Tempat dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Definisi Operasional 1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Analisis mengenai sektor-sektor unggulan dilaksanakan di Kabupaten Tangerang pada bulan April sampai Juni 2009. Kabupaten Tangerang dijadikan objek penelitian karena letak wilayahnya yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, menjadikan wilayah ini mempunyai peran dan posisi yang strategis sebagai daerah penyangga dan penyeimbang Kota Jakarta, sehingga dibutuhkan penelitian mengenai sektor-sektor unggulan di Kabupaten Tangerang.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder, yaitu data PDRB sektor-sektor ekonomi menurut lapangan usaha di Kabupaten Tangerang dari tahun 2003 sampai tahun 2007 dan data PDRB sektor-sektor ekonomi menurut lapangan usaha di Provinsi Banten periode 2003-2007. Data ini diperoleh dari BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang, BPS Provinsi Banten, BPS pusat, BAPPEDA Kabupaten Tangerang, berbagai literatur, internet, dan sumber-sumber lainnya. Penulis menggunakan data tahun 2003 sampai tahun 2007 karena kondisi perekonomian di Kabupaten Tangerang dapat dilihat dalam jangka waktu relatif 5 tahun. Selain itu juga karena Kabupaten Tangerang mengalami pemekaran wilayah dan telah mengalami pertumbuhan yang baik sejak tahun 2003 dan pada tahun 2005 perekonomian Kabupaten Tangerang mencapai pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir, yaitu sebesar 7,32 persen walaupun mengalami penurunan kembali pada tahun berikutnya. Selama kurun waktu tersebut, PDRB Kabupaten Tangerang juga menunjukkan trend yang meningkat. 3.3. Metode Analisis Data 3.3.1. Analisis LQ Location Quotient Dalam analisis ini dilakukan perbandingan antara pendapatan di sektor i pada daerah bawah terhadap pendapatan total semua sektor di daerah bawah dengan pendapatan di sektor i pada daerah atas terhadap pendapatan total semua sektor di daerah atasnya. Rumus LQ dapat dituliskan : LQ = a ia b ib S S S S Keterangan: S ib = Pendapatan sektor i pada daerah bawah Kabupaten Tangerang S b = Pendapatan total semua sektor daerah bawah Kabupaten Tangerang S ia = Pendapatan sektor i pada daerah atas Propinsi Banten S a = Pendapatan total semua sektor daerah atas Propinsi Banten Jika nilai LQ 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor unggulan, artinya peranan suatu sektor dalam perekonomian Kabupaten Tangerang lebih besar dari pada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Banten. Sebaliknya, apabila nilai LQ 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor non- unggulan, artinya peranan suatu sektor dalam perekonomian Kabupaten Tangerang lebih kecil dari pada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Banten.

3.3.2. Analisis S-S Shift Share

Dalam menggunakan analisis Shift Share, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah : 1. Menentukan wilayah yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini, wilayah yang akan dianalisis adalah wilayah Kabupaten Tangerang. 2. Menentukan indikator kegiatan ekonomi dan periode analisis. Indikator kegiatan ekonomi yang digunakan di sini adalah pendapatan yang dicerminkan dari nilai PDRB Kabupaten Tangerang dan PDRB Propinsi Banten. Sedangkan periode analisis yang digunakan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. 3. Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis. Sektor ekonomi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sektor ekonomi berdasarkan lapangan usaha yang terdiri dari 9 sektor, yaitu : sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. 4. Menghitung perubahan indikator kegiatan ekonomi, dengan menghitung persentase perubahan PDRB : ∆Y ij = [Y ij – Y ij Y ij ] • 100 Keterangan: ∆Y ij = perubahan pendapatan sektor i pada wilayah j Y ij = pendapatan dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis Y ij = pendapatan dari sektor i pada wilayah j pada tahun akhir analisis 5. Menghitung Rasio indikator kegiatan ekonomi yang terdiri dari: a ri ri = Y ij – Y ij Y ij ; dengan ri adalah rasio pendapatan sektor i pada wilayah j. b Ri Ri = Y i - Y i Y i ; dengan Ri adalah rasio pendapatan propinsi dari sektor i, Y i adalah pendapatan propinsi dari sektor i pada tahun akhir analisis, dan Y i adalah pendapatan propinsi dari sektor i pada tahun dasar analisis. c Ra Ra = Y..-Y.. Y.. ; dengan Ra adalah rasio pendapatan propinsi, Y..adalah pendapatan propinsi pada tahun akhir analisis, dan Y..adalah pendapatan propinsi pada tahun dasar analisis. 6. Menghitung Komponen Pertumbuhan Wilayah a Komponen Pertumbuhan Regional PR PR ij = RaY ij Keterangan: PR ij = komponen pertumbuhan regional sektor i untuk wilayah j Y ij = pendapatan dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis b Komponen Pertumbuhan Proporsional PP PP ij = Ri-RaY ij ; di mana PP ij adalah komponen pertumbuhan proporsional sektor i untuk wilayah j. Apabila: PP ij 0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah j pertumbuhannya lambat. PP ij 0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah j pertumbuhannya cepat. c Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW PPW ij = ri-RiY ij ; di mana PPW ij adalah komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i untuk wilayah j. Apabila: PPW ij 0, berarti sektor i pada wilayah j mempunyai daya saing yang baik dibandingkan dengan wilayah lainnya. PPW ij 0, berarti sektor i pada wilayah j tidak dapat bersaing dengan baik apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya. d Persentase ketiga pertumbuhan wilayah dapat dirumuskan : PN ij = PN ij Y ij 100 PP ij = PP ij Y ij 100 PPW ij = PPW ij Y ij 100 3.4. Definisi Operasional 3.4.1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto PDRB, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir neto yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Dalam penelitian ini, tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun BPS Kabupaten Tangerang, 2007. Untuk menghitung PDRB, ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :

a. Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan