23
3.3. Konsep dan Definisi Operasional Data
Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi,
pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu menggunakan data-
data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada saat tertentu sehingga kebijaksanaan dan strategi yang telah atau akan diambil dapat
dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk
mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup Kabupaten dan kota adalah Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Kabupaten kota
menurut lapangan usaha Industrial Origin. PDRB merupakan jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga
pada tahun tersebut, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu
sebagai dasar yaitu tahun 1993. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedang PDRB atas dasar harga konstan
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk menghitung PDRB ada tiga pendekatan yang digunakan yaitu :
24 1.
Jika ditinjau dari sisi produksi disebut Produksi Regional, merupakan jumlah nilai tambah produk yang dihasilkan oleh unit-unit produksi
yang dimiliki penduduk suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Unit- unit produksi dibagi menjadi sembilan sektor yaitu 1 Sektor pertanian;
2 sektor pertambangan dan galian; 3 sektor industri pengolahan; 4 sektor listrik, gas dan air minum; 5 sektor bangunan dan konstruksi; 6
sektor perdagangan, hotel dan restoran; 7 sektor angkutan dan komunikasi; 8 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; 9
sektor jasa lainnya. 2.
Jika ditinjau dari sisi pendapatan disebut Pendapatan Regional, merupakan jumlah nilai tambah produk yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi yang dimiliki penduduk suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
3. Jika ditinjau dari segi pengeluaran disebut pengeluaran regional,
merupakan jumlah pengeluaran konsumsi atau komponen permintaan akhir yang dilakukan oleh rumah tangga, lembaga swasta nirlaba,
pemerintah dengan pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan ekspor netto suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
PDRB di suatu wilayah lebih menunjukkan pada besaran produksi suatu daerah, bukan pendapatan yang sebenarnya diterima oleh penduduk di daerah
yang bersangkutan. Namun PDRB merupakan data yang paling representatif dalam menunjukkan pendapatan dibandingkan dengan data-data lainnya. Pada
25 penelitian ini, data PDRB Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat yang
digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Sukabumi.
IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKABUMI 4.1.
Wilayah Administratif
Kabupaten Sukabumi secara geografis terletak antara 6 57’-7
Lintang Selatan dan 106
49’-107 00’ Bujur Timur dengan luas daerah 4.128 km
2
atau 14,39 persen dari luas wilayah Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa,
bahkan wilayah Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terluas se-Jawa Bali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1998, diilustrasikan bahwa
Kabupaten Sukabumi harus memiliki pusat pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari pusat pemerintahan Kotamadya Sukabumi, sehingga pusat
pemerintahan Kabupaten Sukabumi dipindahkan ke Kecamatan Pelabuhan Ratu meskipun sebagian besar kantor pemerintahan masih ada yang berdomisili di
kecamatan Cisaat. Menurut tata letak, batas-batas Kabupaten Sukabumi adalah: Sebelah Utara
: Kabupaten Bogor Sebelah Barat
: Kabupaten Lebak dan Samudera Indonesia Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia Sebelah Timur
: Kabupaten Cianjur.
4.2. Keadaan Penduduk
Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang sangat dominan karena penduduk tidak saja menjadi pelaksana tetapi juga menjadi
sasaran dari pembangunan. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
perkembangan penduduk diarahkan pada pengendalian kuantitas, pengembangan