Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN

4 = semua gejala ada Penentuan derajat kecemasan, dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai pernyataan 1 hingga 14 dengan hasil : a. Skor 17 = kecemasan ringan b. Skor 18-24 = kecemasan sedang c. Skor 25-30 = kecemasan berat. 2. Satu set modul konseling pra-persalinan yang digunakan untuk dijadikan panduan peserta konseling pra-persalinan pada kelompok eksperimen. Konseling dilakukan dengan empat tahap, yaitu tahap I pembentukan, tahap II peralihan, tahap III kegiatan, dan tahap IV pengakhiran. dengan pelaksanaan dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan sesuai dengan kebutuhan para subjek, hingga proses konseling dianggap telah cukup.

3.3 Rancangan Penelitian

Pretest dilakukan diawal sebelum proses konseling kelompok diberikan, tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan awal yang dialami primigravida sebelum mengikuti konseling kelompok pra-persalinan. Selain itu, Pemberian pretest juga dilakukan sebagai cara untuk menetapkan subjek penelitian. Berdasarkan hasil pretest tersebut, didapatkan hasil berupa kategori kecemasan pada primigravida, yaitu 1 orang normal, sebanyak 5 orang mengalami tingkat kecemasan rendah, dan 14 orang tingkat kecemasan sedang. Setelah didapatkan hasil tersebut, maka primigravida dengan tingkat kecemasan sedang dipilih sebagai subjek penelitian, yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda, yaitu 7 orang masuk ke dalam kelompok eksperimen dan 7 orang masuk ke dalam kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok subjek yang diberikan manipulasi berupa konseling kelompok pra- persalinan, sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberikan manipulasi. Kelompok kontrol akan menjadi pembanding untuk melihat apakah ada pengaruh antara pemberian konseling kelompok pra- persalinan terhadap tingkat kecemasan primigravida dalam menghadapi persalinan. Proses konseling kemudian diberikan sesuai dengan tahapan-tahapan pelaksanaan konseling kelompok, yaitu : tahap I pembentukan, tahap II peralihan, tahap III kegiatan, dan tahap IV pengakhiran. Tahap pembentukan, dilakukan sebagai tahap pembentukan kelompok. Pada tahap ini para anggota didorong untuk saling mengenal guna terjalinnya hubungan yang hangat. Pada tahap ini, dijelaskan pula kepada seluruh anggota mengenai arti dan tujuan konseling kelompok, tata cara pelaksanaan konseling kelompok, serta asas-asas yang digunakan pada konseling kelompok. Selain itu, tahap pertama ini para subjek juga dilatih untuk melakukan gerakan relaksasi agar primigravida memahami perbedaan perasaan tegang dan relaks. Tahap peralihan dilakukan sebagai jembatan untuk menuju ke tahapan inti. Pada tahap ini, dinamika kelompok telah terbentuk. Menjelaskan kembali kegiatan kelompok dianggap penting karena bertujuan untuk memberikan kesiapan bagi para anggota. Selanjutnya dilakukan tanya jawab mengenai kesiapan anggota kelompok untuk memasuki kegiatan inti. Selain itu, diberikan pula contoh masalah pribadi anggota kelompok. Tahap inti atau kegiatan konseling dilakukan dengan memberikan kesempatan pada anggota kelompok untuk mengemukakan masalah pribadinya, memberikan kesempatan anggota kelompok menentukan masalah siapa yang akan dibahas, memberi kesempatan anggota kelompok untuk menyampaikan tujuan harapan yang akan dicapai dalam kegiatan kelompok, menerapkan teknik-teknik pendekatan perilaku, hingga memberikan rangkuman dari kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian selanjutnya, pada tahap pengakhiran dilakukan tindakan memberikan informasi bahwa kegiatan akan diakiri dan evaluasi manfaat setelah dilaksanakan proses konseling kelompok pra-persalinan.

3.4 Validitas dan Reliabilitas