kerja siswa LKS yang digunakan juga belum terpadu, masih terpilah-pilah berdasarkan tiga mata pelajaran yaitu Fisika, Kimia, dan biologi. Proses
pembelajarannya masih didominasi oleh pembelajaran konvensional artinya pembelajaran yang masih menuntut siswa untuk menghafal materi pelajaran tanpa
tahu siswa sudah benar-benar paham atau tidak, serta ceramah dan tanya jawab menjadi andalan guru dalam mengajar karena IPA umumnya merupakan mata
pelajaran yang sulit untuk dipahami jika siswa tidak mengalami sendiri apa yang mereka pelajari. Pembelajaran seperti ini tentunya membuat hasil belajar dan
aktivitas siswa kurang optimal. Hal ini diperkuat dengan adanya data bahwa masih terdapat sekitar 75 siswa kelas VII yang nilainya masih dibawah kriteria
ketuntasan minimal dengan standar ketuntasan 70. Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas maka keefektifan
penerapan pembelajaran IPA terpadudengan menggunakan LKS berbasis Contextual Teaching and Learning CTL pada kelas VII SMP N 1 Dukuhseti
perlu diteliti.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah apakah penerapan pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan
LKS berbasis Contextual Teaching and Learning CTL efektif diterapkan pada siswa kelas VII SMP N 1 Dukuhseti Pati?
1.3 Penegasan Istilah
Penegasan istilah berkaitan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Pembelajaran IPA terpadu
Pembelajaran IPA terpadu merupakan pembelajaran yang dikemas dengan menggunakan tema atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai
sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam bidang kajian IPA dapat dibahas dari sudut makhluk hidup dan
proses kehidupan biologi, energi dan perubahannya fisika, dan materi dan sifatnya kimia.
1.3.2 Pembelajaran IPA terpisah
Pembelajaran IPA terpisah yaitu pembelajaran IPA yang masih diajarkan secara terpisah-pisah dan jarang dikaitkan antara konsep pada mata pelajaran satu
dengan konsep pada mata pelajaran lain yang sebenarnya masih berhubungan.
1.3.3 Lembar Kerja Siswa
Menurut Rohaeti dkk 2009 Lembar Kerja Siswa LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam
kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS
juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber
belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.
1.3.4 Contextual Teaching and Learning CTL
Suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Pada pembelajaran ini guru tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-
fakta tetapi guru hendaknya mendorong siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dibenak siswa sendiri. Melalui CTL siswa diharapkan belajar melalui mengalami
bukan menghafal Priutami, 2009.
1.3.5 Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas dalam pembelajaran berarti tercapainya tujuan belajar dalam Proses Belajar Mengajar PBM. Dalam penelitian ini efektivitas dimaksudkan
sebagai suatu keberhasilan dan ketepatgunaan dari suatu proses pembelajaran IPA pada materi pengaruh bahan kimia rumah tangga terhadap lingkungan. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil belajar sebesar ≥ 70 dapat dicapai oleh ≥ 80 dari jumlah siswa, ≥75 siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan≥70siswa
memberi tanggapan yang termasuk kategori senang terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan LKS berbasis CTL.
1.3.6 Hasil Belajar Siswa