2.1.4 Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa LKS adalah media cetak yang terdiri satu atau dua lembar atau lebih yang diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk melakukan
aktivitas belajar mengajar Nurseha, 2007. LKS ini sangat baik dipergunakan dalam strategi heuristik maupun strategi ekspositorik. Strategi heuristik LKS
dipahami dalam penerapan metode penemuan terbimbing. Strategi ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan. LKS sebaiknya dirancang
dan dikembangkan oleh guru sendiri sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran Tjahjono, 2007.
LembarKerjaSiswamerupakansalahsatu alatdalammencapai
tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Belajar melalui alat bantu diharapkan akan
membantu siswa dalam menerima, menemukan, bahkan dapat menuntun siswa untuk memecahkan masalah yang ditemui di kehidupan sehari-hari yang terkait
dengan konsep IPA. LKS diberikan sebagai sarana alat bantu di dalam pengamatan, percobaan baik di dalam kelas maupun lingkungan sekitar siswa
sebagai objek pengamatannya. Bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan acuan evaluasi dan masukan informasi dalam sistem pengajaran IPA secara keseluruhan.
Bagi siswa dapat dimanfaatkan sebagai: 1 menuntun siswa menerima dan menemukan konsep, 2 alat belajar secara mandiri, 3 pembentukan sikap
ilmiah, 4 menggerakkan para siswa untuk membiasakan diri dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan IPA dalam kehidupan sehari-
hari Yarmani Sugihartono, 2003. Menurut Rohaeti dkk 2009 LKS merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitas dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau
media pembelajaran yang lain, tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.
Lembar kegiatan untuk mata pelajaran IPA harus disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran IPA, salah satu pendekatan yang disarankan yaitu
pedekatan CTL. Ada dua jenis bentuk LKS untuk pembelajaran IPA yakni LKS untuk eksperimen dan LKS non eksperimen atau lembar kerja diskusi. LKS untuk
eksperimen berupa lembar kerja yang memuat petunjuk praktikum yang menggunakan alat-alat dan bahan-bahan, sedangkan LKS yang non eksperimen
berupa lembar kegiatan yang memuat teks yang menuntun siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi pembelajaran.
Sudjana dan Rivai 2007 mengemukakan bahwa media pembelajaran mempunyai manfaat dalam proses pembelajaran, yaitu : 1 pengajaran akan lebih
menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2 bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, 3 Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran, 4 siswa
lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,tetapi
juga aktifitas
lain seperti
mengamati, melakukan,
dan mendemonstrasikan dan lain-lain.
LKS merupakan salah satu sumber belajar dan media pembelajaran yang dirasa dapat membantu siswa maupun guru dalam proses pembelajaran. LKS
termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi yang berupa buku dan berisi materi visual, seperti yang diungkapkan Rasyad dalam Rohaeti dkk, 2009. LKS
merupakan jenis hand out yang dimaksudkan membantu siswa belajar secara terarah. Keberadaannya memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar
mengajar sehingga penyusunannya harus memenuhi berbagai persyaratan misalnya syarat didaktik, konstruksi, dan teknik.
Menurut Slameto 2003 pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1 faktor internal berupa kemampuan awal siswa dan, 2 faktor eksternal berupa
pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media LKS. Cara penyajian materi dalam LKS meliputi
penyampaian materi kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif misalnya latihan soal, diskusi, dan percobaan sederhana.
LKS yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar berkualitas baik. Syarat-syarat didaktik, konstruksi dan teknik yang dipenuhi, antara lain: 1
syarat-syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal, dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS
lebih menekankan proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan
mengutamakan pada pengembangan kemampuan berkomunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar siswa ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi siswa, 2 syarat kontruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingat kesukaran, dan kejelasan
dalam LKS, 3 syarat teknis menekankan tulisan, gambar, penampilan dalam LKS Rohaeti dkk, 2009.
Penyusunannya harus memenuhi komponen, yaitu : topik yang dibahas, waktu yang tersedia, kompetensi dasar, indikator hasil belajar, rangkaian materi,
alat dan bahan pelajaran yang digunakan, prosedur kegiatan, dan pertanyaan yang harus dikerjakan setelah melaksankaan kegiatan-kegiataan. Peranan LKS sangat
besar dalam proses pembelajaran karena dapat membantu guru untuk mengarahkan siswa dalam menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya
sendiri. LKS juga dapat mengembangkan keterampilan proses, meningkatkan aktivitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar Nurseha, 2007.
Menurut Sunyono 2008, manfaat dan tujuan LKS yaitu 1 mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar, 2 membantu siswa dalam mengembangkan
konsep, 3 melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar, 4 membantu guru dalam menyusun pembelajaran, 5 sebagai
pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, 6 membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran,
7 membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Prinsip-prinsip penggunaan LKS dalam pembelajaran telah banyak didukung dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Yarmani Sugihartono 2003 menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran IPA dengan menggunakan LKS yang dibuat sendiri oleh guru, dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara kelompok maupun secara individu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunyono 2008 dengan mengembangkan LKS juga menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa serta memudahkan
siswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
2.1.5 Contextual Teaching and Learning