22 4. = Kering 50 – 75
5. = Kering 75 D. Tingkat Perubahan Warna Daun
0 = Hijau 1 = Menguning 0 – 25
2. = Menguning 25 – 50 3. = Menguning 50 – 75
4. = Menguning 75 E. Kondisi Daun
0 = Segar 1 = Layu
2. = Kering 0 – 25 3. = Kering 25 – 50
4. = Kering 50 – 75 5. = Kering 75
B. ETILEN
Kelayuan adalah suatu tahap normal yang selau terjadi dalam siklus kehidupan tanaman FG Winarno dan Moehammad Aman, 1979. Gejala-gejala
kelayuan pada tanaman ditandai dengan adanya absisi pada daun buah dan bagian bunga, pematangan buah, dan pengurangan daya tahan terhadap penyakit. Dalam
fisiologi pasca panen pada kebanyakan tanaman hortikultura, etilen memegang peranan yang sangat penting, karena di satu sisi zat ini menguntungkan sedangkan
pada sisi yang lain akan merugikan. Etilen merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas FG Winarno dan Moehammad Aman,
1979. Menurut FG Winarno, beberapa hormon tanaman yang aktif dalam proses kelayuan adalah auxin, giberelin, asam absisat abscisic acid, sitokinin, dan
etilen. Zat ini akan menguntungkan untuk meningkatkan kualitas buah dan sayuran melaui percepatan dan penyeragaman ripening sebelum produk
dipasarkan. Etilen juga bisa merugikan karena peranannya dalam meningkatkan laju senescence ketuaan dan mengurangi masa simpan produk hortikultura.
23 Etilen merupakan anggota pertama dari hidrokarbon tidak jenuh atau
kelompok olefin. Gas ini memiliki sifat yang mudah melemaskan anesthesis dan beraroma manis asphyxient. Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan
kehilangan kesadaran sampai kematian. Jika etilen berbentuk cairan, maka jika terkena kulit atau mata akan menyebabkan luka bakar. Selain itu, pencampuran
etilen dengan udara memiliki potensi untuk meledak jika konsentrasi etilen meningkat di atas 3.1 volume. Konsentrasi tersebut merupakan 30000 kali
konsentrasi yang diperlukan untuk memulai pemasakan kebanyakan produk hortikultura.
Gambar 3. Skema pertumbuhan dan perkembangan tanaman Etilen merupakan hormon tanaman yang aktif dan bekerjasama dengan
hormon tanaman lainnya. Etilen diproduksi dari methionin melalui jalur yang termasuk intermediet S-adenosyl-methionine SAM dan I-amino-cyclopropane-
1-carboxylic acid ACC. Etilen merupakan anggota pertama dari hidrokarbon tidak jenuh atau kelompok olefin. Sifat fisik dari etilen dapat dijelaskan pada tabel
berikut. Tabel 3. Sifat fisik etilen
perkecambahan muda
dewasa
senescence Total
volume sel
24
9 kenampakan
9 berat molekul 9 titik didih 760 mmHg
titik didih 300 mmHg 9 b.ppada 750-770 mmHg
9 titik beku pada tekanan jenuh 9 tekanan permukaan pada -103
C 9 batas bakar pada udara tinggi
9 batas bakar pada udara rendah Tidak berwarna, gas hidrokarbon mudah
menguap, beraroma manis 28.05
-103.7 C
-118 C
0.022 C per mmHg
-169.2 C
16.4 dynecm 32 vol
3.1 vol
Sumber etilen dapat berupa polutan udara selama penanganan pasca panen berbagai jenis komoditas hortikultura, dari pembakaran, dan buah yang
mengalami pemasakan. Sumber lainnya yang kemungkinan menghasilkan etilen yaitu buah dan sayuran yang terdekomposisi, beberapa jenis lampu penerang,
jamur yang tumbuh, asap rokok, bahan karet yang terkena panas atau sinar ultra violet, dan juga tanaman yang terkena virus.
Fakta yang paling penting untuk diperhatikan pada penanganan pasca panen hortikultura adalah komoditi tersebut masih hidup. Produk hortikultura
akan meneruskan reaksi-reaksi metabolisme dan masih mempertahankan sistem fisiologis sebagaimana saat masih melekat pada pohon induknya. Terdapat 3
tiga macam perubahan fisiologis setelah inisisasi atau perkecambahan Bambang Budi Santoso dan Bambang Purwoko, 1992, yaitu : pertumbuhan, pematangan,
dan senescene pelayuan. Salah satu zat yang bepengaruh terhadap perubahan fisiologis tanaman adalah etilen. Etilen memegang peranan penting pada tanaman,
kadangkala akan menguntungkan dan kadangkala akan merugikan. Menurut Bambang Budi Santoso dan Bambang Purwoko 1992, etilen mempunyai
beberapa peran yang merugikan pada tanaman hortikultura, yaitu :
25 a. Mempercepat senescence dan menghilangkan warna hijau pada
buah mentah b. Mempercepat pemasakan buah selama penanganan dan
penyimpanan c. “Russet spotting” pada selada
d. Pembentukan rasa pahit pada wortel e. Pertunasan kentang
f. Gugurnya daun g. Pengerasan pada asparagus
h. Mempersingkat masa simpan dan mengurangi kualitas bunga i. Gangguan fisiologis pada tanaman umbi lapis
j. Pengurangan masa simpan buah dan sayuran Hasil tanaman yang dipanen misalnya bunga sebagaian besar biasanya
telah memasuki proses pemasakan, atau mentah menjelang masak, dengan perhitungan agar dalam penyimpanan sementara dan kemudian pengiriman hasil
tanaman tersebut tidak terlalu masak atau terjadi penuaan senescence. Hasil tanaman yang kondisinya terlalu masak akan cepat mengalami kerusakan
terutama pada waktu pengiriman dan penyampaian kepada konsumen. Hasil tanaman yang menjadi tua telah mengalami proses-proses pemunduran yang
secara normal mengakhiri umur fungsional suatu organ. Dalam hal ini, etilen disinyalir berpengaruh terhadap senescence pada bunga potong.
C. KALIUM PERMANGANAT