I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan hasil pertanian, suatu kelebihan yang tidak dimiliki banyak negara di dunia. Sub sektor
perkebunan sebagai salah satu sub sektor unggulan memiliki beberapa komoditi yang masih perlu dikembangkan baik budidaya, pengolahan maupun
pemasarannya. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan unggulan Indonesia,
khususnya untuk ekspor. Produksi kopi yang dihasilkan Indonesia cukup besar, bisa mencapai 640.365 ton per tahun dengan luas lahan perkebunan kopi
mencapai 1,3 juta hektar pada tahun 2005 Ditjenbun, 2006. Sumbangan ekspor kopi Indonesia terhadap penerimaan negara juga cukup besar, yaitu rata-rata US
257.430 juta per tahun selama periode 2001-2005 atau 13,20 persen terhadap nilai ekspor hasil pertanian dan 0,59 persen terhadap nilai ekspor non migas AEKI,
2006. Produksi kopi Indonesia sebagian besar untuk memenuhi permintaan pasar
luar negeri. Berdasarkan data AEKI 2006, sampai tahun 2005, pasar kopi domestik hanya menyerap sekitar 35 persen dari jumlah produksi kopi. Dengan
produksi yang melimpah tetapi daya serap pasar domestik yang rendah, kopi Indonesia sangat bergantung pada pasar internasional.
Diantara beberapa komoditi perkebunan, kopi merupakan salah satu komoditi ekspor potensial, dilihat dari volume ekspor dan nilai ekspornya yang
cukup besar. Bila dibandingkan dengan komoditi perkebunan lain, seperti
komoditi teh, ekspor kopi Indonesia mencatatkan jumlah yang lebih besar. Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa volume ekspor kopi cukup besar dari
tahun ke tahun pada periode tahun 1999-2005 rata-rata 340.443,86 ton per tahun bila dibandingkan dengan volume ekspor teh pada periode yang sama rata-rata
100.087,43 ton per tahun. Nilai ekspor kopi juga memberikan masukan penerimaan negara yang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai ekspor teh,
rata-rata nilai ekspor kopi sebesar US 323.323.857,1 per tahun pada periode tahun 1999-2005 sedangkan rata-rata nilai ekspor teh sebesar US 108.423.000
per tahun pada periode yang sama. Oleh karena itu komoditi kopi dapat disebut sebagai salah satu komoditi unggulan dari sub sektor perkebunan dan perlu
dikembangkan potensinya. Tabel 1.1. Volume dan Nilai Ekspor Kopi dan Ekspor Teh Indonesia Tahun 1999-
2005 Ekspor Kopi
Ekspor Teh Tahun
Volume ton Nilai 000 US Volume ton
Nilai 000 US 1999
352.967 467.858
97.847 97.140
2000 340.887 326.256
105.582 112.105
2001 250.818 188.493
107.144 112.524
2002 325.009 223.916
100.184 103.427
2003 323.520 258.795
88.894 95.970
2004 344.077 294.113
98.572 116.018
2005 445.829 503.836
102.389 121.777
Sumber : Ditjen Perkebunan, 2006
Dalam pasar kopi dunia, Indonesia memiliki posisi yang strategis. Menurut International Coffee Organization
ICO, 2006, Indonesia adalah negara nomor empat penghasil kopi terbesar dunia setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam.
Indonesia juga menempati urutan keempat sebagai eksportir kopi terbesar di dunia, bahkan menempati urutan kedua untuk jenis kopi Robusta setelah Vietnam.
Tabel 1.2. Negara Importir Kopi Terbesar Dunia Tahun 1999-2005 Tahun ribu ton
Negara 1999 2001 2004 2005
Laju Pertumbuhan Rata- Rata per Tahun
U.S.A. 1.367,28 1.288,15
1.398,27 1.391,39
0,42 Jerman 866,78
906,72 1.057,91
1.020,76 2,86
Jepang 392,85 419,77
435,23 450,42
2,37 Italia 358,51
394,14 423,84
438,46 3,44
Perancis 408,07 412,61 368,11
360,75 -1,93
Spanyol 241,82 247,55 254,96
265,97 1,68
Belgia 192,17 201,90
247,39 265,41
6,05 Belanda 157,61 172,44
198,58 184,55
3,07 Inggris 177,19
186,32 206,05
209,39 2,92
Swedia 88,14 86,82
90,80 101,93
2,65 Dunia 5.010,35
5.122,71 5.539,47
5.587,70 1,84
Sumber : International Coffee Organization ICO, 2006 Diolah
Menurut data ICO 2006, total impor kopi dunia pada tahun 2005 mencapai 5.587.695 ton Tabel 1.1. Importir terbesar kopi dunia tahun 2005
secara berurutan yaitu : Amerika Serikat 24,9, Jerman 18,26, Jepang 8,06, Italia 7,85, Perancis 6,46, Spanyol 4,76, Belgia 4,75,
Belanda 3,3, Inggris 3,75, dan Swedia 1,82. Bagi Indonesia sebagai eksportir kopi terbesar ke empat dunia pasar utamanya antara lain Amerika
Serikat 20,34, Jepang 19,67, dan Jerman 9,75. Pada Tabel 1.2 ditunjukkan bahwa permintaan kopi dunia dari tahun ke
tahun terus mengalami peningkatan. Kondisi tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan ekspor kopinya. Akan tetapi dalam
perkembangannya, ekspor kopi Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga menyebabkan fluktuasi seperti kebijakan ekspor dan harga kopi dunia
yang terus berubah.
Berdasarkan uraian di atas, komoditi kopi merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia karena sumbangannya terhadap devisa negara yang cukup
besar dan potensi pasarnya cukup baik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Indonesia.”
I.2. Rumusan Masalah