Produk Obat Hewan Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Unggas dan Obat Hewan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1986, unggas didefinisikan sebagai hewan bangsa burung yang dapat dikembangbiakan dan diternakkan untuk diambil manfaatnya. Ayam merupakan salah satu jenis unggas yang diternakkan kerena banyak manfaat yang bisa diambil seperti : daging, belut, bulu bahkan kotorannya sekalipun. Ayam merupakan ternak yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan menghasilkan produksi terbesar di Indonesia. Unggas rentan terhadap penyakit karena sifatnya yang mudah menular pada unggas lain karena hidupnya yang berkelompok. Oleh karena itu, peternak memberikan obat hewan jika unggas terkena penyakit dan pemberian vaksin secara continue untuk menjaga kualitas unggas potongnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1986, obat didefinisikan sebagai bahan penawar racun, sedangkan hewan adalah salah satu jenis makhluk hidup. Dengan demikian, obat hewan dapat didefinisikan sebagai bahan penawar racun yang diberikan pada hewan agar terhindar dari penyakit yang mematikan. Umumnya obat hewan digunakan pada ternak sebagai langkah pengobatan dan pencegahan dari berbagai penyakit yang menyerang hewan ternak.

2.2 Produk Obat Hewan

Obat hewan digolongkan kedalam tiga golongan, yaitu : obat keras, obat bebas terbatas, dan obat bebas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah cq. Direktorat Kesehatan Hewan Dirjen Peternakan 2004, obat keras yang dijual harus berdasarkan resep dokter hewan, sedangkan golongan lainnya dapat dijual bebas sekalipun tetap harus dibawah pengawasan dokter hewan. Obat hewan selain digunakan untuk pencegahan dan pengobatan pada ternak, juga digunakan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi usaha ternak. Oleh karena itu, gugus pemasaran harus mampu memiliki pengetahuan yang memadai mengenai teknik penggunaan obat hewan dalam peternakan. Produk obat hewan yang beredar di pasaran berupa : multivitamin, antibiotik, vaksin, serum, nutrisi pemacu pertumbuhan dan pelengkap pakan ternak dengan berbagai merk. Multivitamin berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan hewan, meningkatkan daya tahan tubuh hewan, merangsang telur pada unggas, pencegahan penyakit dan mencegah timbulnya stress pada hewan. Antibiotik berfungsi untuk pengobatan Coryza, Kolera, pengendalian infeksi E.Colli dan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan pada unggas. Vaksin dan serum digunakan untuk pencegahan penyakit yang dapat menyerang unggas secara masal. Vaksin diberikan secara berkala untuk menjaga kesehatan ternak. Nutrisi dan pelengkap pakan diberikan sebagai pemenuhan gizi pada ternak.

2.3 Penelitian Terdahulu

Endi 1997 melakukan penelitian dibidang obat hewan dengan judul “Analisis Strategi Promosi Obat Hewan PT ’X’”. Penelitian tersebut dilatar belakangi oleh perkembangan sub sektor peternakan di Indonesia, khususnya Jawa. Meningkatnya populasi ternak khususnya unggas menjadi alasan utama berdirinya perusahaan yang bergerak di bidang obat hewan. Untuk menghadapi persaingan yang ketat, peneliti menganalisis pengaruh personal selling dan promosi penjualan terhadap besarnya penjualan yang telah ada dan menganalisis relevansi strategi yang telah dijalankan dan berusaha merumuskan strategi promosi apa yang paling efektif untuk diterapkan perusahaan agar mampu bersaing dipasar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa promosi penjualan dan personal selling berpengaruh nyata terhadap penjualan dengan nilai R 2 sebesar 97.8 persen. Persentase tersebut diestimasi dengan analisis berganda. Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa strategi promosi yang telah dan tengah dijalankan perusahaan dinilai masih cukup relevan dan perlu dikembangkan lagi dengan berbagai cara, yaitu : kemitraan non-integrated, diskon pembelian, kupon voucher dan meningkatkan kualitas personal selling dengan mengadakan pelatihan kepada para karyawan dan sales marketingnya. Taufiq 2003 melakukan penelitian yang berjudul “Pola Penentuan Ternak Unggas Lokal Unggulan di Tiga Desa yang Berbeda Bioklimatnya di Kabupaten Cianjur”. Penelitian tersebut dilatar belakangi oleh berkembangnya ternak unggas lokal yang belum diberdayakan secara maksimal. Faktor Bioklimat memiliki pengaruh yang kuat dalam perkembangan unggas di tempat yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pola pemeliharaan di tiga wilayah p0.05, dan ternak ayam berada pada kuadran yang berbeda untuk tiap wilayahnya sehingga membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda di tiap wilayahnya. Benil 2005 melakukan penelitian di bidang peternakan unggas, dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Sektor Peternakan Unggas dan Dampak Flu Burung Terhadap Kinerja Sektor Ekonomi di Indonesia”. Penelitian tersebut dilatar belakangi oleh merebaknya wabah flu burung yang telah menghancurkan sektor peternakan unggas di Indonesia dua tahun belakangan ini, sehingga menimbulkan ketakutan bagi masyarakat untuk mengkonsumsi produk unggas. Peneliti menggunakan analisis Input-Output untuk melihat hubungan antara sektor yang satu dengan yang lain dalam perekonomian. Berdasarkan hasil analisis tabel Input-Output, dapat disimpulkan bahwa peranan sektor peternakan unggas di Indonesia memiliki pengaruh nyata terhadap perekonomian Indonesia sebesar 1,32 persen. Dampak flu burung dapat menurunkan permintaan unggas sebesar 50 persen dibandingkan dengan permintaan unggas sebelum terjangkit virus flu burung. Ketiga penelitian di atas dapat dijadikan referensi bagi peneliti karena masalah yang diangkat serupa mengenai unggas dan perkembangannya. Terdapat persamaan permasalahan, yakni peternakan khususnya unggas dan penafsiran dalam penggunaan alat analisis yang berbasis pada manajemen strategis berupa analisis SWOT dan analisis strategi promosi. Perbedaan ketiga penelitian tersebut terletak pada implementasi strategi ya ng spesifik, artinya hasil penelitian yang satu tidak dapat memecahkan permasalahan pada penelitian yang lain. Penelitian mengenai analisis strategi pemasaran obat hewan yang akan dilakukan memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya dalam hal tujuan dan hasilnya. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melihat kondisi lingkungan perusahaan untuk merumuskan alternatif strategi pemasasan yang terbaik agar perusahaan mampu bersaing dipasar, sedangkan hasil penelitian hanya dapat dimanfaatkan oleh perusahaan yang bersangkutan karena aspek penelitiannya khusus dan spesifik mengenai kondisi perusahaan tersebut.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN