Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan mengenai kekhawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang dan
emosi yang dialami seseorang Ghufron Rini, 2010: 141. Berdasarkan definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu yang mengancam, ditandai dengan gejala fisiologis serta keadaan ketegangan mental, kehati-hatian atau
kewaspadaan yang tidak jelas juga tidak menyenangkan, kesukaran, tekanan, khawatir yang berlebihan, dan mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadi di masa depan yang dapat dialami siapa saja tidak pandang usia, jenis kelamin, riwayat, dan identitas diri karena berada pada situasi dan kondisi
apapun.
2.1.2 Teori Kecemasan
Setiap orang pernah mengalami kecemasan baik dalam kehidupan sehari- hari ataupun dalam mengahadapi situasi khusus seperti berada pada suatu
keadaan ketika dihadapkan pada situasi-situasi tertentu. Tiga bidang utama bahasan kecemasan dalam teori psikologis antara lain psikoanalitik, perilaku dan
eksistensial yang telah menyumbang teori tentang penyebab kecemasan. Masing-masing teori memiliki kegunaan konseptual dan praktisnya di dalam
pengobatan pasien dengan gangguan kecemasan. Menurut Kaplan Sandock 1997:5 menjelaskan terdapat tiga teori
psikoanalitik, perilaku, dan eksistenssial lebih jelasnya adalah sebagai berikut: 1. Teori psikoanalitik kecemasan dipandang sebagai masuk ke dalam empat
kategori utama, tergantung pada sifat akibat yang ditakutinya antara lain
kecemasan id atau impuls, kecemasan perpisahan, kecemasan kastrasi, dan kecemasan super ego. Kecemasan id atau impuls berhubungan
dengan ketidaknyamanan primitif, contohnya: bayi akan menangis jika mereka merasa terlanda oleh kebutuhan dan stimuli di mana keadaan
tidak berdaya. Kecemasan perpisahan terjadi pada anak-anak yang agak besar tetapi masih pada masa praodiepal, yang takut kehilangan cinta
atau bahkan ditelantarkan oleh orangtuanya jika mereka gagal mengendalikan dan mengarahkan impulsnya sesuai dengan standar dan
kebutuhan orangtuanya. Fantasi katarsi yang menandai anak oedipal, khususnya dalam hubungan dengan impuls seksual anak yang sedang
berkembang, dicerminkan dalam kecemasan katarsi dari dewasa. Kecemasan superego yang menandai berlalunya Oedipus dan datangnya
periode lantensi prapubertal. 2. Teori perilaku atau belajar tentang kecemasan telah menghasilkan suatu
pengobatan yang paling efektif untuk gangguan kecemasan. Teori ini menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu repson yang dibiasakan
terhadap stimuli lingkungan spesifik. Contohnya: di dalam model pembiasaan klasik classic conditioning, seorang yang tidak memiliki
suatu alergi makanan dapan menjadi sakit setelah makan kerang yang terkontaminasi di suatu rumah makan. Pemaparan selanjutnya dengan
kerang dapat menyebabkan orang tersebut merasa sakit. Melalui generalisasi, orang tersebut merasa sakit. Melalui generalisasi, orang
tersebut menolak semua masakan oleh orang lain. Sebagai kemungkinan
penyebab lainya, seseorang dapat belajar untuk memiliki suatu respon kecemasan orang tuanya teori belajar sosial. Pada kasus tersebut,
pengobatan biasanya dengan suatu bentuk desensitisasi melalui pemaparan berulang terhadap stimulus ansiogenik, disertai denga
pendekatan psikoterapetik kognitif. 3. Teori eksistensial yang menjelaskan tentang kecemasan memberikan
model untuk gangguan kecemasan umum dimana tidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasikan secara spesifik untuk suatu perasaan
kecemasan yang kronis. Konsep inti dari teori eksistansional adalah bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol
di dalam dirinya, perasaan yang mungkin lebih mengganggu dari pada penerimaan kematian mereka yang tidak dapat dihindari. Permasalahan
eksistansional telah semakin banyak sejak perkembangan senjata nuklir. Menurut Atkinson 2004: 213-214 bahwa teori kecemasan meliputi tiga
pendekatan, antara lain : 1.
Kecemasan sebagai konflik yang tidak disadari Freud yakin bahwa kecemasan neurotis timbul dari konflik yang tidak
disadari antara implus id terutama seksual dan agresif dengan kendala yang ditetapkan oleh ego dan superego. Impuls-impuls id menimbulkan ancaman bagi
individu karena bertentangan dengan nilai pribadi atau nilai sosial.
2. Kecemasan sebagai respon yang dipelajari
Pada teori belajar sosial tidak memfokuskan diri pada konflik internal tetapi pada cara-cara dimana kecemasan diasosiasikan dengan situasi tertentu
melalui proses belajar. 3.
Kecemasan sebagai akibat kurangnya kendali Menyatakan bahwa orang mengalami kecemasan bila menghadapi situasi
yang tampak berada diluar kendali mereka. Mungkin itu merupakan situasi baru yang harus kita atur dan kita padukan dengan pandangan kita mengenai dunia
dan mengenai diri kita sendiri.
2.1.3 Gejala-Gejala Kecemasan