KEMASAN TINJAUAN PUSTAKA A. BUNGA KRISAN

27 Tampilan: Bau: Kelarutan: Berat jenis: pH: Volatilasi 21°C: Titik Cair: kristal berwarna ungu tidak berbau 7g dalam 100 g air 7 tidak ada informasi 240°C

D. KEMASAN

Kemasan berfungsi sebagai pelindung atau untuk mengawetkan produk pangan maupun nonpangan. Kemasan juga membatasi antara produk yang dikemas dengan lingkungan sekelilingnya. Bunga merupakan salah satu komoditi nonpangan yang mudah rusak dan harus dipasarkan dalam keadaan segar. Pada bunga potong, kemasan selain untuk mempertahankan mutu juga berfungsi sebagai penunjang kegiatan transportasi, distribusi, dan juga sebagai usaha untuk mengatasi persaingan dalam pemasaran. Secara umum, kemasan berfungsi sebagai berikut : a. Menjaga produk agar tetap bersih b. Menjaga produk dari kerusakan fisik, perubahan kadar air, dan pengaruh sinar c. Memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, dan distribusi d. Menyeragamkan produk dalam ukuran, bentuk, dan bobot sesuai dengan standar yang ada e. Menampakkan informasi, daya tarik, dan tampilan yang jelas dari produk f. Memberikan informasi yang lain, seperti cara pemakaian, kode produk, dll. Pengemasan komoditi hortikultura adalah suatu usaha menempatkan komoditi segar ke dalam suatu wadah yang memenuhi syarat sehingga mutunya tetap atau hanya mengalami sedikit penurunan pada saat diterima oleh konsumen akhir dengan nilai pasar yang tetap tinggi. Menurut Mimi Nurminah 2002, pada bagian luar kemasan biasanya dilengkapi dengan etiket label dan hiasan dekorasi yang bertujuan untuk: a memberikan kemudahan dalam 28 mengidentifikasikan produk yang dikemas, seperti jenis dan kuantitasnya, bmemberikan informasi tentang merek dagang dan kualitasnya, c menarik perhatian pembeli, d memberikan keterangan pada pembeli tentang cara menggunakan produk yang dikemas . Menurut Erliza dan Sutedja dalam Mimi Nurminah bahan kemasan harus mempunyai syarat syarat tertentu yaitu tidak toksik, harus cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, dapat mencegah kepalsuan, kemudahan membuka dan menutup, kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi, kemudahan pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat harus sesuai, serta harus memenuhi syarat-syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk daerah tropis mempunyai syarat yang berbeda dari kemasan yang ditujukan untuk daerah subtropis atau daerah dingin. Demikian juga untuk daerah yang kelembaban tinggi dan daerah kering. Badan Standardisasi Nasional dalam SNI 01-4478-1998, menyatakan beberapa informasi yang harus ada pada label yang tertera pada kemasan krisan, yaitu : a. Nama perusahaan b. Nama kultivar c. Kelas mutu d. Kode bunga e. Jumlah bunga dalam kemasan f. Berat kotor g. Berat bersih h. Identitas pembeli di tempat tujuan i. Tanggal panen dan perkiraan daya tahan j. Petunjuk penanganan yang dianjurkan Berdasarkan fungsinya pengemasan dibagi menjadi dua, yaitu pengemasan untuk pengangkutan dan distribusi shipingdelivery package dan pengemasan untuk perdagangan eceran atau supermarket retail package. Pemakaian material dan pemilihan rancangan kemasan untuk pengangkutan dan distribusi akan berbeda dengan kemasan untuk perdagangan eceran. Kemasan untuk pengangkutan atau distribusi akan mengutamakan material dan rancangan yang 29 dapat melindungi kerusakan selama pengangkutan dan distribusi, sedangkan kemasan untuk eceran diutamakan material dan rancangan yang dapat memikat konsumen untuk membeli. Menurut Mimi Nurminah dan Elisa Julianti 2006, kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur sistem kemas kontak produk dengan kemasan, yaitu : a. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus produk. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe. b.Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya. c. Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer,sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas. Pengemasan bunga pada PT. AIBN dapat dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama yaitu pengemasan primer pencontongan, untuk bunga tipe standar bertujuan untuk melindungi bagian petal bunga akibat gesekan dan meningkatkan ketahanan tangkai bunga terhadap penanganan yang dilakukan pada pascapanen seperti sortasi dan pengelompokkan serta distribusi. Ada beberapa macam jenis bahan kemasan primer yang dapat digunakan, seperti plastik, berbagai macam kertas dan net bunga dari jaring plastik. Tahap kedua yaitu pembungkusan wrapping, bertujuan agar bunga menjadi tidak mudah bergerak sehingga kemungkinan tangkai bunga patah selama distribusi dapat dikurangi. Tahap ketiga adalah pengepakan yang bertujuan untuk mengurangi gerak bunga selama distribusi dan memudahkan penanganan selama distribusi. Pengemasan ini hanya dilakukan untuk pesanan – pesanan yang mempunyai jarak relatif jauh, seperti tujuan kota Semarang dan Surabaya. Ada beberapa bahan yang bisa digunakan sebagai kemasan. Masing-masing bahan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan tergantung dari produknya. Bahan kemasan alami seperti tanah liat, buluh bambu, atau daun-daunan dapat digunakan untuk penyimpanan produk hortikultura yang singkat. Bahan kemasan 30 alami mempunyai kelemahan kurang bisa melindungi produk dari pengaruh lingkungan. Akan tetapi keunggulannya yaitu biaya yang murah dalam pembuatannya dan mudah untuk didapatkan. Selain itu juga tidak merusak lingkungan. Selain bahan alami terdapat juga bahan buatan, seperti kertas, plastik, gelas, kaleng, dll. Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium foil. Bahan ini terbuat dari pulp bubur kayu yang ditambahkan dengan beberapa bahan tambahan yang sengaja ditambahkan untuk mendapatkan sifat dan karakteristik tertentu yang diinginkan Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas tahan lemak grease proof. Glassin dan kertas lilin waxed paper atau kertas yang dibuat dari modifikasi kertas-kertas ini. Wadah- wadah kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum, cawan-cawan yang tahan air, kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif. Karakteristik kertas didasarkan pada berat atau ketebalannya. Berdasarkan berat maka kertas dapat dinyatakan dalam berat lb3000 ft2 atau yang disebut dengan rim. Di Amerika Serikat banyaknya rim standard untuk kertas kemasan adalah 500 lembar dengan ukuran 24 x 36 inchi 61 x 91.5 cm. Di Eropa, Jepang dan negara-negara lainnya ukuran yang lebih umum adalah grammage gm2.Grammage untuk kertas kemasan primer berkisar antara 18 lbrim – 90 31 lbrim 30 gm2 – 150 gm2, sedangkan untuk corrugated board berkisar antara 72-85 lbrim 117-300 gm2. Dalam pemakain kertas sebagai bahan kemasan, perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu ketahanan tarik, daya tahan terhadap gesekan, ketahan sobek, daya regang, ketahan retak, daya serap air, permeabilitas, dan beberapa sifat fisik yang lain. Kertas bisa digunakan sebagai kemasan primer dan kemasan sekunder. a. Kertas HVS Kertas HVS merupakan kertas yang biasanya digunakan untuk alat tulis kantor. Kertas ini mempunyai warna putih dan lebih bersih. Kertas ini dipilih karena kemudahan dalam mencarinya untuk dijadikan sebagai bahan kemasan. b. Kertas koran Kertas koran merupakan salah satu jenis kertas yang banyak digunakan sebagai media masa cetak yang diterbitkan setiap hari dengan jumlah yang besar dan setelah dibaca biasanya langsung dibuang. Kertas koran mengandung sekitar 80-85 pulp mekanis dan 15-20 pulp kimia yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan kertas. Kertas koran dapat dibuat dari berbagai bahan baku diantaranya kertas koran bekas ONP, campuran kertas bekas MWP, CPO, campuran pulp dan kertas bekas. Pada kertas koran bekas, kontaminan utamanya adalah tinta cetak yang umumnya terdiri dari pigmen atau butiran tinta yang berperan sebagai pembawa warna berbentuk partikel padatan kecil, vehicle atau zat pembawa pigmen berfungsi mengalirkan pigmen tinta pada kertas selama pencetakan sehingga dapat berikatan dengan serat. Vehicle umumnya berupa resin, minyak nabati, dan larutan volatile. Menurut Jenni Rismijana, dkk. 2003, proses cetak pada kertas koran umumnya dilakukan secara offset atau letterpress. Sistem pencetakan pada kertas memakai tinta dengan zat pembawa pigmen tidak mengering tetapi hanya diadsorpsikan pada serat dan dicetakkan pada kertas yang tidak disalut uncoated. Zat pembawa pigmen tersebut dapat disabunkan dengan alkali untuk melepaskan pigmen sehingga partikel karbon pecah menjadi partikel- partikel halus yang dapat dihilangkan secara efisien dengan proses deinking 32 konvensional yakni cara flotasi atau washing. Dengan perkembangan dalam bidang bioteknologi, biodeinking semakin diminati dengan penggunaan enzim selulase dan hemiselulase untuk menghilangkan kontaminan tinta dari kertas bekas karena lebih ramah lingkungan dan tidak banyak limbah dari penggunaan bahan kimia. Kertas koran ini digunakan sebagai bahan kemasan dalam penelitian ini karena kemudahan dalam mencari. c. Kertas kraft Kertas kemasan yang paling kuat adalah kertas kraft dengan warna alami, yang dibuat dari kayu lunak dengan proses sulfat. Jenis kertas ini merupakan jenis kertas kasar. Kertas jenis ini biasa juga disebut dengan line board, yang biasanya dibuat dari kayu cemara. Kertas ini dibuat dengan proses kraft. Pada umunya kertas kraft berwarna coklat, akan tetapi dengan proses kimia dapat diubah warnanya menjadi putih. d. Kertas buram Kertas buram mempunyai penampakan yang kurang bersih. Serat-serat kayu sebagai bahan bakunya masih terlihat. Jenis kertas ini biasa digunakan untuk kegiatan ATK alat tulis kantor pada kegiatan-kegiatan yang bernilai kurang penting. Kertas ini ,udah dan murah untuk didapatkan. 33

III. METODOLOGI PENELITIAN