2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Sub-sektor Perikanan Tangkap
Sebagai salah satu ranah atau domain dari Tugas Pokok dan Fungsi tupoksi Departemen Kelautan dan Perikanan DKP, pembangunan sub-sektor perikanan
tangkap mutlak dilakukan untuk mendukung pembangunan kelautan dan perikanan secara keseluruhan. Untuk itu, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap telah
menetapkan kebijakan, sasaran, strategi dan program kerja yang dari tahun ke tahun selalu dievaluasi efektivitasnya, untuk selanjutnya disempurnakan sesuai perubahan
lingkungan strategik Mangga Barani, 2003. Visi pembangunan perikanan yang ingin diwujudkan adalah “Industri
perikanan tangkap Indonesia yang lestari, kokoh, dan mandiri pada tahun 2020”. Sedangkan misi pembangunan perikanan adalah :
1 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia perikanan. 2 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan dan pengolah hasil
perikanan. 3 Menjaga kelestarian sumberdaya ikan serta lingkungannya.
4 Membangun industri nasional dan usaha perikanan tangkap yang berdaya saing.
5 Meningkatkan peran sub sektor perikanan tangkap terhadap pembangunan perekonomian nasional.
Melalui visi dan misi sebagaimana tersebut di atas, maka kebijakan pembangunan perikanan tangkap akan lebih diarahkan untuk : 1 menjadikan
perikanan tangkap sebagai salah satu andalan perekonomian dengan membangkitkan industri perikanan dalam negeri; 2 rasionalisasi, nasionalisasi dan modernisasi
armada perikanan tangkap secara bertahap dalam rangka menghidupkan industri dalam negeri dan keberpihakan kepada perusahaan dalam negeri dan nelayan lokal;
dan 3 penerapan pengelolaan perikanan fisheries management secara bertahap berorientasi kepada kelestarian lingkungan dan terwujudnya keadilan
2.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Perikanan Tangkap
Sesuai amanat konstitusi sebagaimana tertuang pada Pasal 3 Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1985, yang disempurnakan dengan UU No. 31 Tahun
2004 tentang Perikanan, Pembangunan Perikanan Tangkap ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan, dan sekaligus
untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan serta lingkungannya. Tujuan tersebut dewasa ini diperluas cakupannya, sehingga tidak hanya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian sumberdaya ikan, tetapi juga untuk meningkatkan konstribusi Sub Sektor Perikanan
Tangkap terhadap pembangunan perekonomian nasional, utamanya guna membantu mengatasi krisis ekonomi yang sedang melanda negara kita, baik
dalam bentuk penyediaan lapangan kerja, penerimaan devisa melalui ekspor, maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Sasaran pembangunan yang ingin dicapai pemerintah pada Tahun 2005 adalah produksi perikanan sebesar 5,12 juta ton, perolehan devisa sebesar US 3,54
milyar, penyediaan ikan untuk konsumsi dalam negeri sebesar 4,57 juta ton, dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,56 juta orang DKP, 2005.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut dibutuhkan tiga strategi yaitu Pertama
, Menghindarkan terjadinya kelebihan eksploitasi dengan mengendalikan usaha perikanan fishing effort; Kedua, Memperbaiki kualitas hasil tangkapan yang
dipasarkan pada konsumen melalui perbaikan-perbaikan teknologi dalam penanganan dan penyimpanan setelah pasca penangkapan serta pengolahannya; Ketiga,
Memperbaiki sistem pemasaran dan penyajian produk-produk ikan sehingga menjadikan daya tarik dan diterima para konsumen.
Pembangunan usaha penangkapan akan dilakukan secara selektif dalam rangka memanfaatkan potensi sumberdaya yang tersedia secara optimal dan
berkelanjutan, guna mewujudkan usaha perikanan yang bertanggungjawab dalam rangka responsible fisheries di bidang penangkapan. Dalam kerangka ini dilakukan
reorientasi terhadap tujuan pengembangan usaha yang semula lebih ke arah produksi menjadi ke arah pendapatan usaha, disertai dengan penyediaan Pelabuhan
PerikananPangkalan Pendaratan Ikan, standarisasi unit penangkapan, perekayasaan teknologi, diversifikasi usaha nelayan dan rehabilitasi sumberdaya ikan.
Upaya pengembangan penangkapan ikan tersebut sekaligus untuk mengantisipasi isu yang berkembang di bidang penangkapan ikan. Isu tersebut yaitu
adanya pemahaman bahwa sumberdaya ikan seolah-olah tidak terbatas, padahal jumlah tangkapan yang diperoleh pada saat ini ditetapkan sebesar 5,01 juta ton per
tahun setelah memperhatikan potensi yang tersedia. Kondisi inilah yang cenderung menjadi gambaran bahwa nelayan akan tetap lekat dengan kemiskinan. Selain itu,
banyak terjadi kerusakan terhadap lingkungan sumberdaya ikan sebagai akibat ulah manusia yang kurang bertanggungjawab, termasuk penggunaan bahan peledak,
racun, maupun alat tangkap yang dilarang seperti trawl.
2.3 Keragaan Pembangunan Perikanan Tangkap
Jika dilihat perkembangannya dari tahun ke tahun, pelaksanaan pembangunan perikanan yang dilaksanakan selama ini secara keseluruhan telah
menunjukkan hasil yang nyata dan menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari semakin luas dan terarahnya usaha peningkatan produksi dari perikanan
tangkap, yang pada gilirannya telah meningkatkan pula konsumsi ikan, ekspor perikanan, pendapatan nelayan, memperluas lapangan kerja, serta dukungan
bagi pembangunan industri serta menunjang pembangunan daerah. Pada periode tahun 2001-2004, perkembangan produksi perikanan
tangkap meningkat rata-rata sebesar 4,21, yaitu dari 4.276.720 ton pada tahun 2001 menjadi 4.836.510 ton pada tahun 2004. Data produksi perikanan
tangkap dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 3.
Tabel 1. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap, 2001 - 2004
Tahun Rata-rata
perubahan No.
Produksi
2001 2002
2003
1
2004
2
2001- 2004
2003- 2004
1 Tangkap Ton
4.276.720 4.378.495 4.708.900 4.836.510 4,21
2,71
- Laut
3.966.480 4.073.506 4.383.660 4.506.000 4,37
2,79
- Perairan Umum
310.240 304.989
325.240 330.510
2,19 1,62
2 Budidaya Ton
1.076.750 1.137.153 1.320.000 1.394.000 9,10
5,61 Total
5.353.470 5.515.648 6.028.900 6.230.510 5,23
3,34
Sumber : DJPT 2005 Keterangan : 1 Angka sementara. 2 Angka perkiraan.
Gambar 3. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap, 2001 – 2004 DJPT, 2005
Dari data di atas terlihat bahwa produksi penangkapan di laut dibanding di perairan umum terlihat makin dominan. Pada periode 2001-2004, produksi
penangkapan di laut meningkat rata-rata per tahun sebesar 4,37 dari 3.966.480 ton pada tahun 2001 menjadi 4.506.000 ton pada tahun 2004. Pada
periode yang sama, produksi penangkapan di perairan umum hanya mengalami peningkatan 2,19 dari 310.240 ton tahun 2001 menjadi 330.510 ton tahun
3 .9
66 .4
8
31 .2
40 1
.07 6
.7 5
4 .0
73 .5
6
30 4
.9 89
1 .13
7 .1
5 3
4 .3
83 .6
6
32 5
.2 40
1 .32
.0
4 .5
06 .0
33 .5
10 1
.39 4
.0 500.000
1.000.000 1.500.000
2.000.000 2.500.000
3.000.000 3.500.000
4.000.000 4.500.000
5.000.000 [ ton]
2001 2002
2003 2004
P T L aut P T P er air an Umum
P er ikanan Budidaya
[ tahun]