Keragaan Pembangunan Perikanan Tangkap
Tabel 1. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap, 2001 - 2004
Tahun Rata-rata
perubahan No.
Produksi
2001 2002
2003
1
2004
2
2001- 2004
2003- 2004
1 Tangkap Ton
4.276.720 4.378.495 4.708.900 4.836.510 4,21
2,71
- Laut
3.966.480 4.073.506 4.383.660 4.506.000 4,37
2,79
- Perairan Umum
310.240 304.989
325.240 330.510
2,19 1,62
2 Budidaya Ton
1.076.750 1.137.153 1.320.000 1.394.000 9,10
5,61 Total
5.353.470 5.515.648 6.028.900 6.230.510 5,23
3,34
Sumber : DJPT 2005 Keterangan : 1 Angka sementara. 2 Angka perkiraan.
Gambar 3. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap, 2001 – 2004 DJPT, 2005
Dari data di atas terlihat bahwa produksi penangkapan di laut dibanding di perairan umum terlihat makin dominan. Pada periode 2001-2004, produksi
penangkapan di laut meningkat rata-rata per tahun sebesar 4,37 dari 3.966.480 ton pada tahun 2001 menjadi 4.506.000 ton pada tahun 2004. Pada
periode yang sama, produksi penangkapan di perairan umum hanya mengalami peningkatan 2,19 dari 310.240 ton tahun 2001 menjadi 330.510 ton tahun
3 .9
66 .4
8
31 .2
40 1
.07 6
.7 5
4 .0
73 .5
6
30 4
.9 89
1 .13
7 .1
5 3
4 .3
83 .6
6
32 5
.2 40
1 .32
.0
4 .5
06 .0
33 .5
10 1
.39 4
.0 500.000
1.000.000 1.500.000
2.000.000 2.500.000
3.000.000 3.500.000
4.000.000 4.500.000
5.000.000 [ ton]
2001 2002
2003 2004
P T L aut P T P er air an Umum
P er ikanan Budidaya
[ tahun]
2004. Jika dibandingkan dengan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan JTB sebesar 5,12 juta ton, maka produksi penangkapan di laut pada tahun 2004
telah mencapai 87,89 dari JTB Ditjen Perikanan Tangkap, 2005.
Seiring dengan peningkatan produksi, penyediaan ikan untuk konsumsi dalam negeri juga mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2001 total
penyediaan ikan hasil penangkapan dan budidaya untuk konsumsi dalam negeri mencapai 4,69 juta ton, maka pada tahun 2004 telah mencapai 4,98 juta ton.
Dengan demikian, pada periode 2001 – 2004 rata-rata kenaikan konsumsi ikan dalam negeri mencapai 2,03 per tahun Ditjen Perikanan Tangkap, 2005.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penyediaan Ikan Konsumsi Dalam Negeri, 2001 - 2004
Tahun Rata-rata
perubahan No.
Rincian 2001
2002 2003
1
2004
2
2001- 2004
2003- 2004
1 Total 1.000 Ton
4.692,96 4.780,60 4.850,17 4.984,82 2,03
2,78 2
Per Kapita Kgkapth
22,47 22,79
22,84 23,18
1,05 1,50
Sumber : DJPT 2005 Keterangan : 1 Angka sementara. 2 Angka perkiraan.
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, konsumsi ikan per kapita per tahun di Indonesia terbilang masih sangat kecil. Pada tahun 2004 konsumsi
ikan dalam negeri baru mencapai 23,18 kg per kapita lihat Gambar 4.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa kampanye gerakan makan ikan sebagai makanan yang nikmat, sarat gizi, dan menyehatkan harus terus digelorakan
dengan berbagai pendekatan dan media penyampaian. Disamping itu, konsumsi ikan juga memang terkait erat dengan kondisi ekonomi masyarakat,
mengingat bagi banyak masyarakat Indonesia produk perikanan yang beredar di pasaran masih terasa mahal. Dengan demikian, konsumsi ikan dalam negeri
memiliki peluang lebih besar untuk meningkat jika kondisi makro perekonomian nasional semakin membaik.
Gambar 4. Konsumsi Ikan per Kapita, 2001 – 2004 DJPT, 2005
Perkembangan perikanan Indonesia juga dapat dilihat dari ekspor yang terus
meningkat. Data tahun 2001-2004 sebagaimana terlihat pada Tabel 3 menunjukkan
bahwa ekspor perikanan Indonesia terus meningkat. Yang cukup menarik, kenaikan rata-rata ekspor per tahun dari sisi volume dan dari sisi nilai menunjukkan angka
yang cukup berbeda, yakni masing-masing 25,04 dan 10,41. Hal ini memunculkan hipotesis bahwa produk hasil perikanan yang diekspor dari Indonesia
berasal dari jenis ikan yang bernilai ekonomis rendah atau bermutu rendah, atau produk hasil perikanan yang bernilai tambah rendah. Hasil hipotesis ini tentunya
perlu ditindaklanjuti dengan sebuah kajian. Selain itu, adanya perbedaan tersebut juga bisa disebabkan oleh harga internasional produk perikanan yang mengalami
penurunan, termasuk tunacakalang dan udang.
Peningkatan produksi penangkapan di laut, tidak terlepas dari bertambahnya sarana penangkap ikan yang dioperasikan dan makin majunya
teknologi yang diterapkan sehingga produktivitas usaha menjadi lebih meningkat. Sebagaimana terlihat pada
Tabel 4, pada periode 2001-2004, jumlah perahukapal perikanan di laut menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar
0,09, yaitu dari 468.521 buah pada tahun 2001 menjadi 479.710 buah pada
tahun 2004.
2 0 0 1 2 0 0 2
2 0 0 3 2 0 0 4
2 2 ,4 7 2 2 ,7 9
2 2 ,8 4 2 3 ,1 8
2 2 ,0 0 2 2 ,2 0
2 2 ,4 0 2 2 ,6 0
2 2 ,8 0 2 3 ,0 0
2 3 ,2 0 [ kg kapit a]
`
[ t ahun]
Tabel 3. Perkembangan Ekspor Perikanan, 2001 – 2004
Tahun Rata-rata
perubahan No.
Rincian 2001
2002 2003
1
2004
2
2001- 2004
2003- 2004
1 Volume Ton
487.116 565.739
857.783 921.000 25,04
7,37 • Bahan Makanan
464.379 540.108
837.064 892.920 25,99
6,67 o
Udang 128.830
124.765 137.636
143.550 3,82
4,30 o
TunaCakalang Tongkol
84.205 92.797
117.092 127.930 15,21
9,26 o
Rumput Laut 27.874
28.560 40.162
51.390 23,68 27,96
o Lainnya
223.469 293.986
542.174 570.050 40,37
5,14 • Bukan Bahan Makanan
22.737 25.631
20.720 28.080
9,70 35,52
o Mutiara
22 6
12 10
6,41 16,07 o
Ikan Hias 2.682
3.514 3.378
3.930 14,50 16,36
o Lainnya
20.034 22.111
17.330 24.140
9,35 39,29
2 Nilai US 1.000
1.631.899 1.570.353 1.643.542 2.142.030 10,41
30,33 • Bahan Makanan
1.574.850 1.527.821 1.599.893 2.089.040 10,77
30,57 o
Udang 934.986
836.563 850.222 1.086.610
6,30 27,80
o TunaCakalang
Tongkol 218.991
212.426 213.179
265.510 7,30
24,55 o
Rumput Laut 17.230
15.785 20.511
28.290 19,83 37,93
o Lainnya
403.643 463.047
515.981 708.630 21,16
37,34 • Bukan Bahan Makanan
57.049 42.532
43.649 52.990 0,47
21,40 o
Mutiara 25.257
11.471 17.128
16.920 2,16 1,21
o Ikan Hias
14.603 15.054
15.809 19.720 10,95
24,74 o
Lainnya 17.189
16.007 10.712
16.350 4,22
52,63 Sumber : DJPT 2005; Keterangan : 1 Angka sementara. 2 Angka perkiraan.
Peningkatan rata-rata per tahun jumlah kapal motor terbesar terjadi pada kapal motor yang berukuran antara 30 – 50 GT sebesar 88,32 yaitu dari
781 buah kapal pada tahun 2001 menjadi 3.280 buah kapal pada tahun 2004, disusul kemudian oleh Kapal motor berukuran 50-100 GT 26,09.
Penurunan jumlah kapal terjadi pada kapal tanpa motor yang mengalami penurunan rata-rata sebesar 6,06 yaitu dari 241.714 buah kapal pada tahun
2001 menjadi 200.000 buah pada tahun 2003. Hal tersebut sejalan dengan program motorisasi dan dorongan untuk lebih memanfaatkan ZEEI dengan
menggunakan kapal motor berukuran besar. Perkembangan armada perikanan bisa dilihat pada
Tabel 4 dan Gambar 5.
Tabel 4. Perkembangan Jumlah Kapal Perikanan, 2001-2004
Tahun Rata-rata
perubahan NO.
Rincian 2001
2002 2003
1
2004
2
2001- 2004
2003- 2004
1 Perahu Tanpa
Motor 241.714 219.079
203.380 200.000 6,06
1,66 2
Perahu Motor Tempel
120.054 130.185 142.290
146.270 6,84
2,80 3
Kapal Motor 106.753 111.034
121.410 123.440
5,01 1,67
= KM 5 GT 70.925
74.292 78.840
79.180 3,77
0,43 = KM 5 - 10 GT
22.641 20.208
23.900 24.060
2,73 0,67
= KM 10 - 20 GT 6.006
5.866 6.310
6.970 5,23 10,46
= KM 20 - 30 GT 3.008
3.382 3.790
4.210 11,86 11,08 = KM 30 - 50 GT
781 2.685
2.870 3.280 88,32 14,29
= KM 50 - 100 GT 1.602
2.430 3.060
3.080 26,09 0,65
= KM 100 - 200 GT 1.295
1.612 1.980
1.990 15,94 0,51
= KM • 200 GT 495
559 660
670 10,84 1,52
Jumlah 468.521 460.298
467.080 469.710
0,09 0,56
Sumber : DJPT 2005 Keterangan : 1 Angka sementara. 2 Angka perkiraan.
Gambar 5. Perkembangan Jumlah Kapal Perikanan, 2001-2004 DJPT, 2005
5 0 .0 0 0 1 0 0 .0 0 0
1 5 0 .0 0 0 2 0 0 .0 0 0
2 5 0 .0 0 0 [ buah]
2 0 0 1 2 0 0 2
2 0 0 3 2 0 0 4
P er ahu T anpa Mot or P er ahu Mot or T empel
K apal Mot or
[ tahun]
Pada periode 2001-2004, jumlah nelayan juga terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2001 jumlah nelayan mencapai 3.286.500, maka pada tahun 2004
mencapai 3.410.750. Dengan demikian, pada kurun waktu tersebut telah terjadi kenaikan jumlah nelayan rata-rata 1,51. Data tentang jumlah nelayan dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Perkembangan Jumlah Nelayan, 2001 - 2004
Tahun Rata-rata
perubahan No.
Rincian 2001
2002 2003 1
2004 2 2001-
2004 2003-
2004 1
Laut 2.562.945
2.572.042 2.621.890 2.672.640
1,41 1,94
2 Perairan Umum
723.555 474.431
745.230 738.110
7,23 0,96 Jumlah
3.286.500 3.046.473 3.367.120 3.410.750
1,51 1,30
Sumber : DJPT 2005 Keterangan : 1 Angka sementara. 2 Angka perkiraan.
Secara grafis, perkembangan jumlah nelayan Indonesia pada periode 2001-
2004 dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Perkembangan Jumlah Nelayan, 2001 – 2004 DJPT, 2005
2 0 0 1 2 0 0 2
2 0 0 3 2 0 0 4
2 .562
.94 5
72 3
.5 5
5 2
.572 .04
2
47 4
.4 3
1 2
.621 .89
74 5
.2 3
2 .672
.64
73 8
.1 1
5 0 0 .0 0 0 1 .0 0 0 .0 0 0
1 .5 0 0 .0 0 0 2 .0 0 0 .0 0 0
2 .5 0 0 .0 0 0 3 .0 0 0 .0 0 0
[ or ang]
L aut P er air an U m um
[ t ahun]
Di satu sisi, adanya peningkatan jumlah nelayan cukup menggembirakan karena menunjukkan bahwa sektor perikanan tangkap terus membuka lapangan kerja.
Hal ini juga menjadi fakta yang mengkhawatirkan karena jika dibandingkan dengan produksi perikanan maka perbandingan jumlah nelayan dengan skala produksinya
menjadi sangat kecil. Sebagai contoh, pada tahun 2004 produktivitas nelayan hanya 1,42 ton per orang, artinya jumlah tangkapan nelayan per hari hanya sekitar 3,88 kg
saja. Selengkapnya lihat Tabel 6.
Tabel 6. Produktivitas Nelayan, 2001 – 2004
Uraian 2001
2002 2003
1
2004
2
Produksi ton 4.276.720 4.378.495 4.708.900 4.836.510
Jumlah Nelayan Orang 3.286.500 3.046.473 3.367.120 3.410.750
Tontahunorang 1,30
1,44 1,40
1,42 Produktivitas
Nelayan kghariorang
3,56 3,94
3,83 3,88
Sumber : DJPT 2005 Keterangan : 1 Angka sementara. 2 Angka perkiraan.