Jumlah Impor Kedelai Dugaan Model Ekonometrika

menunjukkan bahwa dengan adanya monopoli kedelai oleh Bulog akan menyebabkan harga riil kedelai di tingkat produsen meningkat. Pada era perdagangan bebas, Bulog tidak lagi memonopoli kedelai, sehingga harga impor kedelai semakin rendah. Akibatnya banyak industri tahu dan tempe yang menggunakan kedelai impor. Hal ini mengakibatkan lesunya produksi kedelai lokal. Selain faktor-faktor di atas, variabel lain yang juga berpengaruh nyata adalah harga riil kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya. Dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0.199238, yang berarti jika terjadi peningkatan harga riil kedelai di tingkat produsen sebesar satu rupiah per kilogram akan menyebabkan peningkatan harga riil kedelai di tingkat produsen sebesar 0.199238 rupiah per kilogram, sebaliknya jika terjadi penurunan harga riil kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya sebesar satu rupiah per kilogram akan mengakibatkan menurunnya harga riil kedelai di tingkat produsen sebesar 0.199238 rupiah per kilogram, cateris paribus.

5.2.5. Jumlah Impor Kedelai

Nilai koefisien determinasi dari model impor kedelai Indonesia adalah sebesar 0.9955. Artinya keragaman dari variabel endogen mampu diterangkan oleh variabel-variabel eksogen di dalam model yakni harga kedelai internasional, jumlah produksi kedelai, jumlah konsumsi kedelai, jumlah populasi, dan jumlah impor kedelai tahun sebelumnya sebesar 99.55 persen. Sedangkan sisanya sebesar 0.45 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil pendugaan parameter jumlah impor kedelai Indonesia dapat dlihat pada tabel 10. Tabel 10. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Jumlah Impor Kedelai Indonesia Elastisitas Variabel Koefisien Dugaan t hitung Probabilitas Pendek Panjang Nama Variabel In PW QK C POP LIK -158584 -69.76788 -0.959292 0.947030 0.001500 -0.045577 -1.282 -1.427 -24.372 23.203 1.516 -1.217 0.2125 0.1670D 0.0001A 0.0001A 0.1431C 0.2358 -0.08 -1.96 2.88 0.52 -0.08 -1.88 2.75 0.49 Intersep Harga kedelai internasional Jumlah produksi kedelai Konsumsi kedelai Jumlah populasi Lag jumlah impor kedelai R-Sq R-Sq Adj F-StatF-hit D.W. Stat D.h 0.9955 0.9945 1019.667 2.410 -1.127 Dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 1019.667 yang lebih besar dari F tabel sebesar 2.78 pada taraf nyata lima persen. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel-variabel eksogen dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap impor kedelai Indonesia. Berdasarkan hasil uji t dapat terlihat bahwa variabel harga kedelai internasional berpengaruh nyata pada taraf nyata dua puluh persen, sedangkan jumlah populasi berpengaruh nyata pada taraf nyata lima belas persen. Variabel lain yaitu jumlah produksi kedelai dan konsumsi kedelai berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen. Koefisien dugaan variabel harga kedelai internasional adalah sebesar - 69.76788 artinya setiap kenaikan harga kedelai internasional sebesar satu rupiah per kilogram maka jumlah impor kedelai akan turun sebesar 69.76788 ton, sebaliknya bila harga kedelai internasional turun sebesar satu rupiah perkilogram maka jumlah impor kedelai akan naik sebesar 69.76788 ton, cateris paribus. Harga kedelai internasional bersifat inelastis baik jangka pendek dan panjang, yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.08 dan nilai elastisitas jangka panjang sebesar -0.08. Pemerintah akan mengimpor kedelai dari negara lain apabila harga kedelai internasional lebih murah dari harga kedelai domestik sehingga masih memperoleh keuntungan. Nilai koefisien dugaan variabel produksi kedelai sebesar -0.959292 artinya apabila produksi kedelai Indonesia naik sebesar satu ton maka jumlah impor kedelai akan turun sebesar 0.959292 ton, sebaliknya apabila produksi kedelai turun sebesar satu ton maka jumlah impor kedelai akan naik sebesar 0.959292 ton, cateris paribus. Jumlah impor kedelai responsif terhadap perubahan jumlah produksi kedelai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai elastisitasnya baik jangka pendek -1.96 dan jangka panjang -1.88. Artinya jika jumlah produksi kedelai Indonesia meningkat sebesar satu persen maka jumlah impor kedelai akan turun sebesar 1.96 persen dalam jangka pendek dan 1.88 persen dalam jangka panjang. Hal ini jelas terlihat dari trend produksi kedelai yang menurun sejak tahun 1999, yang sangat berdampak terhadap jumlah impor kedelai yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Variabel jumlah konsumsi memiliki nilai koefisien dugaan sebesar 0.947030 artinya jika terjadi kenaikan jumlah konsumsi kedelai sebesar satu ton maka jumlah impor kedelai akan meningkat sebesar 0.947030 ton, sebaliknya jika terjadi penurunan jumlah konsumsi kedelai sebesar satu ton maka jumlah impor kedelai akan menurun sebesar 0.947030 ton, cateris paribus. Berdasarkan nilai elastisitasnya maka dapat dilihat bahwa jumlah impor kedelai responsif terhadap perubahan jumlah konsumsi kedelai yang ditunjukkan dengan nilai elastisitas jangka pendek sebesar 2.88 dan nilai elastisitas jangka panjang sebesar 2.75. Artinya jika jumlah konsumsi kedelai meningkat sebesar satu persen maka jumlah impor kedelai akan meningkat sebesar 2.88 persen dalam jangka pendek dan 2.75 persen dalam jangka panjang. Perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan permintaan dan penawaran suatu negara. Apabila persediaan suatu barang di suatu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan dalam negeri, negara tersebut dapat mengimpor dari negara lain. Nilai koefisien dugaan variabel jumlah populasi penduduk adalah sebesar 0.0015, artinya apabila jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar satu juta jiwa maka jumlah impor kedelai akan meningkat sebesar 0.0015 ton, sebaliknya apabila jumlah penduduk berkurang sebesar satu juta jiwa maka jumlah impor kedelai Indonesia akan turun sebesar 0.0015 ton. Berdasarkan nilai elastisitas maka jumlah impor kedelai tidak responsif terhadap perubahan jumlah populasi penduduk Indonesia dengan nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.52 dan jangka panjang sebesar 0.49.

5.2.6. Harga Kedelai Impor Indonesia