Teori Belajar yang Mendasari Metode Mind Mapping

d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga dan seterusnya. Otak senang mengaitkan dua atau tiga atau empat hal sekaligus. Apabila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah diingat dan dimengerti. e. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata. f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena dengan kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran. g. Menggunakan gambar. Karena setiap gambar sentral bermakna seribu kata. Dengan memperhatikan cara-cara membuat Mind Mapping peta pikiran dan menerapkannya dalam pembelajaran itu siswa dapat berlatih mengembangkan otaknya secara maksimal, siswa akan lebih mudah berkonsentrasi karena setiap catatan yang dibuat oleh masing-masing siswa bersifat unik dan mudah dipahami.

2.1.7. Teori Belajar yang Mendasari Metode Mind Mapping

Proses belajar tidak lepas dari teori-teori yang mendasari. Teori belajar yang mendasari penerapan metode Mind Mapping adalah: 2.1.7.1.Teori Belajar Konstruktivisme Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya Trianto 2007: 13. Teori ini mendasari metode Mind Mapping karena siswa harus aktif dalam proses pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. Sehingga ada pergeseran peran guru, yakni dari sumber informasi, menjadi fasilitator, mediator, dan manajer dari proses pembelajaran. Hasil akhirnya diharapkan siswa kreatif dalam menyusun karangan narasi sesuai dengan ide, gagasan, dan imajinasi siswa. Siswa bersikap kreatif dan berani dalam mengkonstruk desain dengan menggunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan gagasan tertentu. Selain itu imajinasi dan kreativitas siswa dalam pengembangan peta pikiran tidak terbatas. Hal itu menjadikan pembuatan kerangka karangan menjadi lebih menyenangkan. 2.1.7.2.Teori Perkembangan Kognitif Piaget Menurut Piaget dalam Trianto 2007:14 pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan sebagai berikut. a. Tahap sensorimotor 0-2 tahun yaitu terbentuknya konsep “kepermanenan objek” dan kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah kepada tujuan. b. Tahap praoperasional 2-7 tahun yaitu perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. c. Tahap operasional konkrit 7-11 tahun yaitu perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. d. Tahap operasional formal 11 tahun-dewasa yaitu pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping sesuai dengan teori perkembangan siswa usia SD berada pada tahap operasional konkrit di mana dalam pembelajaran guru memperkenalkan informasi menggunakan pemetaan pikiran, memberikan waktu cukup untuk mengemukakan ide-ide menggunakan pola berfikir formal. 2.1.7.3.Teori Humanistik Menurut Rifa’i dan Anni 2009: 211 filsafat humanistik sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. Bila seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya tanpa adanya tekanan, maka ia akan memperoleh kesejahteraan. Prinsip yang nampak dalam kegiatan pembelajaran adalah pembelajar-an yang mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar sesuai dengan karakter masing-masing.

2.1.8. Penerapan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Bahasa Jawa