Variabel produktivitas tidak berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai domestik. Selain itu nilai elastisitasnya menunjukkan bahwa harga riil kedelai
domestik tidak responsif terhadap perubahan produktivitas baik jangka pendek 0.42 maupun jangka panjang 0.69. Hal ini disebabkan produktivitas cenderung
stagnan, selain itu harga kedelai domestik relatif lebih dipengaruhi oleh harga kedelai impor, dimana jika jumlah impor kedelai naik, maka harga kedelai impor
akan turun dan mengakibatkan turunnya harga rill kedelai domestik. Peubah bedakala berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai domestik
dengan nilai koefisien dugaannya sebesar 0.389119. Artinya jika terjadi peningkatan harga kedelai domestik pada tahun sebelumnya sebesar satu rupiah
perkilogram maka harga riil kedelai domestik akan naik sebesar 0.389119 rupiah perkilogram. Sebaliknya jika terjadi penurunan harga riil kedelai domestik tahun
sebelumnya sebesar satu rupiah perkilogram maka harga riil kedelai domestik akan turun sebesar 0.389119 rupiah perkilogram, cateris paribus.
5.2.4. Harga Kedelai Di Tingkat Produsen
Nilai koefisien determinasi dari model harga kedelai di tingkat produsen adalah sebesar 0.5990. Artinya keragaman dari variabel endogen mampu
diterangkan oleh variabel-variabel eksogen di dalam model yakni jumlah produksi kedelai, jumlah impor kedelai, jumlah konsumsi kedelai, dummy monopoli Bulog,
dan harga kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya sebesar 59.90 persen. Sedangkan sisanya sebesar 40.1 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain di luar
model. Hasil pendugaan parameter harga kedelai di tingkat produsen dapat dilihat
pada tabel 9. Dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 6.870
yang lebih besar dari F tabel sebesar 2.78 pada taraf nyata lima persen. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel-variabel eksogen dalam model secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai di tingkat produsen. Tabel 9. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Harga Kedelai di Tingkat
Produsen
Elastisitas Variabel Koefisien
Dugaan t
hitung
Probabilitas Pendek Panjang
Nama Variabel In
QK IK
C DB
LPD 724.72244
-0.001237 -0.001210
0.001180 216.81887
0.199238 4.035
-1.505 -1.425
1.439 2.196
1.480 0.0005
0.1460C 0.1675D
0.1637D 0.0384A
0.1525D -1.22
-0.58 1.73
-1.52 -0.72
2.16 Intersep
Jumlah Produksi kedelai
Jumlah impor kedelai
Konsumsi kedelai Dummy monopli
BULOG Lag harga kedelai
di tingkat produsen
R-Sq R-Sq Adj
F-StatF-hit D.W. Stat
D.h 0.5990
0.5118 6.870
2.034 -1.329
Melalui uji t dapat terlihat bahwa variabel jumlah produksi kedelai berpengaruh nyata pada taraf nyata lima belas persen, sedangkan jumlah impor
kedelai, jumlah konsumsi kedelai, dan harga riil kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya barpengaruh nyata pada taraf nyata dua puluh persen, dan variabel
dummy monopoli BULOG berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen.
Koefisien dugaan variabel jumlah produksi kedelai Indonesia adalah sebesar -0.001237. Artinya setiap kenaikan jumlah produksi kedelai sebanyak satu
ton maka harga riil kedelai di tingkat produsen akan turun sebesar 0.001237 rupiah per kilogram, sebaliknya jika terjadi penurunan jumlah produksi kedelai
sebesar satu ton maka akan menyebabkan penurunan harga riil kedelai di tingkat produsen sebesar 0.001237 rupiah per kilogram, cateris paribus. Jumlah produksi
kedelai Indonesia bersifat elastis baik jangka pendek -1.22 maupun jangka
penjang -1.52. Artinya jika jumlah produksi kedelai naik sebesar satu persen, cateris paribus
, maka harga riil kedelai di tingkat produsen akan turun sebesar 1.22 persen dalam jangka pendek dan 1.52 persen dalam jangka panjang.
Nilai koefisien dugaan jumlah impor kedelai Indonesia adalah sebesar - 0.001210, artinya apabila jumlah impor kedelai naik sebesar satu ton maka harga
riil kedelai di tingkat produsen akan turun sebesar 0.001210 rupiah per kilogram, sebaliknya apabila jumlah impor kedelai turun sebesar satu ton maka harga riil
kedelai di tingkat produsen akan naik sebesar 0.001210 rupiah per kilogram, cateris paribus.
Berdasarkan nilai elastisitasnya maka harga riil kedelai di tingkat produsen tidak responsif terhadap perubahan jumlah impor baik dalam jangka
pendek -0.58 maupun dalam jangka panjang -0.72. Nilai dugaan variabel jumlah konsumsi kedelai Indonesia sebesar
0.001180, artinya apabila jumlah konsumsi kedelai bertambah sebesar satu ton maka harga riil kedelai di tingkat produsen akan meningkat sebesar 0.001180
rupiah per kilogram, sebaliknya jika jumlah konsumsi kedelai menurun sebesar satu ton, akan menyebabkan turunnya harga riil kedelai di tingkat produsen
sebesar 0.001180 rupiah per kilogram, cateris paribus. Harga riil kedelai di tingkat produsen responsif terhadap perubahan jumlah konsumsi kedelai baik
dalam jangka pendek 1.73 dan jangka panjang 2.16. Artinya jika jumlah konsumsi kedelai meningkat sebesar satu persen, cateris paribus, maka harga riil
kedelai di tingkat produsen akan meningkat sebesar 1.73 persen dalam jangka pendek, dan 2.16 persen dalam jangka panjang.
Variabel dummy
BULOG juga berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai di tingkat produsen dengan nilai koefisien dugaan yang positif,
menunjukkan bahwa dengan adanya monopoli kedelai oleh Bulog akan menyebabkan harga riil kedelai di tingkat produsen meningkat. Pada era
perdagangan bebas, Bulog tidak lagi memonopoli kedelai, sehingga harga impor kedelai semakin rendah. Akibatnya banyak industri tahu dan tempe yang
menggunakan kedelai impor. Hal ini mengakibatkan lesunya produksi kedelai lokal.
Selain faktor-faktor di atas, variabel lain yang juga berpengaruh nyata adalah harga riil kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya. Dengan nilai
koefisien dugaan sebesar 0.199238, yang berarti jika terjadi peningkatan harga riil kedelai di tingkat produsen sebesar satu rupiah per kilogram akan menyebabkan
peningkatan harga riil kedelai di tingkat produsen sebesar 0.199238 rupiah per kilogram, sebaliknya jika terjadi penurunan harga riil kedelai di tingkat produsen
tahun sebelumnya sebesar satu rupiah per kilogram akan mengakibatkan menurunnya harga riil kedelai di tingkat produsen sebesar 0.199238 rupiah per
kilogram, cateris paribus.
5.2.5. Jumlah Impor Kedelai