Struktur dalam Konseling Kelompok

pemecahan masalahnya, dikemukakan oleh Gorge Christiani dalam latipun, 2010: 121 adalah sebagai berikut: 1. it is efficient. Counselor can provide service to many more clients efisien. Sehingga konselor dapat memberikan pelayanan kepada lebih banyak klien. 2. Group counseling provides a social interpersonal contex in wich to work on interpersonal problem konseling kelompok menyediakan media aktualisasi diri pada masalah antar pribadi. 3. Clients have the opportunity to practice new behavior klien memiliki kesempatan untuk mempraktekkan perilaku baru. 4. It enables client to put their problems in prespective and to understanding how they are similar to and different from others hal ini memungkinkan klien untuk menempatkan masalah mereka dalam memahami cara pandang yang sama dan berbeda dari orang lain. 5. Clients form a support system for each others klien saling membentuk sistem dukungan untuk satu sama lain. 6. Clients learn interpersonal communication skill klien belajar keterampilan komunikasi interpersonal. 7. Clients are given opportunity to give as well as to receive help klien diberikan kesempatan untuk memberi serta menerima bantuan.

2.2.4 Struktur dalam Konseling Kelompok

Corey dalam Latipun, 2010: 123 menjelaskan, bahwa konseling kelompok memiliki struktur yang sama dengan terapi kelompok pada umumnya, yaitu : 1. Jumlah anggota kelompok Sebagaimana kelompok interaktif, konseling kelompok umumnya beranggotakan serkisar antara 4 sampai 12 orang. Berdasarkan hasil berbagai penelitian, jumlah anggota kelompok yang kurang dari 4 orang, tidak efektif karena dinamika kelompok menjadi kurang hidup. Sebaliknya jika jumlah klien melebihi 12 orang adalah terlalu besar untuk konseling karena terlalu berat dalam mengelola kelompok. Untuk menetapkan jumlah klien yang dapat berpartisipasi dalam konseling kelompok dapat ditetapkan berdasarkan kemampuan konselor dan pertimbangan efektivitas proses konseling. Jika jumlah klien dipandang besar dan membutuhkan pengelolaan yang lebih baik, konselor dapat dibantu oleh ko- konselor. 2. Homogenitas kelompok Penentuan homogenitas keanggotaan ini disesuaikan dengan keperluan dan kemampuan konselor dalam mengelola konseling kelompok. 3. Sifat kelompok Sifat kelompok bisa terbuka atau tertutup, terbuka jika pada suatu saat dapat menerima anggota baru, dan dikatakanan tertutup jika keanggotaanya tidak memungkinkan adanya anggota baru. Pertimbangan penggunaan keanggotaan terbuka dan tertutup bergantung kepada keperluan. Kelompok terbuka maupun tertutup terdapat keuntungan dan kerugiannya. Sifat kelompok adalah terbuka maka setiap saat kelompok dapat menerima anggota baru sampai batas yang dianggap cukup. Namun demikian adanya anggota baru dalam kelompok akan menyulitkan pembentukan kohesivitas anggota kelompok. Konseling kelompok yang menerapkan anggota tetap dapat lebih mudah membentukdan memelihara kohesivitasnya. Tetapi jika terdapat anggota kelompok yang keluar, dengan sistem keanggotaan demikian tidak dapat ditambahkkan lagi dan harus menjalankan konseling berapapun jumlah anggotanya. 4. Waktu pelaksanaan Lama watu penyelenggaraan konseling kelompok sangat bergantung pada kompleksitas permasalahan yang dihdapi kelompok. Secara umum konseling kelompok yang bersifat jangka pendek short term group counseling membutuhkan waktu pertemuan antara 6 sampai 20 kali pertemuan, dengan frekuensi pertemuan antara satu sampai tiga kali dalam semingggunya, dan durasi antara 60 sampai 90 menit setiap kali pertemuan.

2.3.5 Tahapan Konseling Kelompok