2.1.5. Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar
Bahasa Jawa merupakan bagian dari mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran muatan lokal bertujuan agar peserta didik dapat: 1 mengenal dan
menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya; 2 memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang
berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya, dan 3 memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai aturan-aturan yang
berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional Aqib
2009:107. Menurut KTSP 2006 ruang lingkup mata pelajaran bahasa Jawa adalah:
a kemampuan berkomunikasi yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis; b kemampuan menulis huruf Jawa; c meningkatkan
kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Jawa; dan d memupuk tanggung jawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya sebagai salah satu unsur
kebudayaan nasional Depdiknas 2006:3. Mata pelajaran bahasa Jawa mempunyai fungsi sebagai: 1 alat
komunikasi; 2 kebudayaan, dan 3 perorangan. Fungsi komunikasi berkaitan dengan upaya agar siswa dapat menggunakan bahasa Jawa secara baik dan benar
untuk kepentingan alat perhubungan dalam keluarga dan masyarakat. Fungsi kebudayaan terkait dengan pemerolehan nilai-nilai budaya muatan lokal untuk
keperluan pembentukan kepribadian dan identitas bangsa. Fungsi perorangan
terkait fungsi instrumental, khayalan, dan informatif Wibawa dalam Rohmadi dan Hartono 2011:8.
Pembelajaran bahasa Jawa harus dapat mengembangkan empat aspek berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, agar
siswa dapat mengembangkan kemampuan berbahasa Jawanya. Salah satu materi bahasa Jawa di kelas V adalah menulis narasi. Keterampilan
siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa akan berpengaruh terhadap kemampuannya berbicara bahasa Jawa, minat membaca, serta kemampuan
menyimak. Dalam pembelajaran menulis narasi bahasa Jawa, siswa menuliskan karangan berbahasa Jawa, hal tersebut membutuhkan banyak perbendaharaan
kosakata bahasa Jawa, sehingga kosakata yang digunakan dalam karangan beranekaragam dan tidak diulang-ulang. Selain itu aspek ejaan dan tanda baca,
struktur kalimat seperti jejer, wasesa, dan lesan, serta kerapian juga harus diperhatikan. Dengan menguasai kemampuan menulis narasi, siswa akan lebih
mudah untuk menuliskan ide, pengetahuan dan gagasannya sehingga akan memberikan hasil optimal pada setiap pembelajaran yang dilakukan.
Pembelajaran bahasa Jawa di SD bertujuan untuk mengembangkan apresiasi terhadap bahasa dan budaya Jawa, mengenalkan identitas masyarakat
Jawa dan menanamkan kecintaan terhadap bahasa dan budaya Jawa yang mencakup empat aspek berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Dalam pelaksanaan pembelajaran, keempat aspek tersebut tidak terpisah satu sama lain, tetapi dilaksanakan secara terpadu.
2.1.6. Metode Mind Mapping