Univetama Dinamika Perumusan Masalah

diantaranya adalah : SHS, Rhomindo, Medion, Kalbe Farma, Lito Satwa, Agromakmur, Sanbe Farma, Vetinda dan lainnya. PT Univetama Dinamika berdiri pada tahun 1989 dan mencoba memanfaatkan peluang bisnis tersebut. Tabel 5 mendeskripsikan pangsa pasar yang dapat diraih oleh PT Univetama Dinamika jika dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya. Tabel 5. Pangsa Pasar Perusahaan Oba t Hewan di Indonesia Tahun 2004 No. Perusahaan Omzet M Rp Pangsa Pasar 1. SHS 28,20 8,00 2. Rhomindo 27,09 7,70 3. Medion 24,64 7,07 4. Kalbe Farma 16,43 4,70 5. Lito Satwa 15,60 4,48 6. Agro Makmur 14,03 4,03 7. Sanbe Farma 13,96 4,00 8. Vetindo 12,32 3,50

9. Univetama Dinamika

8,51 2,60 10. Lainnya X 53,92 Sumber : PT Univetama Dinamika, 2004 Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa PT Univetama Dinamika hanya dapat meraih pangsa pasar sebesar 2.60. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan masuk kedalam posisi celuk pasar. Hal ini berarti bahwa perusahaan hanya mendapatkan sebagian kecil jumlah konsumen yang selebihnya telah dikuasai oleh perusahaan lain. Dalam posisi celung pasar, perusahaan harus menemukan strategi pemasaran yang baik untuk masuk sebagai penantang pasar dan dapat menjadi pesaing bagi pemimpin pasar. Besarnya pangsa pasar yang dapat diraih oleh perusahaan dapat ditingkatkan dengan menggencarkan promosi, karena tingkat loyalitas pelanggan relatif kecil. Pelanggan obat hewan mudah terpengaruh oleh promosi produk, potongan harga, dan pemberian sample gratis. Penjualan dengan personal selling diharapkan dapat mengatasi tingkat bargaining position konsumen yang kuat. Berdasarkan Tabel 5, persentase pembagian pangsa pasar tidak mengalami gap yang cukup besar. Skala selisihnya berkisar satu persen pada tiap perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, penerapan strategi pemasaran yang tepat oleh PT Univetama Dinamika dapat meningkatkan pangsa pasar secara signifikan. Strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan, yaitu : meningkatkan volume penjualan dengan menggencarkan promosi dengan iklan dan personal selling, serta melakukan efisiensi dengan menekan biaya variabel dan penetapan mark up yang tidak terlalu tinggi. PT Univetama Dinamika sebagai salah satu produsen obat hewan turut mengalami kerasnya persaingan dalam industri obat hewan. Berkurangnya permintaan obat hewan menyebabkan terjadinya penurunan jumlah penjualan obat hewan. Hal tersebut merugikan perusahaan karena stok produk tidak dapat didistribusikan, sedangkan produksi harus tetap berjalan untuk menutupi biaya produksi. Kondisi ini berdampak pada penurunan omzet PT Univetama Dinamika seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Data Omzet PT Univetama Dinamika Tahun 2001-2005 Tahun Omzet Perusahaan Rp Presentase perubahan 2001 7 529 163 360 - 2002 9 299 307 054 Naik 19.03 2003 9 813 047 791 Naik 5.23 2004 8 516 163 384 Turun 13.21 2005 9 417 851 410 Naik 9.57 Sumber : PT Univetama Dinamika, 2005 Berdasarkan Tabel 6, terlihat jelas penurunan omzet sekitar satu milyar pada tahun 2004 akibat menyebarnya virus flu burung di berbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi omzet dapat kembali normal pada tahun 2005 karena adanya regulasi dari pemerintah dan pembenahan manajemen dari sisi intern perusahaan. Secara umum adanya virus flu burung sebenarnya dapat meningkatkan permintaan akan serum, vaksin dan disinfektan. Hal ini dibuktikan dengan upaya penanggulangan masalah flu burung oleh pemerintah dengan mengeluarkan regulasi berupa penerapan Bio Security, dengan melakukan penyemprotan disinfektan pada peternakan yang diduga terkena virus flu burung. Selain itu, PT Univetama Dinamika juga melakukan pembenahan secara manajerial berupa dukungan terhadap program Pemerintah dengan memberikan vaksin dan serum kepada peternak, dan mengadakan penyuluhan kepada para peternak untuk meningkatkan kembali kepercayaan diri para peternak untuk melanjutkan usahanya dan bersedia menjadi pemasok obat-obatan kepada peternak tersebut. Akan tetapi, adanya kebijakan baru 2006 untuk memusnahkan unggas yang terjangkit virus menyebabkan usaha dibidang obat-obatan hewan menurun permintaannya. Kebijakan pemusnahan menyisakan beberapa unggas yang terbebas dari virus flu burung. Sisa unggas tersebut menjadi pasar yang diperebutkan oleh beberapa produsen obat hewan. Hal tersebut membuat tingkat persaingan semakin ketat, sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang efektif agar perusahaan dapat meningkatkan omze tnya kembali. Keterlibatan yang erat dengan peternak dan menajemen perusahaan yang kuat membuat PT Univetama Dinamika dapat bertahan dan bangkit untuk kembali bersaing secara kompetitif dalam industri obat hewan. Dengan demikian, diharapkan perusahaan dapat mempertahankan omzet penjualannya. Hal tersebut perlu didukung dengan strategi perusahaan yang tepat. Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun perumusan masalah yang akan di bahas sebagai berikut : 1. Bagaimanakah strategi bauran pemasaran marketing mix yang selama ini diterapkan oleh PT Univetama Dinamika ? 2. Bagaimanakah kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT Univetama Dinamika ? 3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh PT. Univetama Dinamika dengan memperhatikan faktor lingkungan perusahaan ?

1.3 Tujuan Penelitian