46
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
H0 H4
H8 H12
H15 HVS + 10
HVS + 5 Koran + 10
Koran + 5 Kraft + 10
Kraft + 5 Buram + 10
Buram + 5
D. BOBOT BUNGA
Bobot bunga merupakan salah satu parameter fisik yang diamati pada penelitian kali ini. Bobot bunga selama penyimpanan sangat berkaitan dengan
proses metabolisme yang terjadi selama penyimpanan. Pada gambar 15 di bawah semua bunga yang mendapat perlakuan yang berbeda mengalami penurunan
bobot bunga, kecuali pada bunga krisan dengan perlakuan A1B2. Pada hari pengamatan yang ke 8, bobot bunga mengalami kenaikan dari 29.26 gr pada hari
penyimpanan ke 4 menjadi 31.45 gr pada hari penyimpanan yang ke 8. Hal ini terjadi karena kondisi kemasan dengan perlakuan A1B2 mengalami kerusakan
berupa robek karena pengaruh proses pencelupan pada larutan KMnO4, sehingga menyebabkan kertas menjadi mudah robek.
Gambar 15. Perubahan bobot bunga selama penyimpanan Keterangan :
HVS + 10 : Kemasan HVS, konsentrasi KMnO4 10 A1B1 HVS + 5
: Kemasan HVS, konsentrasi KMnO4 5 A1B2 Koran + 10 : Kemasan kertas koran, konsentrasi KMnO4 10 A2B1
Koran + 5 : Kemasan kertas koran, konsentrasi KMnO4 5 A2B2 Kraft + 10 : Kemasan kertas kraft, konsentrasi KMnO4 10 A3B1
Kraft + 5 : Kemasan kertas kraft, konsentrasi KMnO4 5 A3B2
Buram + 10 : Kemasan kertas buram, konsentrasi KMnO4 10 A4B1 Buram + 5 : Kemasan kertas buram, konsentrasi KMnO4 5 A4B2
Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi berpengaruh nyata pada penurunan bobot bunga pada hari pengamatan ke-12. Hal tersebut
47
kontrol
10 20
30 40
50
H0 H4
H8 H12
H15 kontrol
terjadi karena kondisi ruang penyimpanan yang sering dibuka lama pada hari ke- 11 penyimpanan, karena pada waktu itu kegiatan pascapanen di PT Alam Indah
Bunga Nusantara sangat tinggi, sehingga pintu ruang penyimpanan sering terbuka lama untuk memasukkan dan mengambil bunga potong. Pintu ruang penyimpanan
yang terbuka akan menaikkan suhu sehingga bunga akan kehilangan bobotnya karena penguapan air. Evaporasi akan meningkat bila suhu lingkungan tinggi dan
kelembapan udara di sekitar bunga relatif rendah Soekartawi 1996
Gambar 16. Perubahan bobot bunga tanpa perlakuan selama penyimpanan Dengan uji lanjut Duncan didapatkan hasil bahwa bunga yang
mendapatkan perlakuan A3B1 kemasan kertas kraft, konsentrasi KMnO4 10 memberikan pengaruh susut yang paling kecil diantara bunga yang mendapatkan
perlakuan yang lain yaitu sebesar 12.92. Hal tersebut karena kemasan kraft yang digunakan mempunyai ketebalan yang paling besar dibandingkan jenis kertas
yang lain yang digunakan pada penelitian ini. Ketebalan kertas mungkin menjadi penghalang O2 yang digunakan sebagai proses metabolisme yang akan
menyebabkan kerontokan mahkota dan daun. Rontoknya daun dan mahkota bunga akan menyebabkan turunnya bobot bunga yang signifikan selama pentimpanan.
Bunga dengan perlakuan A4B1 kertas buram, konsentrasi 10 tidak berbeda nyata dengan bunga yang mendapatkan perlakuan A3B1. Sehingga untuk hasil
yang paling baik untuk parameter susut bobot, penulis memilih bunga dengan perlakuan A4B1 yang memberikan hasil optimal.
48 Tabel 9. Analisa sidik ragam susut bobot pada hari ke-12 penyimpanan
Sumber keragaman Jumlah
kuadrat Derajat
bebas Kuadrat
tengah F hitung
F table Kemasan
246.199 3
82.066 1.396
3.24 Konsentrasi
340.019 1
340.019 5.782
4.49 Kemasan
Konsentrasi 163.539
3 54.513
.927 3.24
Error 940.892
16 58.806
Total 6734.107
24 Tabel 10. Uji lanjut Duncan susut bobot pada hari ke-12 penyimpanan
Perlakuan N
A3B1 3
8.8824a A1B1
3 10.1850a
A4B1 3
11.6132a A2B1
3 12.2489a
A1B2 3
14.5156ab A3B2
3 14.6084ab
A2B2 3
15.8321ab A4B2
3 28.0851b
49
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 HVS + 10
HVS + 5 Koran + 10
Koran + 5 Kraft + 10
Kraft + 5 Buram + 10
Buram + 5
E. DIAMETER TANGKAI