2. Kecemasan sebagai respon yang dipelajari
Pada teori belajar sosial tidak memfokuskan diri pada konflik internal tetapi pada cara-cara dimana kecemasan diasosiasikan dengan situasi tertentu
melalui proses belajar. 3.
Kecemasan sebagai akibat kurangnya kendali Menyatakan bahwa orang mengalami kecemasan bila menghadapi situasi
yang tampak berada diluar kendali mereka. Mungkin itu merupakan situasi baru yang harus kita atur dan kita padukan dengan pandangan kita mengenai dunia
dan mengenai diri kita sendiri.
2.1.3 Gejala-Gejala Kecemasan
Nevid, Rathus, Beverly 2005: 164 menjelaskan bahwa ciri-ciri dari kecemasan, yaitu :
1. Ciri-ciri fisik
Kegelisahan dan kegugupan, tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi, kekencangan pada
pori-pori kulit perut atau dada, banyak berkeringat, telapak tangan yang berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit
berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang, suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi
dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher dan punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau tertahan,
tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare.
2. Ciri-ciri behavioral
Perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, perilaku terguncang, sensitif dan mudah marah, perasaan terganggu dan ketakutan terhadap sesuatu
yang terjadi di masa depan. 3.
Ciri-ciri kognitif Khawatir tentang sesuatu, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan
segera terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi kebutuhan, sangat waspada terhadap sensasi kebutuhan, merasa terancam oleh orang atau
peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah, berfikir bahwa dunia mengalami keruntuhan dan berfikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan pesimis, berfikir bahwa
semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berfikir tentang hal menggangu yang sama secara berulang-
ulang, berfikir bahwa harus bisa kabur dari keramian kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa bercampur adauk atau kebingungan, tidak mampu
mnghilangkan pikiran-pikiran terganggu, berfikir akan segera mati meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan
ditinggal sendiri, Sulit berkonsentrasi dan memfokuskan pikiran. Shah dalam Ghufron Rini, 2010: 144 membagi kecemasan menjadi
tiga komponen, yaitu :
1. Fisik
Seperti pusing, sakit perut, tangan berkeringat, perut mual, mulut kering, grogi dan lain-lain
2. Emosional
Seperti panik dan takut 3.
Mental atau kognitif Seperti gangguan perhatian dan memori, kekhawatiran, ketidakteraturan
dalam berfikir dan bingung. Gejala-gejala kecemasan juga dikemukakan oleh Maher dalam Calhoun
Acocella, 1990: 208 yaitu yang berupa : 1.
Gejala Emosional : Orang tersebut mempunyai ketakutan yang amat sangat dan secara sadar.
2. Gejala Kognitif : Ketakutan tersebut meluas dan sering berpengaruh
terhadap kemampuan berfikir jernih, memecahkan dan mengatasi tuntutan lingkungan.
3. Gejala psikologis :Tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa pengerasan
diri untuk bertindak, baik tindakan itu dikehendaki atau tidak. Definisi gejala-gejala anxietas atau Kecemasan dalam PPDGJ III 2003:
74 mencangkup unsur-unsur sebagai berikut: 1. Rasa khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi. 2. Ketegangan motorik gelisah, gemetar, sakit kepala, dan tidak dapat santai.
3. Overaktivitas otonomik kepala teras berat, berkeringat, jantung berdebar- debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dan
sebagainya. Berdasarkan beberapa penjelasan gejala kecemasan diatas, maka dapat
diambil kesimpulan gejala kecemasan yang digunakan peneliti adalah : 1. Psikologis
Merupakan reaksi psikologis yang terjadi, dikarenakan seseorang mempunyai ketakutan yang amat sangat dan secara sadar. Seperti: merasa sensitif
dan mudah marah, perilakuterguncang, perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, perasaan terganggu dan takut akan sesuatu yang akan terjadi di
masa depan. 2. Kognitif
Ketakutan yang meluas dan sering berpengaruh terhadap kemampuan berfikir jernih, memecahkan dan mengatasi tuntutan lingkungan. seperti: sulit
memokuskan pikiran, kebingungan, kesulitan untuk berfikir jernih, khawatir tentang sesuatu, merasa terancam oleh peristiwa yang normal.
3. Fisiologis Merupakan reaksi atau tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa
pengerasan diri untuk bertindak, baik tindakan tersebut dikehendaki ataupun tidak. seperti: mulut dan kerongkongan terasa kering, jantung berdebar keras,
sulit bernapas, sulit berbicara, sulit menelan, mual,berat badan turun, sering buang air kecil dan pusing.
2.1.3 Penyebab Kecemasan