Penggunaan Lahan Prioritas Model Penggunaan Lahan untuk Pengembangan Pertanian Berkelanjutan (Studi Kasus Daerah Aliran Sungai Gumbasa, Donggala)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Penggunaan Lahan Prioritas

Diskusi pakar untuk menentukan penggunaan lahan prioritas untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di DAS Gumbasa dilakukan melalui penilaian bobot kriteria dan nilai relatif alternatif beberapa tipe penggunaan lahan yang dominan. Kriteria yang digunakan dalam penentuan prioritas tipe penggunaan lahan di DAS Gumbasa adalah kelestarian tanah, teknologi budidaya, teknologi pasca panen, pemasaran produksi usahatani, keuntungan ekonomis usahatani, penyerapan tenaga kerja, dan kebiasaan bercocok tanam. Nilai bobot kriteria dan alternatif tipe penggunaan lahan prioritas untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di DAS Gumbasa disajikan pada Tabel 8. Penetapan skala prioritas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Metode Perbandingan Eksponensial MPE setiap penggunaan lahan yang telah dikembangkan di DAS Gumbasa Tabel 9. Tabel 8. Nilai bobot kriteria dan alternatif pemilihan tipe penggunaan lahan prioritas untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di DAS Gumbasa. Nilai Alternatif Tipe Penggunaan Lahan No. Kriteria Bobot A B C D E F G H I 1 Kelestarian Tanah 6 9 7 7 5 5 9 3 5 3 2 Teknologi Budidaya 6 9 7 7 7 3 7 7 7 7 3 Teknologi Pasca Panen 5 3 5 5 5 3 5 7 7 7 4 Pemasaran Produksi Usahatani 9 3 9 5 6 5 9 7 7 7 5 Keuntungan Ekonomis Usahatani 9 1 9 4 5 6 6 3 3 4 6 Penyerapan Tenaga Kerja 7 3 6 5 3 7 9 9 9 6 7 Kebiasaan Bercocok- Tanam 5 3 9 3 3 3 9 7 6 6 Keterangan: A : Hutan; B : Kakao; C : Cengkeh; D : Kelapa; E : Vanili; F : Padi Beririgasi ; G : Jagung; H : Kacang Tanah; I : Ubikayu Tabel 8 menunjukkan bahwa bobot kriteria tertinggi dalam penentuan skala penggunaan lahan prioritas untuk pengembangan pertanian berkelanjutan adalah pemasaran produksi usahatani, keuntungan ekonomis usahatani, dan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek ekonomi dan sosial merupakan tolok ukur yang sangat menentukan dalam DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB menentukan prioritas penggunaan lahan di daerah penelitian. Yantu 2000 menyatakan bahwa pemberian fasilitas kredit pada usahatani jagung dapat meningkatkan produktivitas lahan sebesar 7,31 . Aspek kelestarian tanah, teknologi budidaya tanaman, teknologi pasca panen, dan kebiasaan bercocok tanam yang menunjukkan hasil penilaian bobot kriteria yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan aspek pemasaran produksi, keuntungan ekonomis, dan penyerapan tenaga kerja memberikan arti bahwa aspek ekonomi dan sosial merupakan permasalahan yang perlu segera mendapatkan penanganan secara serius dibandingkan dengan aspek ekologis dan teknologi. Tabel 9. Skala prioritas penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di DAS Gumbasa. Tipe Penggunaan Lahan Nilai MPE Skala Prioritas Kakao 775.418.386 1 Padi Beririgasi 402.992.418 2 Kacang Tanah 45.314.116 3 Jagung 45.308.251 4 Ubikayu 41.038.648 5 Vanili 12.871.204 6 Kelapa 12.169.650 7 Cengkeh 2.532.060 8 Hutan 1.085.239 9 Tabel 9 menunjukkan bahwa pengembangan pertanian melalui budidaya kakao merupakan prioritas tertinggi bagi masyarakat di DAS Gumbasa, selanjutnya diikuti oleh budidaya padi beririgasi, kacang tanah, jagung, ubikayu, vanili, kelapa, cengkeh, dan hutan. Perbedaan nilai MPE antara prioritas pengembangan kakao dan padi beririgasi disebabkan karena perbedaan bobot kriteria keuntungan ekonomis yang tinggi sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan nilai MPE yang relatif tinggi antara kedua tipe penggunaan lahan tersebut. Hasil penilaian MPE tersebut sejalan dengan pendapat Amar 2002 yang menyatakan bahwa kakao merupakan komoditas unggulan untuk pengembangan perkebunan, sedangkan padi beririgasi merupakan komoditas unggulan untuk pengembangan tanaman pangan bagi masyarakat di Kabupaten Donggala. DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB Perbedaan nilai MPE yang relatif rendah antara tipe penggunaan lahan kacang tanah, jagung, dan ubikayu mengindikasikan bahwa minat masyarakat untuk membudidayakan ke tiga tipe penggunaan lahan tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa minat mayarakat untuk membudidayakan kacang tanah, jagung, dan ubikayu tidak mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang spesifik. Rendahnya nilai MPE pada penetapan prioritas penggunaan lahan untuk pengembangan vanili, kelapa, cengkeh, dan hutan mengindikasikan bahwa sebenarnya minat masyarakat untuk membudidayakan tipe penggunaan lahan tersebut relatif rendah.

5.2. Analisis Prospektif