2.3. KERANGKA BERPIKIR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Kondisi Akhir
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran menulis narasi
bahasa Jawa melalui metode Mind Mapping meningkat. 2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi bahasa Jawa melalui metode Mind Mapping meningkat.
3. Keterampilan menulis narasi bahasa Jawa melalui metode
Mind Mapping meningkat. Kondisi Awal
1. Guru
Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional ditunjukkan dengan penggunaan metode ceramah satu arah.
2. Siswa
a. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
b. Siswa kesulitan dalam menentukan gagasan.
3. Keterampilan menulis narasi
Sebagian besar siswa belum mencapai KKM.
Pelaksanaan 1.
Siswa bersama guru memilih ide gagasan cerita kemudian menuliskannya di tengah selembar kertas kosong.
2. Guru membantu siswa mengembangkan gagasan pokok
tersebut dengan menuliskan kata tanya kapan, dimana, siapa, mengapa, dan bagaimana.
3. Siswa mengembangkan Mind Mapping kerangka
karangannya dengan menambahkan keterangan di setiap cabang.
4. Siswa memberikan warna, simbol dan gambar yang
menarik pada Mind Mapping kerangka karangannya. 5.
Setelah siswa selesai membuat Mind Mapping kerangka karangannya, baru diberikan tugas untuk membuat cerita
berdasarkan Mind Mapping kerangka karangan yang telah dibuat.
6. Ide yang muncul di tengah aktivitas menulis dapat
dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting mana pun dalam peta pikiran untuk selanjutnya. ditambahkan dalam
karangan cerita.
Skema alur berpikir memperlihatkan bahwa pada kondisi awal pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, ditemukan permasalahan pada
pembelajaran bahasa Jawa di kelas VA SDN Wonosari 02 Semarang, siswa masih kesulitan menulis narasi. Penggunaan metode pembelajaran yang berbeda akan
menghasilkan aktivitas yang berbeda pula. Dalam menulis narasi siswa masih kesulitan dalam menentukan gagasan. Mereka bingung mengenai apa yang akan
mereka tulis. Hal inilah yang menyebabkan minat siswa rendah dalam pembelajaran menulis narasi. Permasalahan lainnya yaitu guru belum dapat
mengemas pembelajaran menjadi pembelajaran yang dapat menarik antusiasme siswa, masih menggunakan metode konvensional, yaitu ceramah menyebabkan
siswa kurang mampu menuangkan ide dan gagasannya secara tertulis dalam bentuk cerita. Penentuan gagasan dalam kerangka karangan inilah yang membuat
siswa kesulitan dalam menulis karangan. Melihat kondisi tersebut, peneliti bersama tim kolaborasi merencanakan
untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode Mind Mapping. Metode Mind Mapping adalah metode yang sangat
menyenangkan dan mengaktifkan siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan menulis narasi bahasa Jawa siswa kelas VA SDN Wonosari 02 Semarang.
Tindakan perbaikan yang peneliti lakukan pada pembelajaran menulis narasi menggunakan metode Mind Mapping diharapkan dapat memberikan peningkatan
pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis narasi siswa.
Selanjutnya dapat memberikan kontribusi atau masukan bagi guru untuk selalu menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan agar siswa antusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.4. HIPOTESIS TINDAKAN