bagi bayi. Ingin rasanya mereka segera melampaui hari perkiraan lahir HPL agar mereka tidak merasakan “ngeri”nya melahirkan.
2.2.3 Kecemasan pada Ibu Hamil
Karunia bagi seorang wanita ketika diberikan kesempatan dan kemampuan bisa menjadi hamil. Kehamilan merupakan periode yang
menakjubkan dalam kehidupan wanita, dalam proses kehamilan selama sembilan bulan di dalam rahim wanita, janin tumbuh dan berkembang menjadi bayi
hingga siap dilahirkan. Saat seorang wanita dalam keadaan hamil, sering sekali terjadi perubahan. Selain perubahan fisik yang dapat terlihat secara langsung,
wanita hamil juga mengalami perubahan emosi dan perasaan. Hal ini sangatlah wajar mengingat dalam kehamilan terdapat berbagai perubahan secara hormonal
yang mempengaruhi kondisi emosi dan perasaan wanita hamil. Banyak sekali wanita yang tiba-tiba merasakan keluhan-keluhan yang berlebihan hanya gara-
gara mengetahui dirinya hamil, padahal minggu-minggu sebelumnya ia baik- baik saja Aprilia Ritchmond, 2011: 135. Perubahan-perubahan tersebut
pada masa kehamilan terkadang membuat wanita hamil merasa stress. Apalagi bagi wanita yang belum pernah mengalami hamil sebelumnya, sering kali tidak
mengetahui apa yang akan terjadi, sehingga memunculkan dalam pikiran mereka hanya kecemasan, ketakutan, dan stress.
2.2.4 Dinamika Kecemasan pada Primigravida
Kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan sering kali dialami wanita hamil apalagi yang baru pertamakali primigravida, gangguan tersebut sering muncul
selama proses kehamilan hingga persalinan.
Menurut Aprilia Ritchmond 2011: 1-2 menjelaskan dinamika kecemasan yang dialami oleh primigravida pada setiap periode kehamilan, yaitu
: dimulai dari trimester pertama, biasanya rasa takut berkisar pada kehamilan yang masih muda, misalnya takut pendarahan, takut keguguran, takut mengalami
mual, dan muntah, takut kehilangan pekerjaan, takut tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan “normal”, bahkan kadang ada hal yang tidak masuk
akal pun muncul dibenak seorang calon ibu, seperti takut ditinggal suami karena terjadi perubahan pada bentuk tubuh. Rasa takut dan rasa cemas akan berkurang
dengan sendirinya setelah memasuki trimester kedua, karena primigravida sudah mulai beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dalam tubuhnya dan
memang kondisi hormonal pun juga sudah mulai seimbang. Namun begitu memasuki trimester ketiga, masa kecemasan dan kekhawatiran mulai dirasakan
kembali. Kecemasan pada umumnya ketika primigravida menginjak usia kehamilan 32 minggu. Selama trimester ketiga wanita harus beradaptasi
terhadap perubahan habitus tubuhnya. Rahim yang membesar menekan kandung kemih dan rektum, sehingga menyebabkan kostipasi dan urinasi yang sering. Hal
tersebut membuat para wanita berfikir bahwa perubahan pada tubuh mereka membuat terlihat tidak menarik lagi Kaplan Sadock, 1997: 41. Selain itu,
kecemasan yang mereka rasakan umunya berkisar mulai dari takut pendarahan, takut bayinya cacat, takut terjadi komplikasi kehamilan, takut merasa kesakitan
saat melahirkan, takut tidak kuat mengejan, takut tidak bisa mengontrol diri saat proses persalinan, hingga takut vaginanya robek atau disobek sehingga harus
dilakukan penjahitan. Apalagi jika membayangkan saat proses melahirkan. Bagi
sebagian besar wanita, proses melahirkan dianggap identik dengan peristiwa yang menakutkan, menyakitkan, dan lebih menegangkan dibanding peristiwa
manapun dalam kehidupan.
2.2.5 Dampak Kecemasan pada Kehamilan