Nilai ri didapat dari perhitungan selisih antara PDRB sektor i di Kabupaten Tangerang tahun 2007 dengan PDRB sektor i di Kabupaten Tangerang tahun
2003 dibagi dengan PDRB sektor i di Kabupaten Tangerang tahun 2003. Berdasarkan Tabel 5.4, semua sektor ekonomi di Kabupaten Tangerang
mengalami peningkatan kontribusi sehingga semua sektor memiliki nilai ri yang positif. Nilai ri terbesar ditempati oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar
3,81 karena sektor ini sangat mempengaruhi sektor-sektor lainnya yang menggunakan sektor tersebut sebagai inputnya, diantaranya sektor industri
pengolahan yang sangat bergantung pada listrik sebagai sumber utama energi penggerak mesin-mesin produksinya. Sektor pertambangan dan penggalian
mempunyai nilai ri terkecil yaitu sebesar 1,14 karena letak topografi Kabupaten Tangerang yang tidak memiliki daerah pertambangan sehingga hanya bergantung
pada subsektor penggalian saja.
5.2.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2003-2007
Dalam pembangunan wilayah Kabupaten Tangerang, dipengaruhi oleh faktor komponen pertumbuhan wilayah. Komponen tersebut terdiri dari
komponen Pertumbuhan Regional PR, komponen Pertumbuhan Proporsional PP, dan komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW. Jika ketiga komponen
pertumbuhan wilayah tersebut bernilai positif, maka laju pertumbuhan sektor- sektor perekonomian di Kabupaten Tangerang semakin meningkat dari tahun ke
tahun.
Komponen pertumbuhan regional merupakan hasil kali antara rasio PDRB Provinsi Banten dengan PDRB sektor i pada Kabupaten Tangerang tahun 2003.
Komponen ini dapat terjadi karena adanya perubahan kebijakan ekonomi di tingkat provinsi. Selain itu, dapat pula disebabkan oleh adanya perubahan dalam
hal-hal yang memengaruhi perekonomian semua sektor di Kabupeten Tangerang. Jika ditinjau secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tahun
2003-2007 telah mempengaruhi peningkatan PDRB Kabupaten Tangerang sebesar Rp. 1,21 triliun 25 persen.
Tabel 5.5. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Tahun 2003-2007
Lapangan Usaha PR
ij
Juta Rupiah PR
ij
Persen
Pertanian 131.189,50
25 Pertambangan Penggalian
1.772,75 25
Industri Pengolahan 647.006,50
25 Listrik, Gas Air Bersih
75.582,00 25
Konstruksi 23.003,75
25 Perdagangan, Hotel Restoran
145.894,75 25
Pengangkutan Komunikasi 78.366,00
25 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
42.563,75 25
Jasa-Jasa 64.993,25
25 Total
1.210.372,30 25
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2007 diolah.
Berdasarkan Tabel 5.5, semua sektor ekonomi di Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan kontribusi dengan sektor industri pengolahan sebagai
sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp. 647,01 miliar. Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terendah adalah
sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai Pertumbuhan Regional PR sebesar Rp. 1,77 miliar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sektor industri
pengolahan adalah sektor yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan pemerintah di tingkat Provinsi Banten. Jika terjadi perubahan kebijakan
pemerintah, maka kontribusi sektor industri pengolahan beserta subsektornya akan mengalami perubahan.
Komponen pertumbuhan proporsional sebagai komponen pertumbuhan wilayah kedua didapat dari hasil kali antara PDRB Kabupaten Tangerang sektor i
tahun 2003 dengan selisih antara Ri dan Ra. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional, Tahun 2003-2007
Lapangan Usaha PP
ij
Juta Rupiah PP
ij
Persen Pertanian
-89.208,86 -17
Pertambangan Penggalian 212,73
3
Industri Pengolahan -181.161,82
-7 Listrik, Gas Air Bersih
-30.232,80 -10
Konstruksi 16.562,70
18 Perdagangan, Hotel Restoran
75.865,27 13
Pengangkutan Komunikasi 47.019,60
15 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
69.804,55 41
Jasa-Jasa 28.597,03
11 Total
-62.541,60 -1,29
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2007 diolah.
Jika dilihat dari Tabel 5.6, sektor unggulan dengan nilai PP positif PPij 0 adalah sektor jasa-jasa yaitu sebesar 28,59 miliar 11 persen. Sektor ini
merupakan sektor unggulan yang pertumbuhannya cepat. Sementara itu, sektor unggulan lainnya memiliki nilai PP negatif yaitu sektor listrik, gas dan air bersih,
sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Sektor listrik, gas dan air bersih memiliki nilai PP sebesar Rp. -30,23
miliar -10 persen, hal ini dikarenakan rusaknya pembangkit listrik PLTU Suralaya di wilayah Provinsi Banten yang mempengaruhi pasokan listrik di
seluruh wilayah Provinsi Banten termasuk Kabupaten Tangerang. Sektor industri pengolahan memiliki nilai PP sebesar Rp. -181,16 -7 persen, hal ini disebabkan
karena sektor industri pengolahan sangat bergantung pada sektor listrik, gas dan air bersih sebagai inputnya yang mengalami penurunan. Sektor pertanian memiliki
nilai PP sebesar Rp. -89,21 miliar -17 persen, hal ini disebabkan karena semakin sempitnya lahan pertanian menjadi daerah industri, pemukiman dan perdagangan.
Ketiga sektor unggulan tersebut tergolong sektor yang pertumbuhannya lambat PPij 0. Semua sektor non unggulan memiliki nilai PP yang positif sehingga
sektor-sektor non unggulan memiliki pertumbuhan yang cepat. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor non unggulan yang memiliki
nilai persentase PP terbesar yaitu 41 persen, hal ini dikarenakan semakin banyaknya lembaga keuangan yang membuka layanan kredit kendaraan bermotor
dan banyaknya gudang-gudang dan rumah toko yang disewakan. Untuk komponen pertumbuhan pangsa wilayah, sektor yang memiliki nilai
PPWij 0 tergolong sektor yang memiliki daya saing baik, sedangkan untuk sektor yang memiliki nilai PPWij 0 maka sektor tersebut termasuk sektor yang
mempunyai daya saing yang kurang baik. Dalam Tabel 5.7, sektor yang
mempunyai nilai PPWij 0 adalah semua sektor ekonomi, baik sektor unggulan maupun sektor non unggulan. Hal ini mengindikasikan bahwa semua sektor
ekonomi tersebut dapat bersaing dengan baik dengan sektor ekonomi yang sama di kabupatenkotamadya lain di Provinsi Banten.
Tabel 5.7. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah, Tahun 2003-
2007
Lapangan Usaha PPW
ij
Juta Rupiah PPW
ij
Persen Pertanian
1.070.506,30 204
Pertambangan Penggalian 6.098,26
86
Industri Pengolahan 6.884.149,20
266 Listrik, Gas Air bersih
1.106.520,50 366
Konstruksi 254.881,55
277 Perdagangan, Hotel Restoran
1.698.214,90 291
Pengangkutan Komunikasi 971.738,40
310
Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 255.382,50
150
Jasa-Jasa 553.742,49
213 Total
12.801.234,00 264
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2003 dan 2007 diolah.
Sektor-sektor unggulan yang mempunyai laju pertumbuhan pangsa wilayah diatas rata-rata lebih dari 264 persen adalah sektor industri pengolahan
serta sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terbesar adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 366
persen, hal ini dikarenakan daya saing sektor tersebut lebih tinggi dibandingkan sektor yang sama di wilayah Provinsi Banten. Sedangkan sektor dengan laju PPW
terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 86 persen karena letak topografi Kabupaten Tangerang yang tidak mempunyai daerah
pertambangan menjadikan sektor tersebut mempunyai laju pertumbuhan pangsa wilayah yang rendah. Sektor pengangkutan dan komunikasi adalah sektor non
unggulan yang mempunyai daya saing yang tinggi 310 persen dibandingkan sektor unggulan industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa, hal ini
dikarenakan adanya Bandara Internasional Soekarno Hatta dan meningkatnya pengguna telepon seluler di Kabupaten Tangerang.
5.2.4. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor-Sektor Unggulan