LKS berbasis Contextual Teaching and Learning CTL Konsep Pengaruh Bahan Kimia Rumah Tangga terhadap Lingkungan

heterogen, 6 refleksi reflektion, refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari, 7 penilaian sebenarnya authentic assessment, tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan penilaian. Proses Pembelajaran CTL harus mempertimbangkan karakteristik- karakteristik: 1 kerjasama, 2, saling menunjang, 3 menyenangkan, 4 belajar dengan bergairah, 5 pembelajaran terintegrasi, 6 menggunakan berbagai sumber, 7 siswa aktif, 8 sharing dengan teman,9 siswa kritis guru kreatif, 10 dinding kelas penuh dengan hasil karya siswa, 11 Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain Rusman, 2012. Pembelajaran CTLmempunyai kelebihan antara lain: 1 pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata, 2 pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaranmenganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal. Sedangkan kelemahan pembelajaran CTLantara lain: 1 guru harus bertugas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa, 2 guru harus memberikan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

2.1.6 LKS berbasis Contextual Teaching and Learning CTL

LKS berbasis Contextual Teaching and Learning CTL merupakan LKS yang berisi informasi dan soal-soal yang sesuai dengan kehidupan sehari- hari siswa serta memuat tujuh komponen CTLdan sangat baik dipakai untuk menggalakkan keterlibatan siswa dalam belajar. Tujuh komponen tersebut meliputi:kontruktivisme, inquiry, questioning, learning community, modelling, reflektion, dan authentic assesment. Sehingga pembelajaran akan jauh lebih bermakna dan melekat sebab konsepnya ditemukan sendiri dan aplikasinya erat dngan kehidupan sehari-hari. Senada dengan Winarsih dkk 2012 bahwa dengan LKS berbasis CTL siswa mampu menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan proses pembelajaran yang efektif, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa mudah untuk mempelajarinya.

2.1.7 Konsep Pengaruh Bahan Kimia Rumah Tangga terhadap Lingkungan

Kurikulum 2006 menghendaki pembelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi diajarkan secara terpadu. Oleh karena itu, pada tema pengaruh bahan kimia rumah tangga terhadap lingkungan dapat memadukan antara konsep biologi dan kimia. Dimana, pada materi ini memadukan konsep biologi dengan Kompetensi Dasar 7.4 mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan konsep kimia dengan Kompetensi Dasar 4.1 m encari informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan 4.2 mengkomunikasikan informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia. Tema ini diajarkan dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected, dimana model ini mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya dan mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain Trianto, 2011. Materi dengan tema pengaruh bahan kimia rumah tangga terhadap lingkungan memang bukan materi yang sulit dipahami oleh siswa, tetapi banyak guru yang hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajarkan materi ini. Selain itu, proses pembelajaran juga belum dilakukan secara terpadu sehingga siswa belum dapat mengaitkan antar konsep-konsep IPA. Untuk mengatasi masalah ini maka digunakanlah pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan LKS berbasis CTL karena diharapkan dengan menggunakan pembelajaran secara terpadu dapat membantu siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep- konsep IPA.

2.1.8 Kerangka Berpikir