Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Analisis Sistem dan Penggunaan Lahan Berkelanjutan

5 pembangunan yang saling tumpang-tindih. Melalui pendekatan diskusi pakar dan stakeholder maka dapat dipelajari tipe penggunaan lahan prioritas untuk pengembangan pertanian dan faktor-faktor penting yang perlu di perhatikan secara mendalam dalam perencanaan penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di daerah penelitian. Hasil diskusi pakar dan analisis prospektif merupakan suatu kesatuan yang bersifat sinergis untuk merumuskan skenario model penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di DAS Gumbasa. Analisis usahatani dapat digunakan sebagai kerangka kerja yang dapat mendukung penyelesaian permasalahan finansial yang berkaitan dengan kelayakan pemanfaatan lahan untuk tipe penggunaan lahan yang diinginkan. Selanjutnya, keterkaitan antara aspek finansial dengan aspek teknologi dan kelestarian sumberdaya lahan merupakan aspek-aspek yang saling berkaitan dan dapat digunakan sebagai landasan yang ideal dalam membangun model penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan. Analisis erosi tanah dan evaluasi kesesuaian lahan dapat menggambarkan keterkaitan antara aspek teknologi dan aspek ekologis. Aplikasi model di lakukan melalui simulasi model dinamik dengan mempertimbangkan variabel keputusan indeks lahan yang secara minimal dapat memenuhi kriteria kelas kesesuaian lahan Sesuai Marjinal S3 atau indeks lahan minimal 25, laju erosi tanah yang tidak lebih tinggi dari laju erosi tanah yang masih dapat ditoleransi TSL, dan pendapatan usahatani yang dapat memenuhi batas minimal kebutuhan hidup layak bagi masyarakat di daerah penelitian. Hasil simulasi model dinyatakan dalam bentuk peta spasial sebagai arahan penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di daerah penelitian.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai : 1. Dasar pengembangan model penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan, 2. Landasan dalam pengambilan keputusan pengembangan pertanian berkelanjutan di daerah batas hutan Taman Nasional Lore-Lindu. 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian di lakukan berdasarkan batasan ruang lingkup fisik-lingkungan Daerah Aliran Sungai DAS. Meninjau keterbatasan suplai sumberdaya air sebagai akibat rendahnya curah hujan dan topografi di daerah penelitian yang di dominasi oleh kelerengan berbukit hingga curam maka pengertian pengembangan pertanian berkelanjutan dalam penelitian dibatasi pada ruang lingkup pengembangan pertanian lahan kering.

1.6. Kebaruan Penelitian Novelty

Pada umumnya perancangan model penggunaan lahan yang telah banyak berkembang hingga saat ini didasarkan atas hubungan antara sistem tanah, tanaman, dan atmosfir sebagai suatu sistem berkesinambungan yang ditujukan untuk memprediksi berbagai perubahan status hara, kandungan air tanah, bahan organik, dan pertumbuhan tanaman Driessen dan Konijn, 1992; Young, 2002; dan ICRAF, 2002. Beberapa peneliti lain Tjoneng, 1999; Marwah, 2000; Syamsuddin, 2001; Mahmudi, 2002; dan Darsihardjo, 2004 telah mengembangkan model penggunaan lahan untuk pengelolaan DAS berdasarkan atas keterkaitan antara aspek erosi tanah, debit air, aliran permukaan, dan pendapatan usahatani. Berdasarkan perancangan model yang telah dilakukan peneliti sebelumnya dirasakan masih belum terdapat pendekatan penelitian model penggunaan lahan yang menggabungkan penggunaan model kualitatif dan model kuantitatif sebagai suatu sistem yang dapat diterapkan secara langsung untuk memberikan arahan kebijakan penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di DAS Gumbasa. Keterkaitan antara aspek-aspek penggunaan lahan prioritas, faktor-faktor penting yang mempengaruhi penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan, kesesuaian lahan, erosi tanah, dan pendapatan usahatani sebagai suatu sistem yang dikaji dalam penelitian dipandang sebagai kebaruan dalam melakukan pendekatan pemodelan penggunaan lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di DAS Gumbasa.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisis Sistem dan Penggunaan Lahan Berkelanjutan

Marimin 2004, 2005 menyatakan bahwa sistem didefinisikan sebagai suatu gugus elemen yang saling berinteraksi secara teratur dalam rangka mencapai tujuan dari lingkungan yang kompleks. Kompleksitas dari sistem meliputi kerjasama antar bagian yang bersifat interdependent. Orientasi pencapaian tujuan pada sistem memberikan sifat dinamis, yaitu ciri perubahan yang terus menerus dalam usaha mencapai tujuan. Mekanisme pengendalian pada suatu sistem menyangkut sistem umpan balik, yaitu mekanisme yang bersifat memberikan informasi kepada sistem mengenai efek dari perilaku sistem terhadap pencapaian tujuan atau pemecahan persoalan yang dihadapi. Pengelolaan sumberdaya alam memerlukan pengembangan konsep yang bersifat interdisiplin dan interaktif. Pendekatan berpikir sistem system thinking dapat memberikan informasi yang lebih baik bagi pengelola atau pemegang kebijakan untuk mempelajari kompleksitas. Metode berpikir sistem menyediakan pengetahuan tentang sebuah mekanisme untuk membantu pengelola sumberdaya dan pemegang kebijakan dalam mempelajari hubungan sebab dan akibat dari proses yang berlangsung, mengidentifikasi permasalahan utama, dan mendefinisikan tujuan yang ingin dicapai Gao et al., 2003. IBSRAM International Board for Soil Research and Management mendefinisikan sistem pertanian berkelanjutan sebagai bentuk pengelolaan sumberdaya lahan yang mengintegrasikan aspek teknologi, kebijakan, dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan memadukan prinsip-prinsip sosial-ekonomi dengan masalah ekologi secara bersamaan. Keterkaitan antara prinsip-prinsip tersebut digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan atau mempertahankan produksijasa, mengurangi tingkat resiko dalam berproduksi, melindungi potensi sumberdaya alam dan mencegah degradasi tanah dan air, secara ekonomis menguntungkan, dan secara sosial dapat diterima Bechstedt, 1997. Fauzi 2004 menyatakan bahwa pada awalnya konsep pembangunan berkelanjutan secara prinsip meliputi dua dimensi, yaitu: dimensi waktu dan dimensi keterkaitan antara interaksi sistem ekonomi dan sistem sumberdaya 8 alam dan lingkungan. Dalam pengertian statik maka keberlanjutan didefinisikan sebagai pemanfaatan sumberdaya alam terbarukan renewable dengan laju perkembangan teknologi yang konstan. Di lain pihak, keberlanjutan dinamik didefinisikan sebagai pemanfaatan sumberdaya lahan tidak terbarukan non renewable dengan teknologi yang terus berubah. Pernyataan tersebut mendukung pendapat Barlowe 1972 yang mengemukakan bahwa konservasi sumberdaya lahan sebenarnya merupakan pemanfaatan lahan dengan menerapkan berbagai komponen teknologi dengan tujuan untuk mempertahankan produksi dan pendapatan secara kontinyu tanpa menyebabkan menurunnya kualitas lahan. Perencanaan penggunaan lahan merupakan proses yang penting menuju pengembangan pertanian berkelanjutan. Pada hakekatnya perencanaan penggunaan lahan merupakan bagian dari mekanisme penunjang keputusan yang diperlukan untuk memberikan arahan kepada pemegang kebijakan melalui proses pemilihan penggunaan lahan yang sesuai dengan tujuan perencanaannya FAO dan UNEP, 1999. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah kebijakan adalah melalui pemodelan sistem. Model merupakan representasi atau penyederhanaan dari sistem yang sebenarnya Eriyatno, 1999. Melalui pemodelan maka dapat dilakukan analisis perubahan setiap komponen yang terdapat dalam sistem tersebut, prediksi kemungkinan yang terjadi sebagai akibat perubahan sistem, dan menentukan tindakan pengelolaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan Hardjomidjojo, 2004. Soerianegara 1978 mengemukakan bahwa kelebihan penggunaan model dalam penelitian sumberdaya alam dan lingkungan adalah: 1 memungkinkan penelitian yang bersifat multidisiplin dengan ruang lingkup yang lebih luas, 2 dapat digunakan untuk menentukan bentuk kebijakan pengelolaan yang tepat sesuai dengan macam perbaikan yang diperlukan, dan 3 sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah lingkungan tanpa harus melakukan eksperimen yang seringkali membutuhkan biaya besar dan waktu lama. Bosch et al. 2003 menyatakan bahwa sistem sumberdaya alam bersifat kompleks dan dinamis. Berbagai perubahan berlangsung secara terus-menerus DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 9 dan sulit untuk diprediksi. Pendekatan yang bersifat kolaborasi lintas disiplin merupakan kekuatan untuk menciptakan hubungan antara ilmu pengetahuan sumberdaya alam, manajemen, dan kebijakan. Analisis prospektif merupakan pendekatan partisipatif yang melibatkan stakeholders dalam proses pembuatan keputusan. Analisis prospektif merupakan studi tentang kemungkinan di masa depan IAME, 2002. Lebih lanjut Hardjomidjojo 2005 menyatakan bahwa analisis prospektif dapat digunakan untuk mempersiapkan tindakan strategis dan mempelajari berbagai perubahan yang diperlukan untuk mempersiapkan kondisi yang lebih baik di masa depan. Berdasarkan analisis prospektif maka dapat dipilih elemen-elemen kunci yang berpengaruh terhadap perbaikan situasi di masa depan. CENTURY merupakan model yang dirancang untuk mensimulasikan perubahan-perubahan yang terdapat di dalam tanah, terutama kandungan bahan organik tanah. Melalui percobaan sistem intercropping maka model CENTURY digunakan untuk mensimulasikan perubahan bahan organik tanah untuk tujuan pengembangan sistem agroforestri Young, 2002. Vermeulen et al. 1993 menyatakan bahwa model SCUAF Soil Changes under Agroforestry merupakan model yang digunakan untuk memprediksi perubahan-perubahan tanah pada sistem penggunaan lahan tertentu. Studi tentang ekosistem savana dan jagung di Zimbabwe, rehabilitasi lahan-lahan tererosi di Vietnam, rotasi antara rumput Imperata sp. dengan padi lahan kering di Asia Tenggara, dan intercropping tanaman pagar pada budidaya lorong alley cropping di Filipina digunakan sebagai dasar aplikasi model SCUAF. Erosi tanah, kandungan karbon organik, nitrogen, dan fosfor dipelajari secara bersama-sama untuk mempelajari perubahan-perubahan komponen tersebut dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman dan analisis ekonomi. Input yang digunakan untuk merancang model SCUAF meliputi: kondisi lingkungan iklim, tipe tanah, dan kelerengan, Penggunaan lahan dan Pengelolaannya, pertumbuhan awal tanaman, kondisi tanah awal dan proses-proses yang terdapat di dalamnya. Erosi tanah, penaungan, maupun kehilangan dan transformasi bahan organik, nitrogen, dan fosfor digunakan sebagai mekanisme umpan balik DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 10 untuk mempelajari pengaruh perubahan karakteristik tanah terhadap pertumbuhan tanaman. Model SHIELD Simulation of Hedgerow Intervention Against Erosion and Land Degradation adalah model yang dikembangkan di daerah tropika berbasis pengetahuan tentang status air tanah, infiltrasi, aliran permukaan, ketersediaan air tanah, dan erosi tanah dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan hasil tanaman. Variabel pengendali dari sistem tersebut adalah curah hujan harian Kiepe, 1995. Model WaNuLCAS Water, Nutrient and Light Capture in Agroforestry Systems merupakan dasar-dasar pengembangan model untuk mempelajari interaksi antara pohon – tanah – tanaman semusim pada pola pengunaan lahan agroforestri. Kerapatan akar pohon dan tanaman semusim digunakan sebagai indikator yang penting untuk mempelajari kompetisi sumberdaya alam air, unsur hara, dan cahaya ICRAF, 2002. Pemodelan yang mengintegrasikan aspek fisik lingkungan dan nilai ekonomis sumberdaya lahan dikembangkan melalui prediksi pertumbuhan tanaman dan produksi. Bio-Economic Agroforestry Model BEAM memerlukan serial data pertumbuhan dan produksi tanaman, input fisik dan tenaga kerja, serta biaya dan harga yang terkait dengan sistem produksi tanaman. Analisis biaya-manfaat merupakan keluaran output model untuk mempertimbangkan nilai ekonomis penggunaan lahan tertentu. Secara utuh model tersebut meliputi sub model naungan yang menjelaskan pengaruh penaungan oleh tanaman pagar terhadap intersepsi cahaya yang dapat diterima oleh tanaman semusim, sub model pemulsaan yang menjelaskan keuntungan- keuntungan pemanfaatan mulsa yang berasal dari tanaman pagar, sub model kompetisi air dan unsur hara antara akar tanaman semusim dan pohon tanaman pagar, sub model fiksasi nitrogen oleh tanaman pagar, dan sub model hasil panen dari tanaman semusim dan pohon dalam kaitannya dengan nilai ekonomisnya Thomas, 1990. Pemodelan penggunaan lahan pada suatu DAS telah dipelajari oleh Tjoneng 1999, Syamsuddin 2001, Mahmudi 2002, dan Darsihardjo 2004 melalui perancangan model erosi tanah, hidrologi, dan usahatani. Variabel iklim dan DOKUMENTASI DISERTASI DANANG WIDJAJANTO P 062020261 PSL IPB 11 tanah digunakan untuk merancang sub model hidrologi dan erosi tanah, sedangkan variabel yang terliput dalam sistem usahatani produksi, biaya produksi, dan harga produksi digunakan sebagai dasar pemodelan analisis biaya-manfaat untuk tujuan analisis finansial usahatani. Prediksi erosi tanah digunakan sebagai dasar pertimbangan penentuan agroteknologi usahatani yang tepat dengan mempertimbangkan laju erosi tanah yang masih dapat ditoleransi.

2.2. Indikator Pengelolaan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan