7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa inggris science. Kata science berasal dari
kata Bahasa Latin Scientia yang berarti saya tahu. Science terdiri dari social sciences dan nature sciences. Namun, dalam perkembangannya Science sering
diterjemahkan sebagai Sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi Trianto, 2011.
Selain itu Ilmu pengetahuan Alam atau Sains juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang meliputi makhluk hidup dan makhluk
tak hidup atau sains tentang kehidupan dan sains tentang dunia fisik. Pengetahuan sains diperoleh dan dikembangkan dengan berlandaskan pada serangkaian
penelitian yang dikembangkan oleh saintis dalam mencari jawaban pertanyaan “apa?”,“mengapa?”, dan “bagaimana?” dari gejala-gejala alam serta penerapannya
dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari Rahayu dkk, 2012. Hakikat IPA meliputi empat unsur utama, yaitu pertama, sikap; rasa ingin
tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang
benar, kedua, Proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan, ketiga, produk; berupa fakta, prinsip, teori dan hukum; dan keempat, penerapan metode ilmiah
dengan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Keempat unsur itu merupakan karakteristik IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama
lain Trianto, 2011.
2.1.2 Pembelajaran IPA Terpadu
IPA Terpadu merupakan IPA yang disajikan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, artinya siswa tidak belajar ilmu fisika, biologi, dan kimia secara
terpisah sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, melainkan semua diramu dalam kesatuan. Mata pelajaran ini lebih tepat dinamakan IPA, tidak perlu diberi
tambahan “terpadu” di belakangnya, karena dari lahirnya dahulu itulah hakikat IPA yang sesungguhnya, artinya IPA lahir bukan dari penyatuan fisika, biologi,
dan kimia, tetapi lahir sebagai IPA Salirawati, 2009. Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi
disebutkan bahwa IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Dengan demikian disimpulkan bahwa IPA terpadu merupakan pembelajaran yang dikemas dengan menggunakan tema atau topik tentang suatu wacana yang
dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam bidang kajian IPA dapat dibahas dari sudut
makhluk hidup dan proses kehidupan biologi, energi dan perubahannya fisika, dan materi dan sifatnya kimia.
Menurut Trianto 2011 pada dasarnya tujuan pembelajaran IPA terpadu sebagai suatu kerangka model dalam proses pembelajaran, tidak jauh berbeda
dengan tujuan pokok pembelajaran itu sendiri, yaitu: 1 meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, 2 meningkatkan minat dan motivasi, 3 beberapa
kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus. Menurut Trianto 2011, ada 3 tahap dalam pembelajaran terpadu, yaitu :
1. Tahap perencanaan. Pada tahap ini langkah pertama, memadukan materi biologi kelas VII
semester genap yaitu pengelolaan lingkungan dengan materi kimia semester gasal kelas VIII yaitu bahan kimia dalam rumah tangga.Kedua, memilih SK dan KD
yang akan dipadukan, pada penelitian ini memadukan standar kompetensi: biologi 7 memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dan kimia 4 memahami
kegunaan bahan kimia dalam kehidupan. Sedangkan kompetensi dasar, konsep biologi 7.4 mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan
untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan konsep kimia 4.1
m encari informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam
kehidupan sehari-hari dan 4.2 mengkomunikasikan informasi tentang
kegunaan dan efek samping bahan kimia.
Ketiga, menentukan jenis keterampilan yang dipadukan, pada penelitian ini memadukan
keterampilan berpikirthinking
skills dan
keterampilan mengorganisir
organizing skill.Keempat,
merumuskan indikator
yang dipadukan, indikator pembelajaran meliputi: 1 melakukan eksperimen tentang
pengaruh bahan kimia terhadap pencemaran lingkungan, 2 menjelaskan akibat penggunaan bahan kimia yang terdapat dalam produk kebutuhan rumah tangga
terhadap lingkungan, 3 menjelaskan pengaruh pencemaran air, udara dan tanah kaitannya denganaktivitas manusiadan upaya mengatasinyadan 4 menjelaskan
cara penanggulangan.Kelima, menentukan langkah-langkah pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi : pertama, guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam
kegiatan pembelajaran; kedua, pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok; dan
ketiga guru perlu akomodatif terhadap ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.
3. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran. Kekuatan atau manfaat dari pembelajaran terpadu menurut Trianto 2011
antara lain: 1 siswa dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep IPA, 2 meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa, 3 menyajikan aplikasi tentang
dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, 4 motivasi belajar siswa dapat diperbaiki dan ditingkatkan, 5 akan terjadi peningkatan kerjasama antara
guru bidang kajian yang terkait. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran IPA Terpadu menurut Trianto 2011
adalah sebagai berikut : 1 aspek guru, guru harus memiliki wawasan yang luas, memiliki kreatifitas yang tinggi, keterampilan metodologis yang andal, rasa
percaya diri yang tinggi dan berani mengemas serta mengembangkan materi, 2 aspek siswa, pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar siswa yang
relatif baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreatifitasnya, 3 aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan
atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi. 4 aspek kurikulum, kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman
siswa, 5 aspek penilaian, pembelajaran terpadu memerlukan penilaian secara menyeluruh yaitu menetapkan keberhasilan belajar siswa dari berbagai bidang
kajian terkait yang dipadukan. 6 suasana pembelajaran, pembelajaran terpadu cenderung mengutamakan salah satu bidang kajian dan tenggelamnya bidang
kajian yang lain.
2.1.3 Pembelajaran Terpadu Model Connected