13
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Bunga merupakan salah satu komoditi pertanian yang bisa dihasilkan oleh bangsa Indonesia. Tanaman hias bunga adalah tanaman hias yang memiliki
kemampuan menghasilkan bunga dengan aneka bentuk, warna, ukuran, dan keharuman yang unik. Bunga potong merupakan sebutan untuk tanaman hias yang
ditanam untuk diambil bunga dan tangkainya. Bunga potong adalah salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan
dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani, memperluas lapangan kerja, pariwisata, dan menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Komoditi
tersebut sudah sejak lama dikonsumsi baik untuk dalam negeri maupun luar negeri. Kebutuhan akan komoditi ini menjadi sangat tinggi ketika akan ada
peringatan hari besar agama ataupun peringatan lainnya. Berbagai jenis dan varietas bunga sudah sejak lama disukai oleh banyak orang karena sifat-sifat
menariknya. Kegunaan bunga bahkan sudah bergeser dari sekedar untuk hiasan sampai berkembang sebagai alat komunikasi. Bunga potong disamping sebagai
bahan untuk rangkaian bunga juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan, dan keperluan ritual lainnya Rosa Widyawan dan
Sarwintyas Prahastuti, 1994. Bunga disukai karena warna, bentuk, bau ataupun sifat unggul lainnya. Salah satu komoditas bunga potong yang menjadi primadona
konsumen yaitu bunga krisan. Jenis bunga ini merupakan tanaman bunga potong yang terpenting kedua di dunia setelah bunga mawar.
Tabel 1. Data statistik bunga potong di Indonesia
Sumber : Badan Pusat Statistik 2006
Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik seperti yang terlihat pada tabel 1, dapat diambil kesimpulan bahwa bunga krisan merupakan salah satu
komoditas bunga potong yang sangat penting kedudukannya. Jumlah produksi
Bunga Jumlah
produksi ton 2001
2002 2003
2004 2005
Anggrek 4.450.787 4.995.735 6.904.109
8.127.528 7.902.403 Mawar 4.448.199 10.876.948
7.114382 14.416.172 14.512.619
Krisan 7.387.737 25.804.630 27.406.464 29.503.257
47.465.795 Gladiol 84.951.741 55.708.137
50.766.656 57.983.747 60.719.517
14 bunga krisan di Indonesia mencapai 47 juta pada tahun 2005. Hal tersebut
menggambarkan tingginya kebutuhan akan bunga potong khususnya krisan. Orang akan mengharapkan bunga yang didapatkannya baik dari membeli
secara langsung atau melewati pemesanan berada dalam kondisi baik pada saat diterimanya. Akan tetapi karena pada umumnya bunga mempunyai sifat yang
mudah rusak, maka diperlukan beberapa cara untuk mencegahnya. Secara umum, bunga sebisa mungkin untuk dipertahankan kesegarannya sampai kepada tangan
konsumen. Bunga merupakan produk hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan bersifat extremely perishable sehingga hanya memiliki
masa simpan yang pendek. Karena bunga memiliki bentuk yang tidak rigid kaku, maka pada umumnya bunga akan mudah rusak karena tekanan ataupun
benturan mekanis. Hal tersebut biasanya terjadi pada saat transportasi komoditi tersebut. Selain itu, metode penanganan yang kurang tepat juga bisa menyebabkan
kerusakan atau mengurangi sifat yang baik dari bunga. Bunga dengan mutu prima akan mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan bunga
potong yang bermutu rendah. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen yang tepat dalam produksi krisan khususnya untuk yang berskala besar.
Penanganan pasca panen tersebut diantaranya adalah pemanenan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pemajangan pada display toko-toko bunga.
Tanaman pada umumnya akan mengeluarkan suatu hormon yang dinamakan etilen untuk membantu proses-proses fisiologis yang terjadi di dalam
tanaman itu sendiri. Etilen dapat membantu proses pematangan dan pemasakan buah. Pada tanaman bunga, gas etilen dapat mempercepat proses pemekaran
kuncup, menyebabkan warna bunga menjadi pucat ataupun juga dapat menyebabkan tidak mekarnya kuncup bunga. Selain itu, menurut Benyamin
Lakitan 1995, etilen dapat menyebabkan penuaan dan pengguguran daun, menghambat pemanjangan buah, menghambat pembesaran daun, dan lain-lain.
Selama proses pascapanen bunga sebelum sampai kepada tangan konsumen, akan terdapat suatu fase dimana bunga akan mengalami perpanjangan waktu. Selama
proses tersebut, bunga akan memproduksi gas etilen yang akan mempercepat laju respirasi bagian bunga yang dipotong tersebut. Laju respirasi akan menyebabkan
15 kelopak bunga cepat menguncup, padahal bunga dusahakan sebisa mungkin agar
tetap segar dan mengembang. Untuk mengurangi kandungan etilen yang bisa mempercepat laju respirasi
tersebut, ada beberapa zat yang bisa digunakan untuk menyerapnya. Salah satu yang bisa digunakan yaitu KMnO4.
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu : Mengetahui pengaruh penggunaan kemasan yang diberikan perlakuan
menggunakan cairan kimia KMnO4 pada perubahan fisik bunga krisan selama penyimpanan.
16
II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUNGA KRISAN