34 semakin bertambahnya produsen minuman, makanan dan industri lainnya yang
mendirikan pabriknya di daerah Kabupaten Sukabumi. Industri pengolahan memiliki peluang yang cukup baik untuk dikembangkan di Kabupaten Sukabumi
mengingat ketersediaan bahan mentah yang dimiliki cukup berlimpah dan akan memiliki nilai tambah yang tinggi apabila dikembangkan, terutama berhubungan
dengan pengolahan hasil-hasil pertanian agroindustri. Tabel 5.1. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukabumi Sebelum dan Pada
Masa Otonomi Daerah Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan Tahun 1993
Sebelum Otonomi Daerah 1997-2000 Persen
No Sektor Perekonomian
1997 1998 1999 2000
Rata- rata
1 Pertanian -5.08 -9.16 4.20 3.95 -1.52
2 Pertambangan dan
Galian 22.19 -35.19 -11.06 5.97
-4.52
3 Industri Pengolahan
14.72 -9.62 -3.69 6.59 2.00
4 Listrik, Gas dan Air Minum
5.39 -3.84
2.20 17.51
5.32
5 Bangunan dan
Konstruksi 3.26
-39.93 0.20 7.63 -7.21
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
4.63 -12.12 2.14
2.17 -0.80
7 Angkutan dan Komunikasi
13.90 -9.62
2.74 4.38
2.85
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
4.01 -6.29 1.60 3.44 0.69
9 Jasa Lainnya
3.23 0.59 2.53 2.44 2.20
Rata-rata 7.36 -13.91 0.10 6.01
-0.11
Pada Masa Otonomi Daerah 2001-2004 Persen
No Sektor Perekonomian
2001 2002 2003 2004
Rata- rata
1 Pertanian 8.51 7.90 4.96 2.67
6.01
2 Pertambangan dan
Galian 3.79 1.67 3.10 3.24
2.95
3 Industri Pengolahan
7.33 8.29 5.12 3.72 6.12
4 Listrik, Gas dan Air Minum
14.17 5.12
26.63 19.39
16.33
5 Bangunan dan
Konstruksi 10.62 11.01 53.13 43.49 29.56
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
3.02 2.55
2.26 6.97
3.70
7 Angkutan dan Komunikasi
6.81 4.54
4.51 19.08
8.74
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
5.81 3.27 5.34 8.53 5.74
9 Jasa Lainnya
5.08 3.22 3.49 2.93 3.67
Rata-rata 7.24 5.29
12.06 12.22
9.20
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi,2004 data diolah.
35
Sektor listrik, gas, dan air minum memperlihatkan peningkatan laju pertumbuhan rata-rata yang cukup signifikan, yaitu sebesar 5,32 persen pada
masa sebelum otonomi daerah menjadi 16,33 persen setelah otonomi daerah berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap listrik, gas dan air minum. Sektor bangunan dan konstruksi adalah sektor dengan peningkatan rata-
rata laju pertumbuhan terbesar. Periode sebelum otonomi daerah memiliki nilai sebesar -7,21 persen, sedangkan pada masa otonomi daerah menjadi sebesar 29,56
persen. Hal ini menunjukkan adanya pembangunan di Kabupaten Sukabumi pada infrastruktur, sarana dan prasarana, sebagai bentuk dari adanya kebijakan otonomi
daerah dan adanya Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1998, yang diilustrasikan bahwa Kabupaten Sukabumi harus memiliki pusat pemerintahan di wilayah
Kabupaten sendiri dan pindah dari pusat pemerintahan Kotamadya Sukabumi, sehingga pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi dipindahkan ke Kecamatan
Pelabuhan Ratu. Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan pertumbuhan PDRB sektor bangunan dan konstruksi di Kabupaten Sukabumi.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran memiliki laju pertumbuhan rata- rata pada periode sebelum otonomi daerah sebesar -0,80 persen dan setelah
otonomi daerah berjalan menjadi sebesar 3,70 persen. Hal ini ditandai dengan peranan pemerintah daerah yang berorientasi pada pengembangan dan penataan
ulang terhadap pasar-pasar tradisional, dan adanya pengembangan infrastruktur pariwisata serta semakin gencarnya pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi
mempromosikan potensi daerahnya, salah satunya adalah adanya semboyan
36 Gunung, Rimba, Laut, Pantai dan Sungai GURILAPS yang terdapat di
Kabupaten Sukabumi. Sehingga meningkatkan jumlah wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Sukabumi dan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Laju pertumbuhan rata-rata sektor angkutan dan komunikasi sebelum
otonomi daerah sebesar 2,85 persen, terjadi peningkatan pada masa otonomi daerah menjadi sebesar 8,74 persen. Hal ini mengindikasikan adanya penataan
dan koordinasi yang lebih baik pada kegiatan transportasi di Kabupaten Sukabumi, serta semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat di Kabupaten
Sukabumi terhadap jasa telekomunikasi, sehingga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi.
Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan menunjukkan perubahan laju pertumbuhan rata-rata yang positif pada masa otonomi daerah
yaitu sebesar 5,74 persen. Sektor jasa lainnya merupakan sektor dengan peningkatan laju pertumbuhan rata-rata paling rendah, yaitu sebesar 2,20 persen
pada periode sebelum otonomi daerah, menjadi sebesar 3,67 persen pada periode setelah otonomi daerah berjalan. Sumbangan terbesar berasal dari sub sektor jasa
swasta. Secara keseluruhan, laju pertumbuhan rata-rata sektor perekonomian pada masa otonomi daerah mengalami peningkatan.
37
5.2. Perbandingan Pertumbuhan Wilayah di Kabupaten Sukabumi