakat di DAS Gumbasa. Alih guna lahan hutan menjadi pemukiman dan lahan pertanian telah memasuki wilayah Taman Nasional Lore-Lindu dan kawasan lindung yang tergolong Tidak Sesuai peruntukannya untuk budidaya pertanian. Sebagai akibat penggunaan sumberdaya lahan untuk budidaya pertanian yang kurang memperhatikan aspek konservasi tanah maka erosi tanah merupakan sumber pencemar utama sistem perairan sungai Gumbasa. Hal tersebut dalam jangka panjang dapat berpengaruh buruk terhadap produktivitas lahan yang pada umumnya berada pada kelas kesesuaian lahan Sesuai Marjinal. Permasalahan tata guna lahan yang pada prinsipnya bersumber dari konflik pemenuhan kebutuhan ekonomi dan pelestarian sumberdaya lahan memerlukan metode pemecahan yang bersifat multi disiplin. Kompleksitas permasalahan penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di DAS Gumbasa mulai dari ekologi, sosial, dan ekonomi masyarakat memerlukan penelitian tentang 28 tata guna lahan yang telah mempertimbangkan aspek-aspek tersebut sebagai suatu pendekatan yang bersifat holistik Pemodelan sistem penggunaan lahan merupakan pendekatan yang dapat mengadaptasikan beberapa bidang ilmu pengetahuan danatau kebutuhan beberapa sektor yang berbeda dalam suatu perencanaan penggunaan lahan. Pendekatan tersebut diperlukan dalam perencanaan penggunaan lahan sebagai upaya untuk menghasilkan suatu strategi kebijakan yang dapat diterima oleh berbagai pihak yang terkait dengan pengembangan sumberdaya lahan. Pendekatan pemodelan kualitatif dan kuantitatif sebagai suatu sistem perencanaan penggunaan lahan dipandang tepat untuk mengatasi permasalahan konflik kepentingan penggunaan lahan di DAS Gumbasa. 3.3. Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat yang digunakan selama penelitian di lapang adalah : 1. Peralatan survai tanah meliputi: GPS Global Positioning System, altimeter, bor tanah, soil munsell color chart, slope-meter, kantong plastik, karet gelang, label, alat tulis, dll. 2. Peta rupa bumi seri Kamarora dan seri Sausu Bakosurtanal, 1991, peta geologi lembar Poso Sulawesi Tengah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1997, peta iklim kawasan Taman Nasional Lore-Lindu Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam et al, 2001, peta Padu Serasi Propinsi Sulawesi Tengah Bappeda Sulawesi Tengah, 1996, Citra satelit tahun 2003 yang meliputi kawasan Taman Nasional Lore-Lindu dan sekitarnya, 3. Komputer untuk analisis sistem informasi geografis beserta perangkat lunak Arc View versi 3.3. 4. Perangkat lunak Powersim versi 2.5.c untuk analisis model dinamik 5. Perangkat lunak Excel untuk analisis prospektif. 6. Bahan-bahan kimia untuk kebutuhan analisis sifat fisik dan kimia tanah.

3.4. Tahapan Penelitian