Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar

3 Secara geografis, wilayah Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas se-Jawa Bali. Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah yang mempunyai beragam potensi, baik bersifat alami maupun buatan yang mempunyai prospek sangat menjanjikan dan menguntungkan untuk investasi dan menjadi salah satu sumber dari Pendapatan Asli Daerah PAD.

1.2. Perumusan Masalah

Undang-undang otonomi daerah telah dijalankan, berbagai dampak telah ditimbulkan dari implementasi Undang-Undang tersebut, baik berupa pemekaran wilayah maupun peningkatan PAD. Setiap daerah harus mampu mengoptimalisasi peran sektor-sektor perekonomian lokalnya agar dapat meningkatkan PAD dan tidak bergantung pada anggaran dari pemerintah pusat. Daerah-daerah memiliki kebijakannya masing-masing dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan potensi sumber dayanya. Permasalahan yang dihadapi pemerintah daerah dalam mengurus rumah tangga sendiri bersumber dari terbatasnya dana dalam melaksanakan pembangunan di wilayahnya. Untuk meningkatkan pembangunan daerah diperlukan biaya yang harus digali dari sumber keuangan sendiri. Keuangan daerah seharusnya merupakan salah satu kriteria untuk mengetahui secara riil kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangga sendiri. Hal ini sesuai dengan tujuan pemberian otonomi kepada daerah, yaitu agar daerah mampu mengurus daerahnya sendiri dan berusaha melepaskan diri dari ketergantungan kepada pemerintah pusat. 4 Sektor perekonomian yang sebelumnya didanai pemerintah pusat harus mampu dikembangkan sehingga menjadi leading sector. Dalam jangka panjang, konsep pembangunan daerah harus dapat menjadi suatu upaya untuk menumbuhkan perekonomian daerah sehingga daerah otonom dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Otonomi daerah berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Kabupaten Sukabumi. Berjalannya otonomi daerah diharapkan dapat mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta memberikan kemampuan dalam memanfaatkan potensi wilayahnya untuk penyelenggaraan pembangunan daerah. Sebelum diterapkannya otonomi daerah di Kabupaten Sukabumi sektor pertanian merupakan sektor yang diprioritaskan untuk terus ditingkatkan demi menunjang pembangunan daerah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Sukabumi. Dengan diterapkannya otonomi daerah, Kabupaten Sukabumi diberi kewenangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya secara leluasa untuk dialokasikan pada sektor-sektor ekonomi yang ada. Oleh karena itu, perlu diterapkan sektor-sektor yang harus diprioritaskan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukabumi. 5 Tabel 1.1. PDRB Kabupaten Sukabumi Tahun 1997-2004 Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan Tahun 1993 Milyar Rupiah Sebelum Otonomi Daerah Sektor Perekonomian Tahun Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan dan Konstruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa Lainnya 1997 769,86 159,78 216,44 18,07 48,02 435,74 141,12 107,14 309,16 1998 699,37 103,55 195,62 17,38 28,85 382,95 127,55 100,40 310,98 1999 728,75 92,10 188,41 17,76 28,90 391,16 131,05 102,00 318,84 2000 757,56 97,59 372,93 20,87 31,11 399,66 136,80 105,51 326,61 Pada Masa Otonomi Daerah Sektor Perekonomian Tahun Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan dan Konstruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa Lainnya 2001 822,04 101,29 400,25 23,83 34,41 411,75 146,12 111,64 343,20 2002 886,99 102,98 433,43 25,05 38,20 422,25 152,75 115,29 354,25 2003 930,98 106,18 455,62 31,72 58,50 431,78 159,63 121,45 366,61 2004 955,81 109,61 472,57 37,87 83,94 461,89 190,09 131,81 377,25 Sumber : BPS Provinsi Kabupaten Sukabumi, 2004. Berdasarkan Tabel 1.1., selama periode otonomi daerah tahun 2001-2004 seluruh sektor perekonomian di Kabupaten Sukabumi mengalami peningkatan. Sektor industri pengolahan menunjukkan perubahan yang signifikan pada masa otonomi dengan adanya peningkatan nilai PDRB dari tahun 1999 sebesar 188,41 milyar rupiah menjadi 372,93 milyar rupiah pada tahun 2001. Akhirnya pada tahun 2002 dengan nilai sebesar 433,43 milyar rupiah dapat menggeser peran sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mempunyai nilai PDRB sebesar 422,25 milyar rupiah sebagai salah satu sektor yang dominan setelah sektor pertanian dalam pembentukkan PDRB Kabupaten Sukabumi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya otonomi daerah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukabumi. Namun, adanya otonomi daerah ternyata membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan tenaga kerja di Kabupaten Sukabumi. Hal ini ditunjukkan 6 dengan terjadinya peningkatan persentase Tingkat Pengangguran Terbuka TPT di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2001 sebesar 5,01 persen menjadi 6,15 persen pada tahun 2002. Akhirnya, pada tahun 2003 menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 15,77 persen artinya pada tahun 2003 dari 100 orang angkatan kerja terdapat rata-rata 16 orang yang sedang mencari pekerjaan BPS Jawa Barat, 2004. Hal ini mengindikasikan adanya suatu masalah dalam kegiatan pembangunan di Kabupaten Sukabumi pada masa otonomi daerah karena semakin meningkatnya PDRB Kabupaten Sukabumi tiap tahunnya tidak diikuti oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sukabumi yang ditunjukkan oleh semakin tingginya TPT di Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini membahas tentang permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan PDRB di Kabupaten Sukabumi sebelum otonomi daerah 1997-2000 dan pada masa otonomi daerah 2001- 2004? 2. Bagaimana perbandingan pertumbuhan wilayah di Kabupaten Sukabumi sebelum otonomi daerah 1997-2000 dan pada masa otonomi daerah 2001- 2004? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini, yaitu: 1 Menganalisis perbandingan laju pertumbuhan PDRB di Kabupaten Sukabumi sebelum otonomi daerah 1997-2000 dan pada masa otonomi daerah 2001-2004. 7 2 Menganalisis perbandingan pertumbuhan wilayah di Kabupaten Sukabumi sebelum otonomi daerah 1997-2000 dan pada masa otonomi daerah 2001- 2004.

1.4. Manfaat Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sumber Penerimaan Daerah dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Humbang Hasundutan

2 32 102

Analisis Pengaruh Dana Perimbangan dan PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Era Otonomi Daerah.

3 55 57

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah.

1 81 92

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN JEMBER DALAM ERA OTONOMI DAERAH

0 4 21

Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Sebelum Otonomi dan Pada Masa Otonomi Daerah

0 3 123

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH PASCA PELAKSANAAN UNDANG UNDANG OTONOMI DAERAH

0 3 97

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SETELAH DIBERLAKUKANYA OTONOMI Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Setelah Diberlakukanya Otonomi Daerah Di Kabupaten Sukoharjo.

0 1 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SETELAH DIBERLAKUKANYA OTONOMI Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Setelah Diberlakukanya Otonomi Daerah Di Kabupaten Sukoharjo.

0 3 25

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di Kabupaten Boyolali APBD 2001-2010.

0 1 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA/KABUPATEN DI SUMATERA BARAT DALAM ERA OTONOMI DAERAH.

2 11 6