2.4. Metode Analisis Sektor Unggulan 2.4.1. Metode LQ
Location Quotient
Metode ini berguna untuk menentukan sektor unggulan dan sektor non unggulan dengan cara menghitung perbandingan antara pendapatan di sektor i
pada daerah bawah terhadap pendapatan total semua sektor di daerah bawah dengan pendapatan di sektor i pada daerah atas terhadap pendapatan total semua
sektor di daerah atasnya. Daerah bawah dan daerah atas yang dimaksud adalah daerah administratif Glasson, 1977. Misalnya dalam penelitian ini analisis
dilakukan pada tingkat kabupaten, maka daerah bawahnya adalah kabupaten dan daerah atasnya adalah provinsi.
2.4.2. Analisis S-S Shift Share
Analisis SS ini pertama kali diperkenalkan oleh Perloff, et al. pada tahun 1960. Analisis Shift Share SS merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis struktur perekonomian di suatu wilayah. Selain itu, dapat juga digunakan untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor perekonomian suatu wilayah
selama dua periode waktu. Analisis ini dapat dilakukan pada tingkat kabupaten, provinsi maupun
nasional. Di tingkat kabupaten, analisis ini berguna untuk melihat kecamatan- kecamatan mana saja yang memberikan kontribusi pertumbuhan paling besar
terhadap perekonomian kabupaten tersebut. Selain itu, melalui analisis ini juga dapat diketahui sektor mana saja yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat
di masing-masing wilayah kecamatan tersebut. Di tingkat provinsi, dapat diketahui kabupaten-kabupaten mana saja beserta sektor-sektornya yang
memberikan kontribusi paling besar terhadap pertumbuhan di tingkat provinsi. Secara umum terdapat 3 tiga komponen pertumbuhan wilayah dalam
analisis SS, yaitu: komponen Pertumbuhan Nasional, komponen Pertumbuhan Proporsional, dan komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Priyarsono, Sahara
dan M. Firdaus, 2007. Komponen Pertumbuhan Nasional PN adalah perubahan produksi
kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan produksi kesempatan kerja nasional, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan
dalam hal-hal yang memengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah. Contohnya antara lain kecenderungan inflasi, pengangguran dan kebijakan
perpajakan. Komponen Pertumbuhan Proporsional PP timbul karena perbedaan
sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industri seperti kebijakan perpajakan, subsidi
dan price support serta perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW timbul karena
peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Cepat lambatnya pertumbuhan suatu
wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya ditentukan oleh keunggulan
komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.
Apabila PP + PPW ≥ 0 maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan sektor ke i di wilayah ke j termasuk ke dalam kelompok progresif maju. Sementara itu,
PP + PPW 0 menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ke i pada wilayah ke j tergolong lambat.
Sumber : Priyarsono, Sahara dan M. Firdaus. 2007
Gambar 2.2. Model Analisis Shift Share
2.5. Penelitian Terdahulu